Suara raungan disertai tangisan tergugu menggema di koridor rumah sakit. Dua suster membantu mendorong brankar yang di atasnya ada seorang wanita yang baru saja mengalami kecelakaan. Dua suster tersebut merasa heran melihat pasien tersebut yang masih memiliki tenaga berteriak keras padahal darah mengalir di kaki dan juga kepalanya terluka parah.
Patah tulang yang wanita itu alami akibat kecelakaan mobil.
Tangisan tergugu terdengar sepanjang koridor hingga masuk ke ruang IGD.
Auri, sang korban kecelakaan begitu takut jika hari ini adalah hari terakhirnya berada di dunia, padahal ia belum menebus dosa-dosanya yang entah berapa banyak. Yang penting menurutnya ia memiliki banyak dosa, daripada amalan baik.
Seketika ia mengingat perkataan yang pernah ia dengar saat ikut kajian bersama ibunya. Katanya jika manusia telah mengingat dosa maka ajal sebentar lagi menjemput.
Auri kembali meraung, antara sakit di kepala serta kakinya dan juga rasa takut akan kematian membuatnya semakin menangis.
Penglihatan Auri semakin buram akibat air matanya yang meluap bagaikan mata air yang baru saja dibor. Perlahan ia melihat seberkas cahaya putih.
Dengan cepat Auri menggeleng, berkata dalam hati agar malaikat maut tidak datang menjemputnya sekarang. Mengelak jika cahaya putih tersebut adalah cahaya yang berasal dari malaikat maut.
Hingga ia dapat melihat jelas malaikat maut yang akan menjemputnya. Auri pun pasrah. Dalam hati mengucapkan kata maaf pada semua orang tercinta.
Pertama, Kolonel (Purn) Darakutni yang selalu ia bohongi setiap kali ia ingin melakukan sesuatu yang ditentang. Bahkan menentang kemauan Pak Darakutni yang menginginkan dirinya untuk menjadi seorang prajurit atau dokter, tapi ia malah memilih menjadi fotografer.
Kedua, Sang Menteri Keuangan dalam keluarganya. Ibu Maharani Yang Terhormat. Sering kali ia mencuri uang Ibu Menteri Keuangan ataupun korupsi jika disuruh membeli sesuatu maka ia akan memasang harga dua kali lipat dari barang tersebut.
Ketiga, sang auman singa. Letnan Satu Kailene Darakutni yang tak ingin dipanggil, 'Bang Kai'. Abang yang selalu ia buat marah karena kelakuannya yang selalu memberontak. Bahkan ia selalu mengambil paksa baju kaos Bang Kai jika kakaknya tersebut membeli baju baru. Begitupun jaket dan topi. Kalau saja mereka satu ukuran kaki, ia mungkin juga mengambil sepatu kakaknya
Keempat, para teman-temannya. Karena jika salah satu di antara mereka tidak berkumpul maka ia akan membicarakan semua kejelekan bahkan menambahkan bumbu agar semakin seru untuk didengar.
Auri ingin minta maaf pada mantan, tapi ia kembali ingat jika ia tak pernah pacaran. Maka ia hanya ingin meminta maaf pada para korban yang pernah ia berikan harapan palsu. Sebenarnya bukan keinginannya, tapi karena larangan pacaran dari Pak Darakutni serta Bang Kai yang ikut-ikutan posesif.
Dan satu lagi, ia memiliki hutang pada dua temannya. Mudah-mudahan saja kedua orang tuanya membayarnya agar ia tenang di alam sana.
Sosok yang ia duga malaikat maut semakin dekat....
Lebih dekat lagi....
Hingga nampaklah sosok tersebut.
Tinggi. Rambut hitam di sisir rapi. Alis yang lumayan tebal. Mata sipit. Hidung mancung. Bibir merah alami. Wajah mulus. Kulit putih yang mengalahkan warna kulitnya.
Telinga Auri menangkap suara agak samar-samar. Auri kira kalimatnya adalah 'Saya datang untuk menjemput roh kamu'. Namun, saat semakin mempertajam pendengarannya...
"Kamu bisa mendengar saya?"
Dan samar-samar ia juga mendengar suara di sekitar, tapi ia tetap fokus pada sosok di hadapannya. Suaranya yang begitu berat. Sama sekali tidak menakutkan. Berarti....
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Crazy
ChickLit》Love Makes Series 4《 • • • Hari itu merupakan hari tersial bagi sosok Auristela Darakutni. Ia mengalami kecelakaan hingga mengalami patah tulang di bagian kaki. Hari itu dalam keadaan sadar saat berada di rumah sakit, ia meraung sakit menangis hist...