17. Phantom

1.2K 188 26
                                    

Aku berlari turun dari tangga lantai dua kediaman Alphaeus, dengan rambut ikat kuda yang dibautkan oleh Roseria Brand aku merasa lebih segar pagi ini. demamku sudah sepenuhnya hilang dan tubuhku sudah kuat kembali.

Aku juga mendengar kabar bahwa Izekiel pulang ke kediaman kemarin sore, hanya saja aku belum melihatnya karna sakit. Entah kalau memang dia yang berada didekatku kemarin malam.?

Aku akhirnya menginjakkan kaki di taman bunga duke ini, menghirup udara segar dan menikmati cahaya mentari pagi. Oh ya, cahaya matahari sekarang ini kan baik untuk tubuh, hehe.

" Nona Magritha. Selamat pagi Nona, bagaimana kabar Nona hari ini??"
Aku menoleh ke samping dan mendapati seorang Anna beserta pelayan lainnya. Mereka memberi salam kepadaku dan aku menjawabnya dengan sangat senang.

" Kabarku baik, aku rasanya sudah sangaaaat sehat. Dan ini berkat Anna" dia seketika tersenyum hangat dan terkekeh kecil, bagaimanapun sekarang rasanya aku sangat suka memuji orang.

" Izekiel ada dimana??" dan jangan lupa menanyakan kabar kakakku yang ganteng itu, Anna pasti tau.

" Tuan Muda? Dia mungkin lagi ergi ke taman Nona"

" Terima kasih banyak Anna"

Taman? Hehh dia pasti rindu berat pada tamannya itu. baru setahun di Arlanta, sudah kangen taman ya. Tunggu? Taman? Jangan bilang taman yang....

Dia menunggu Athanasia lagi???

Aku baru ingat, dia bilang kan waktu di webtoon kalau dia selalu menunggu Athanasia jatuh lagi dari langit ditaman itu. kok aku bisa lupa ya? Dan mengapa juga lah si Izekiel nungguin itu. emangnya gak ada kerjaan lain apa? Toh Athanasia juga gak bakalan nongol sekarang.

Gak bisa dibiarin nih, aku harus bisa membuat Izekiel menghilangkan harapan palsunya itu. Athanasia itu milik Lucas dan tak ada yang boleh menyukai Tuan putri kecuali Lucas. Lihat saja...




Di dalam kamarku, aku mendengar pintu kamar di ketuk pelan oleh seseorang. Aku yakin itu adalah Izekiel, karna aku meminta Anna untuk memanggil Izekiel beberapa waktu lalu

" Zenith, apa aku boleh masuk?" Aku mendengar suaranya dan mempersilahkan dia masuk ke kamarku. Dia tak berjalan terlalu ke dalam ruangan, dia hanya berdiri di dekat pintu masuk sembari tersenyum kecil

" kakak dari mana saja?"

" Aku hanya mencari udara segar sebentar.."


Tak seperti jawaban dari Anna, izekiel melontarkan kata-kata yang jauh berbeda dari yang aku dengar. Aku menatap lekat Izekiel yang sekarang seperti berdiri canggung, matanya sesekali melirik ke arah lain. aku tak yakin, tapi sepertinya ada yang dia tutupi.

Sekarang laki-laki yang berdiri di depanku ini tengah memakai pakaian warna hijau muda dengan balutan pita berwarna putih di bagian dadanya. Seperti anggota kebengsawanan pada umumnya, Izekiel tampak sangat elegan. Padahal dia masih kecil, Huh

" Kakak ke taman ya..?" Ujarku lagi dan memutar posisi dudukku menghadap dirinya sepenuhnya. Sekarang aku tengah duduk di dekat meja belajarku di kamar.

" Darimana kamu tau??"

" Anna yang bilang.."

Aku kemudia berdiri dan membereskan buku-buku yang aku baca tadi, llalu berjalan mendekat ke arahnya. Aku ingin menanyakan sesuatu saat ini, aku rasa aku punya hak untuk menanyakannya deh


" Kak Izekiel..."

" Apa..???"

" Apa kau...tengah menunggu Gadis berambut Pirang??"

Dia tersentak, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa dia kini sedang terkejut. Aku rasa dia sangat terkejut karena aku mengetahui rahasianya ditaman. Aku menatap wajahnya lekat, Iris platinumnya bergetar kencang dan Aku dapat merasakan bunyi detak jantungnya. Sekarang posisi kami sangatlah dekat, bahkan saking dekatnya aku dapat merasakan nafasnya yang dia tahan, semakin aku maju ke depan, Izekiel turut mundur ke belakang, maju dan mundur hingga akhirnya aku dapat melihat Izekiel yang terhenti karena di belakangnya tembok. Seluruh tubuhnya tersandar ke tembok di belakang.

" Ze-Zenith, apa kau, Sudah sembuh??" Dia tersenyum kecut kearahku, cih senyum yang dipaksakan.

TAP!!!

" Kalau kau masih menunggu gadis itu, aku akan membunuhmu..!!"

Aku mengangkat sebelah tanganku dan menghalanginya untuk pergi ke luar kamar, aku sebenarnya lagi mengancamnya sih supaya gak lagi suka ama Athanasia, tapi...

" Kenapa wajahmu merah gitu? Kau sakit?? Apa sakitku kemarin menular??" wajahnya sangat merah Ya tuhann. Aku kembali memposisikan badanku seperti semula lalu berusaha menyentuh dahinya Izekiel. Kalau sampai dia demam juga, kembali ke Arlanta akan dibatalkan, bisa gawat.

Izekiel hanya meminta izin untuk pulang ke Obelia karna ada keperluan dan mengambil barang-barang yang tertinggal, setelah itu dia akan kembali ke Arlanta tepatnya besok.


" Nona Magritha..!!!"

Izekiel tak menjawab pertanyaanku, wajah cemberut kembali aku pasang dan aku juga mendengar seseorang memanggilku dari bawah. Entah siapa yang memanggilku secara teriak-teriak begitu juga..

Aku tau kalau aku ini hanya seorang ponakan Duke, tapi tidak bisakah kalian memperlakukan aku seerti putri? Teriak-teriak begitu bukan tipikal ku. Ibuku saja kalau memanggilku selalu lemah lemb-
Ahh, Ibu. Aku jadi ingat mimpi malam itu lagi. ck

" Ya.. ada ap-"

Aku seketika terhenti setelah melihat beberapa orang berdiri di lantai bawah. Aku yang hampir selesai menuruni tangga beraklih fokus pada sosok anak laki-laki yang berdiri di barisan terdepan rombongan itu. di sampingnya juga ada Duke Alphaeus.

Aku beradu tatap dengan anak itu, bukan anak lebih tepatnya laki-laki karna dia lebih besar dariku. Tapi anehnya, aku rasanya pernah bertemu dengannya cuman dimana ya??

" Zenith, perkenalkan. Ini anak Duke Wilson teman kerabat saya. Namanya Keito Barack Wilson." Paman mengenalkan orang itu kepadaku dengan sangat senang.

" Keit..to??"



KYAAAAA....

SI BOCAH YANG MMENERTAWAKANKU DI KOTA WILSON???

ANAK ITU??
MENGAPA DIA ADA DI..

" Dia akan menjadi lawan bicaramu mulai sekarang, Zenith. Beri salam pada anggota Duke Wilson"

TEMANKU??
YANG AKAN MENGGANTIKAN IZEKIELL?? KAU GILAAAA

" Oh Keito, kau ada disini??"

" Salam Tuan Muda.."

Aku menoleh ke arah Izekiel yang turun dari tangga, sepertinya mereka cukup untuk saling mengenal. Dan jika ddilihat dari raut wajah Izekiel dia cukup senang dengan kedatangan anak itu. aku kembali menaiki tangga dan memegang lengan Izekiel kuat lalu berdiri di belakang tubuhnya.

" kakak, kau kenal dia? Apa dia jahat??" Bisiskku ke Izekiel dan dibalas dengan kekehan kecil. Lalu dia menuntunku turun dari tangga lalu menghampiri anak itu.

" Salam Keito, perkenalkan ini Adikku Zenith Magritha. Dia sangat pemalu, tetapi kalau sudah akrab, ya begitulah.."

Aku akan mengatakannya padamu Izekiel, pemalu dari mana? Sifat asliku sudah terlihat olehnya di kota wilson kemarin. Dan bahkan, aku sudah hampir mematahkan tulang lengannya. Mati aku, Huaa bolehkah aku pergi saja??Hiks.

" Salam Nona Muda, saya Keito dari keluarga Wilson" bahkan dia berpura-pura tak mengenalku sekarang..

Jangan bilang kau datang untuk balas dendam terhadap kelancanganku memukulmu di kota wilson ya Keito. Awas saja kalau iya.. Hikss








LADY MAGRITHA
Suddenly i became a princess Chimera

LADY MAGRITHA, ( Suddenly i Became a Princess, Chimera)  TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang