29. Kegelapan kecil

949 146 5
                                    



Zenith PoV

Aku berjalan kembali menaiki tangga menuju kamarku, detak jantungku masih tak karuan mengingat betapa lancangnya aku tadi terhadap Izekiel. Merindukanku? Dia? Izekiel Alphaeus??

Ahh, betapa bodohnya aku menanyakan hal itu. mana mungkin Izekiel rindu pada gadis yang bukan siapa-siapanya dia. Sadarlah Zenith, sadar!! Kau mengharapkan sesuatu yang tidak bisa kau capai,.



"Nona Magritha..."

Aku membalikkan badanku ketika seseorang memanggil dari belakang. Suaranya tidaklah asing dan tentu saja aku sangat mengenalnya. Orang yang sudah bersamaku dari kecil, Rose.

" Nona Magritha, anda kemana saja.? Saya sangat khawatir karena tidak melihat anda seharian ini" ujar Rose kepadaku sembari memegang wajahku. Memangnya apa yang terjadi hingga kalian secemas ini? heheh

" Aku disini kok Rose, aku latihan dansa di taman belakang." Balasku untuk menenangkan wanita di depanku ini. Terlihat bahwa dia tidak sepenuhnya percaya akan jawabanku.

" Bagaimana mungkin latihan dansa? Saya tidak menemukan anda dimanapun Nona.." Ujarnya lagi dan melepaskan rangkulan tangannya dari wajahku. Seketika aku memegang tangannya dan tersenyum tipis.

" Maafkan aku karena membuatmu khawatir. Lain kali aku akan memberitahumu dulu." Ujarku dan dibalas anggukan pelan dari Rose. Dia memang seperti Ibuku, tetapi terkadang dia lebih seperti seorang temanku. Kepribadian yang luar biasa.




Dulu aku juga memiliki teman yang seperti itu, bukan didunia ini tetapi didunia sebelumnya. Dia begitu baik, sangat baik hingga aku menganggapnya sebagai seorang sahabat sejati. Dia khawatir ketika aku kehujanan, atau terlambat pergi sekolah. Dia bahagia ketika aku mendapat peringkat dua. Dan dia marah ketika aku sakit atau terluka sedikit saja. Bahkan dia lebih perhatian daripada ibuku.
Bahkan, kami masih bersama hingga SMA, dia duduk disampingku waktu dikelas. Dia menjadi seorang murid yang begitu pintar untuk seorang gadis biasa. Hanya saja, persahabatan kami hanya sampai disana. aku tidak tau masalah apa, yang jelas dia pergi meninggalkanku setelah meminta izin unuk berangkat ke luar negri. Pergi untuk selamanya.

Beberapa waktu lalu, aku menganggap dunia ini adalah alam lain. aku sudah mati dan akhirnya aku kembali bertemu dengan temanku itu. tetapi bukan sebagai teman, melainkan sebagai orang yang mengasuhku dan merawatku. Entahlah, mungkin seperti

Reinkarnasi?
Seperti itulah mungkin.

" Nona.. saya akan menyiapkan air untuk mandi anda, sebelum itu anda dapat meminta pelayan untuk menyiapkan makanan kesukaan anda."

Rose kembali mengeluarkanku dari lamunan, yah tentu saja yang tadi itu hanya ingatan belaka. Sekarang semuanya sudah berbeda, bahkan aku tidak mengenal dengan baik dunia ini. sepertinya aku terlempar begitu jauh dari negara asalku.
Aku menatap Rose lalu tersenyum. Raut wajah Rose terlihat begitu tenang saat ini. aku rasa dia sudah tidak khawatir lagi akan masalahku yang tadi. Semuanya sudah kembali aman kan?

Malam ini sangat dingin, tapi tubuhku masih saja berkeringat walau jendela kamarku sudah aku buka. Beralih menatap sekeliling, aku melihat suasana kamarku yang sunyi. Tidak ada apapun, tidak ada kebisingan bahkan tidak ada yang duduk di kursi tamuku. Padahal biasanya juga seperti ini, tetapi entah mengapa sekarang rasanya sedikit berbeda, seolah-olah mereka semua menggambarkan kepadaku apa itu kesunyian yang sebenarnya.
Suara detingan jam, air yang melantun dari danau sana, suara angin yang tengah meniup dedaunan, serta sesekali ajing yang menggonggong dekat gerbang Mansion membuatku seketika merinding. Padahal aku baru saja kembali dari situ, berapa waktu lalu semuanya masih sedikit ramai dikepalaku. Tetapi kini semuanya sunyi.

LADY MAGRITHA, ( Suddenly i Became a Princess, Chimera)  TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang