60. 🍂FINALLY FOUND

475 78 20
                                    


Jangan lupa meninggalkan jejak

Izekiel berlari menuju sebuah istana megah di Obelia. Dengan tubuh yang masih dibaluti perban, Pria itu tak memikirkan apapun sekarang. Matanya masih fokus pada sebuah balkon yang terlihat sudah tak bercahaya lagi

Zenith masih berada di istana. Entah apa yang dipikirkan gadis itu, tetapi dia tak kunjung pulang. Dia benar-benar sudah membuat masalah didalam kekaisaran, jika Kaisar tau akan hal ini semuanya akan jadi tambah rumit

Apa yang dipikirkan gadis itu? Mengapa dia bertahan disana?

Gerutu Izekiel dalam hati.

Pria itu tak menghiraukan para dayang, bahkan sekarang tidak ada yang melarangnya masuk kedalam Istana Emerald.

Kemana para prajurit, panglima atau siapapun Izekiel tidak tau.

Tubuhnya berhenti tepat pada sebuah ruang yang biasa Zenith tempuh disaat dirinya dipanggil Claude. Ruangan itu sunyi, tapi Izekiel yakin bahwa gadis itu berada didalam sekarang.

Izekiel menggenggam gagang pintu dengan kuat, dan mendorongnya ke dalam. Akhirnya pintu itu terbuka, memperlihatkan sosok gadis yang sekarang masih berdiri didekat jendela balkon yang tertutup

Dia tengah menatap keluar, Izekiel hanya melihat punggung kecil milik Zenith sekarang.

Dengan mengumpulkan keberanian, Izekiel mulai memanggil gadis itu.

" Zenith..Kenapa kau masih disini?"
Suara lembut Izekiel menggema diruangan itu, membuat Zenith tersadar dan berbalik menghadap Izekiel.

" Ah, Kak Izekiel"

Deg...

Izekiel terdiam, matanya membulat seiring dengan seutas senyum yang mekar diwajah Zenith Magritha.

Zenith mengalami hal itu lagi? Dia berubah lagi? Izekiel tak percaya bahwa itu benar-benar akan terjadi sekarang

" Zenith, mari pulang. Kau tidak bisa berada disini lama-lama" Tutur Izekiel lagi,namun mendapat respon gelengan dari Zenith

" Tidak, aku akan menunggu Tuan putri Athanasia kembali"

Gadis itu kembali memutar tubuhnya dan menghadap balkon.

" Zenith, hentikan semua ini. Jangan melakukannya lagi. Itu sudah cukup"

" Belum, kakak terluka gara-gara dia. Dia harus mendapatkan balasan atas hal itu"

" Tapi aku sudah sehat. Aku sudah sadar!"

Izekiel bergerak maju mendekati Zenith, menarik tubuhnya untuk menatapnya dan menggenggam bahu gadis itu dengan kuat.

" Zenith,sadarlah! Kau bukan Zenith yang aku kenal. Kembalilah seperti semula!"

Keduanya terdiam, baik itu Izekiel atau Zenith hanya saling memandang tanpa memberikan reaksi apapun.

Dari sudut matanya, Izekiel dapat melihat permata yang bersinar didepannya. Namun tak seperti malam itu, pertama itu kini sedikit lebih gelap walau terkena sinar rembulan.

" Kau mengalami luka, kau tak sadarkan diri. Dan aku harus diam begitu saja? Bahkan aku hanya bisa menangis diatas jurang itu ketika melihatmu jatuh. Aku tidak bisa..Hiks, aku tidak bisa menenangkan diriku sendiri Izekiel. Hiks"

Sebuah tangis pecah diruangan itu. Zenith yang sempat menahan rasa bahagianya karena mengetahui Izekiel telah sadar kini menjadi sedih dan yang bisa ia keluarkan hanyalah Isak tangis.

Dia benci, dia marah, namun disela itu dia juga sedikit takut.

" Itu bukan salahmu, itu bukan salah siapa-siapa. Itu kecelakaan"

LADY MAGRITHA, ( Suddenly i Became a Princess, Chimera)  TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang