25. Athanasia

1.2K 172 10
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Aku berjalan menelusuri taman Istana Ruby, beberapa hari ini Lucas sering pergi dan muncul secara tiba-tiba. Dia lebih banyak menghabiskan waktu untuk pekerjaannya daripada membantuku berdansa.
Menggunakan manusia tiruan?? Ini bahkan lebih kejam dari penghinaan!!

Tadi aku melihatnya berjalan di taman sini sendiri, aku yakin Lucas juga masih berada di taman Istana Ruby. Dia belum pergi ke menara sihir kan??

" Lucas!! Lucas...??" Aku terus memanggil namanya berharap dia menemuiku. Tapi sepertinya dia tidak ada disini lagi. haruskah dia pergi disaat aku ingin meminta bantuannya? Dia hadir ketika aku sedang ingin mencincang tubuhnya, menyebalkan.

" Tuan Putri, sepertinya Tuan penyihir tidak ada disini. Apakah kita kembali?"

Dari belakang Lily memanggilku dan memintaku untuk kembali ke dalam Istana. Saat ini aku tengah pergi keluar bersama Lily dan beberapa dayang lainnya. Claude tidak membolehkanku pergi sendiri mengingat Debutanteku akan dilaksanakan empat minggu lagi
Keamanan disekitarku diperketat, bahkan penjaga Istana yang semula hanya beberapa orang sekarang menjadi puluhan orang. Claude khawatir akan ada beberapa kejadian tak terduga yang akan menimpaku jika tidak diperketat keamanan. Mengingat bahwa undangan Debutanteku sudah disebar ke seluruh penjuru Obelia.

" Baiklah Lily, aku rasa Lucas sangat sibuk hari ini" apalah daya bagiku yang hanya seorang gadis biasa. Aku tidak tau apa pekerjaan yang sebenarnya dilakukan Lucas saat ini.

Memilih untuk kembali ke Istana Ruby, aku memutuskan untuk mengubah arahku menuju Istana Garnet. Aku ingin bercengkrama sebentar dengan papa kesayanganku. Walau dia sibuk biasanya dia akan lebih memilihku daripada pekerjaannya.

Aku berjalan di aula istana Garnet bersama beberapa pengawal dibelakangku, Lily memilih untuk tinggal di Istana Ruby karna ada beberapa pekerjaan yang ingin diselesaikannya. Jadi aku pergi dengan pengawal yang lain.
Tak memerlukan waktu lama, aku akhirnya melihat pintu besar berwara coklat yang adalah jalan masuk menemui Claude. aku yakin dia tengah berada di meja kerjanya dengan tumpukan kertas-kertas putih.

Aku mengetuk pintu beberapa kali, dan langsung membukanya. Lalu aku berlari menuju Claude yang tengah melihatku dengan wajah datar.

" Papa...!!!" Teriakku sembari berlari

" Hahh, sudah berapa kali aku bilang jangan berlari, nanti kau jatuh baga-"

SSSST..

Aku menghentikan omelan ayahku dengan menaruh telunjukku di bibirnya, seketika ddia menjadi tertegun dan terdiam. Aku dan Felix hanya bisa menahan tawa sedalam mungkin agar tidak menjadi mangsa dari singa yang ganas ini.

" Aku ingin cepat bertemu papa, makanya berlari. Aku janji deh tidak akan terjatuh" Ujarku lalu mengambil sebuah kursi dan duduk di depannya. disamping Claude sudah ada Felix yang selalu menemani, terkadang ketika Claude membutuhkan sesuatu maka Felixlah yang disuruh mengambilnya.

" Kenapa kau datang?" Ujar Claude padaku tanpa melirik sedikitpun. Tipikal yang mudah dibaca.

" Athy kangen papa, hehe"

Aku dapat melihat dari raut wajahnya dia sangat senang dengan jawabanku, aku sangat bahagia melihat respon papa yang seperti itu. aku bersyukur karna dia tak memberikan tatapan mematikannya.

" Papa Sibuk?" Tanyaku lagi disela-sela kerjanya

" Bagaimana kelihatannya??" balasan yang cepat.

" Yahh, papa sibuk, padahal aku ingin bermain dengan papa. Tapi nanti saja kan? Selesaikan dulu tugas papa siap itu aku akan kembali lagi"

LADY MAGRITHA, ( Suddenly i Became a Princess, Chimera)  TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang