44. Your Ocean?

652 95 5
                                    


Athanasia PoV



BRUKK...

Aku terhempas ke tanah setelah melihat kejadian yang sangat mengejutkan itu.

Para pria itu..mereka semua hampir tidak bernyawa didepan mataku. Jika saja teriakan ku tidak kesampaian, mungkin hanya akan tinggal cangkang kosong yang tak bernafas lagi.

Aku begitu syok melihat sosok didepanku yang tidak kusangka, dapat melakukan hal ini. Sungguh..

" Zenith..."

Aku berusaha menggapai bahunya yang bergetar, aku tau saat ini Zenith juga takut dengan apa yang dilakukannya, namun itu bukanlah salahnya. Dia pasti melakukan itu karena melindungiku dan juga anak kecil itu.

Beberapa waktu lalu, aku telah menyaksikan perlawanan yang begitu hebat didepanku. 6 orang pria yang membawa senjata berjenis pisau menggunakannya untuk menyerangku dan Zenith. Mereka juga memasukkan aliran Manna ke dalam pisau itu agar dapat tajam dan menusuk siapa saja yang ada didepannya, bahkan mereka meletakkan racun diujung pisau yang jika tergores sedikit saja, orang itu akan lumpuh dan tak sadarkan diri lagi.

Sebenarnya dengan racun seperti itu, aku dapat menyembuhkan korban lagi dengan sihirku, tetapi melihat betapa cepatnya gerakan penyerangan mereka jika kita lengah maka kita akan terluka.

Tapi tak aku sangka, Zenith lah yang mengambil alih pertahanan itu. Menyuruhku untuk mundur dan membiarkannya untuk melindungiku. Bahkan belum sempat aku menggunakan sihir Mereka sudah menyerang dan

BRAKK..

Zenith berhasil menangkap serangan lawan dan membalikkannya sehingga orang itulah yang terluka. Hanya saja, aku begitu ketakutan disaat Zenith hilang kendali, dia melukai semuanya, menyerang orang-orang itu dengan brutal dan bahkan hampir saja membunuh mereka.

" Zenith...."

" A-Athanasia..."

Saat ini, aku mendengar pertama kalinya dia memanggilku tanpa sebutan Tuan putri. Wajahnya yang sedikit pucat dan mata yang berkaca-kaca membuatku dengan sigap memeluknya. Aku tau, aku juga takut tapi,

" Makasih Zenith.. terima kasih banyak "

Didalam pelukanku, Zenith juga memelukku erat dan menaruh dagunya dibahuku, lalu dapat aku dengar dia menghela nafas dalam lalu mengeluarkannya dengan sangat pelan.

" Hahh.. Syukurlah kalau kau baik-baik saja."

Aku tersentak mendengar kata-kata itu. Dari banyaknya rasa khawatirku dan rasa ketakutanku, yang dia pikirkan hanyalah bagaimana keadaanku saat ini. Apa aku baik-baik saja dan ketika dia melihat bahwa aku baik, dia menjadi sedikit lega?

Aku tersenyum tipis, mengingat betapa baiknya Zenith yang memang tanpa kusadari, dia telah memperlakukan ku layaknya saudara sendiri.

" Apa yang terjadi disini?!"

Tubuhku bergerak cepat mendengar reaksi orang yang begitu aku kenal bicara tepat dibelakangku. Berdiri dengan tatapan mematikannya bersama sinar Ruby di matanya.

" Apa yang kau lakukan?" Kata-kata dingin dan menusuk itu langsung tertuju pada Zenith yang masih berada dalam pangkuanku. Tubuhnya masih bergetar namun aku melihat bahwa wajahnya sudah sedikit lebih lega

" melukai orang sembarangan? Kabur dengan membawa Tuan Put-"

" Zenith tidak membawaku, aku yang mengajaknya!" Balasku dengan cepat tanpa memberikan jeda untuk Lucas bicara.

" Kalian pergi berdua, jika kau terluka itu ulah siapa? Kau mau ayahmu mengeksekusi seluruh pelayan istana yang menjagamu? Kau pikir pergi dengan cara begitu dibolehkan?!"

LADY MAGRITHA, ( Suddenly i Became a Princess, Chimera)  TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang