66.🍂 GOODBYE

856 106 24
                                    


3000 word ya
Silahkan diputar juga lagunya☝️



Mereka berlari pergi meninggalkan Istana megah itu. Bersama sihir penyamaran yang masih melekat ditubuh masing-masing,keduanya pergi menerobos hutan belantara.

Matahari menyinari seluruh jalan mereka, udara sejuk dan tiupan angin Utara juga menggema disetiap dahan kayu yang bergoyang.

Beberapa kali mereka juga melihat dedaunan yang jatuh bersama angin itu.

Izekiel menggenggam kuat tangan Zenith yang sedikit pucat. Tubuh kecil wanita itu serasa tak ingin dilepaskan sedetikpun olehnya. Izekiel harus membawa Zenith pergi lebih jauh dari ini.

" Izekiel.. berhenti sebentar! Aku capek" Zenith yang masih mengontrol nafasnya berusaha melepaskan genggaman Izekiel dan berdiri mengambil nafas dalam.

Ia berdiri sembari memegang lututnya dan kemudian kembali menghembuskan udara dari dalam mulutnya keluar.

" Katanya mau main ke taman, kenapa berlari sejauh ini?" Protes Zenith dan menatap sekeliling. Walau sebenarnya sekarang mereka sudah sampai di sebuah taman liar didalam hutan.

" A-Apa kita terlalu jauh?" Balas Izekiel dan melirik sekitar. Setelah mengetahui berapa jauh mereka pergi, Izekiel pun tersenyum.

" Sangat jauh untuk bisa dikatakan kabur" Gumam Zenith dan membalas senyuman Izekiel.

Keduanya berhenti berlari, sekarang mereka melihat semua sudut hutan yang benar-benar tenang. Bunga liar yang tumbuh disekeliling mereka mekar dengan sangat indah. Bahkan wangi aromanya tercium segar

" Tempat yang bagus" Ujar Izekiel dan memetik beberapa buah bunga itu. Satu dua tangkai ia ambil dan disatukan, lalu diikat bersama akar pohon yang menggantung.

Zenith hanya menatapnya tanpa ikut serta.

" Ini untukmu"

" Aku?"

Zenith kaget disaat satu buket bunga besar itu diberikan padanya. Izekiel mengikat semua bunga yang ia ambil dan memberikannya pada Zenith percuma.

Wanita itu mengambilnya dan tertawa kecil. Bagaimana bisa pria didepannya romantis diwaktu uang tidak tepat?

" Selamat ulang tahun, Zenith"

Deg....

Zenith membuyarkan pikirannya. Iris biru laut itu bergerak menuju pria yang kini tersenyum lepas kearahnya. Hari ini adalah ulang tahun Zenith? Bahkan wanita itu sudah tak ingat sekarang bulan apa.

Bunga itu diusap pelan oleh Zenith. Tak disangka pria yang baru saja memetik bunga dan memberikan padanya ternyata adalah hadiah untuk ulang tahunnya. Terakhir kali, ah.. sebuah kalung ya?

" Bagaimana kau bisa ingat itu?" Gumam Zenith pelan dan memeluk erat bunganya.

" Percaya atau tidak, akulah yang selalu mengucapkannya pertama." Balas Izekiel.

" Gak tuh, ada orang lain yang mengatakannya dulu" Balas Zenith meledek Izekiel. Membuat pria itu mengganti ekspresi nya dan cemberut.

" Hahaha, bercanda" Balas Zenith kemudian karena memang Izekiel selalu mengingat ulang tahunnya setiap waktu. " Terima kasih atas hadiahnya"

" Bercandamu kelewatan!"

" Tapi kau suka kan. Atau apa kau suka aku yang lugu itu?"

" Jangan mengada-ada!!"

" Hahahahah"

Mereka berdua akhirnya menghabiskan waktu dihutan itu. Bermain bersama, mencari hewan dan menangkap ikan, mengejar daun yang diterbangkan angin dan hal-hal konyol lainnya yang sedikit mereka sukai.

LADY MAGRITHA, ( Suddenly i Became a Princess, Chimera)  TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang