54. 🍂 WARM

517 82 26
                                    

" Yang mulia?"

Matanya terlihat sayu. Dengan tangan yang masih menopang dagu, pria bersurai kuning itu terlihat menatap meja dengan wajah mengantuk.

" Sebaiknya anda tidur ke kamar Anda."

Pria aneh itu masih tidak menghiraukan perkataan gadis belia yang saat ini duduk bak kelinci yang berada tepat didepan serigala buas.

Sebenarnya Sampai kapan ini akan berlangsung?? Dia pikir tugasku hanya ini apa? Aku ingin cepat-cepat pergi. Tidak bisakah kau tidur sendiri saja tanpa mengajakku duduk di sofa tamu??

Aku sudah datang ke istana Emerald 3 jam yang lalu. Setelah itu aku disuguhkan jamuan teh dan beberapa cake di ruang tamu.

Aku menunggu Claude yang dari tiga jam lalu hanya diam menatapku dan menatap meja yang berisi jamuan Istana.

Ini gila!

Bahkan aku tidak dapat bergerak sedikitpun sekarang. Seinci saja aku bergeser mata naganya itu kembali beralih menatapku.

Apa tugas Zenith memang ini? Aku tidak tau lagi apapun tentang ini setelah Claude hilang ingatan di Webtoon itu. Yang jelas aku kaget karena dia selalu memanggilku ke istana.

" Kau bosan?"

" Ya..?" Aku terkejut disaat Claude akhirnya bicara dan menatapku santai. " Ma-Maksudku tidak Yang mulia"

Apa yang terjadi? Dia mengajakku bicara?

" Terlihat jelas kalau kau bosan"

Aku hanya menundukkan kepala dan terkekeh kecil. Bagaimanapun juga aku memang bosan. Itu jujur

" Kau bisa melihat-lihat ruangan ini. Disana juga ada rak buku. Itu kalau kau mau"

Aku kembali menatap Claude yang menutup matanya lagi. Seketika aku terguncang dengan sikap Claude yang benar-benar berubah 180 derajat dari sebelumnya.

Apa-apaan pria ini? Dia seperti disihir untuk menjadi sangat lembut. Atau memang lembut?

Aku mengalihkan tatapanku pada ruangan besar ini. Aku tau sekarang tempat ini bukanlah ruang pribadi Claude, ruangannya berada di Istana garnet. Tapi melihat tempat yang sekarang aku duduki, istana ini sungguh bagus.

Lampu besar yang menggantung di langit-langit aula, rak buku yang berjejeran di beberapa dinding, kursi sofa yang sangat empuk serta meja kerja di sudut ruangan sana. Semuanya seperti ruang pribadi Kaisar.

" Ohh..."

Mataku terhenti pada sebuah pajangan yang berada pada dinding ruangan ini. Tepat diatas penghangat ruangan. Pajangan itu sangat menarik perhatianku.

" Yang mulia, bo-bolehkah saya melihat itu sebentar?" Dengan gugup aku bicara pada Claude yang sepertinya tertidur.

Dia tak menjawabnya, tapi karena aku penasaran aku lantas bangkit dari dudukku dengan pelan. Aku pergi menuju pajangan itu.

Foto besar yang terpampang nyata di ruangan ini.

" Ini kan..." Jantungku berdegup kencang. Bagaimanapun juga...
Bagaimanapun juga, ini adalah foto Phenelope. Bagaimana bisa-?

" Fotonya masih bagus..." Aku bergumam sendiri sembari melihat bingkaian foto itu. Foto, bukan. Ini adalah sebuah lukisan. Tapi terlihat sangat nyata

Seperti inikah gambaran ibuku? Mata yang bulat besar, iris berwarna hijau dan Rambut coklat yang bergelombang.

" Cantik...."
Tanganku meraba lukisan itu.

" Kau lihat apa?"

Aku kembali terhenti ketika Claude melirikku dari sofa tamu. Tubuhku yang masih berdiri tegap didepan pajangan ini hanya bisa tersenyum ciut melihat pria itu.

LADY MAGRITHA, ( Suddenly i Became a Princess, Chimera)  TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang