Hari Senin kali ini Putri merasa dirinya sangat sial sekali. Bagaimana tidak? Eza membangunkannya pagi buta, membuatnya sangat kesal. Nyawanya belum terkumpul Eza sudah menyuruhnya membersihkan kamar.
Sehabis itu, belum sempat Putri kembali melanjutkan tidur nyenyaknya, lagi dan lagi Eza kembali mengganggunya. Padahal bisa saja Putri tidur lagi sekitar dua puluh menit. Tetapi, Eza dengan teganya tidak membiarkan hal itu terjadi.
Membuat Putri terpaksa mengikuti perintahnya, lagi. Jujur, Putri merasa dirinya sudah seperti babu. Orang tuanya pun membiarkan, membuat Eza semakin kesenangan. Sialan, kalau tahu seperti ini, lebih baik Putri kemarin menjahili Eza di luar rumah saja.
Sudah begitu Eza menyuruhnya untuk memasak makanan yang cukup rumit dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebenarnya bisa saja Putri membuatkannya nasi goreng atau hanya sekedar roti, tetapi lelaki itu tidak mau. Memang dasarnya saja ingin semakin menyiksanya.
Bayangkan saja Putri selesai masak pukul setengah tujuh lewat. Dan setelah itu dirinya kembali tidur, belum sadar kalau sedikit lagi gadis itu akan terlambat.
Kejamnya lagi, Eza tidak memberitahu Putri bahwa harus segera siap-siap pergi sekolah. Alih-alih membangunkan Putri justru Eza membiarkannya dan terburu-buru berangkat sekolah.
Abang macam apa yang membiarkan adiknya sengsara. Kalau kata bang Rhoma Irama, sungguh terlalu.
Putri baru tersadar saat ponselnya berdering nyaring. Saat itu yang menghubunginya Audrey, sahabatnya itu menanyakan di mana Putri sekarang, dan dengan bodohnya Putri malah memarahi Audrey. Putri berkata pada Audrey kalau ini masih sangat pagi kenapa suka sekali mengganggunya tidur.
"JANGAN GANGGU GUE TIDUR!" teriak Putri ketika panggilan tersambung.
Di seberang sana Audrey dengan cepat menjauhkan ponselnya dari telinga. Gadis itu mengusap telinganya yang berdengung. Kalau mendadak jadi tuli bagaimana?
"Kok lo masih tidur, sih?" tanya Audrey kesal. Bel masuk akan berbunyi lima menit lagi, sedangkan Putri masih enak-enakan tidur. Lagi, dan lagi.
"Masih pagi! Ngapain lagi kalo gak tidur!" balas Putri ketus.
"Pagi dari Hongkong! Sekarang udah jam delapan, bodoh!"
Putri yang sedang memejamkan mata pun sontak membuka matanya lalu melihat ke arah jam. Astaga! Yang benar saja, sekarang sudah jam delapan. Dan itu artinya Putri sudah pasti telat.
"Yaudah, lo izin in aja gue, bilang kalo gue sakit," suruh Putri berusaha santai.
"Lo lupa? Hari ini kita ulangan fisika!"
"Ya, terus? Nanti kan gue bisa ulangan susulan."
"Nih anak dikasih taunya batu banget! Kemaren, kan, Pak Anwar bilang gak ada yang boleh ulangan susulan! Yang ulangan susulan sama dia gak di tanggapin!"
"Lah?! Kok gitu?!" protes Putri tidak terima.
"Kok gitu gim-"
"ASSALAMUALAIKUM, ANAK-ANAK!"
"WAALAIKUMUSSALAM, PAK!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Husband [COMPLETED]
Teen Fiction⚠️ TAHAP REVISI ⚠️ 15+ [ FOLLOW SEBELUM MEMBACA. ] Buruan baca sebelum sebagian part dihapus!!! Reyhan Aditama, manusia bermuka tembok, dengan sikap dinginnya yang seperti kutub Selatan. Biarpun seperti itu dirinya dikagumi oleh banyak orang. Manusi...