53. Apa Arti Sahabat?

36.9K 2.8K 495
                                    

Thanks for 80k readers! ⛓️💘

"Dia bukan temen kita."

Happy reading ! 🌻❣️

——————————————————————

"Lo sekarang jadi aneh, Put," celetuk Audrey.

Tasya mengangguk setuju. Ia mengacungkan jempolnya.

Putri yang sedang mengaduk minumannya mengangkat kepalanya menatap Audrey dengan kening yang berkerut. Aneh bagaimana dirinya?

"Aneh? Aneh gimana?" tanya Putri bingung.

"Lo jadi jarang kumpul sama kita, sekedar pulang bareng aja lo selalu ada alasan. Lo juga keliatannya sekarang lagi ngumpetin sesuatu," ucap Audrey mampu membuat Putri meringis.

Mengapa bisa mereka menyadari hal yang berubah dari dirinya? Padahal ia sudah berusaha menutupinya agar tak ketahuan.

Sekarang mereka sedang berada di kantin untuk menikmati waktu istirahat mereka. Namun, kali ini sahabat Putri menyadari perubahan perempuan itu.

"Terus juga lo kalo sama Avan lebih banyak jaga jarak sekarang? Kenapa?" tanya Tasya menambahkan.

"Ada masalah?" Bianca ikut membuka suara.

"Apa, sih! Gue baik-baik aja, gak ada yang aneh juga, lo pada kenapa, dah?" elak Putri membuang wajahnya ke arah lain.

Namun, saat ia membuang wajahnya tak sengaja matanya bertubrukan dengan mata tajam milik Reyhan. Buru-buru perempuan itu menunduk, menatap minumannya yang terasa segar. Entah kenapa jantungnya langsung berdetak lebih kencang dari biasanya.

"Reyhan ngeliatin lo? Kok aneh?"

Putri melotot, mengapa Audrey bisa-bisanya menyadari itu? Kenapa sekarang perempuan itu lebih teliti? Kalau seperti ini Putri sudah tidak tahu harus bagaimana.

"Hah? Ngeliatin? Salah liat kali lo! Gue aja lagi liat minuman." Putri tetap mengelak. Perempuan itu tidak mau sahabat-sahabatnya mengetahui hubungannya dengan Reyhan sekarang.

"Kalo lo masih anggap kita sahabat, lo tau, kan, harus gimana."

***

"Lia!"

Putri berhenti. Perempuan itu memutar tubuhnya ke belakang, dapat ia lihat bahwa Avan sedang mengikutinya, lelaki itu melambaikan tangannya dan tersenyum lebar.

"Eh, apa, Ga?"

"Mau pulang? Yuk, bareng. Aku antar kamu," tawar Avan.

Setelah terjadi keributan kecil di kantin tadi, kini sahabat Putri sudah pulang duluan. Mereka tidak lagi mengajak Putri pulang bersama, karena mereka tahu bahwa Putri pasti akan menolaknya dengan berbagai alasan.

Entahlah, mereka merasa asing dengan sikap Putri yang sekarang, perempuan itu seperti tertutup. Sementara Putri, ia merasa sangat amat bersalah pada sahabatnya.

Putri menggaruk pipinya yang tak gatal. Perempuan itu bingung harus bagaimana. Ia sudah sangat lelah, ingin segera istirahat, namun melihat wajah Avan yang sangat antusias membuatnya bingung.

"Eumm ... rumah kita, kan, beda arah, aku gak enak," ucap Putri.

Avan menatap Putri dengan alis yang berkerut, lelaki itu tersenyum aneh mendengar ucapan Putri. Apakah perempuan itu lupa bahwa ia adalah pacarnya?

"Kenapa gitu? Aku, kan, pacar kamu. Sama sekali gak merasa direpotkan aku, Li," kata Avan begitu lembut.

Sekarang ia benar-benar bingung dengan sikap Putri. Setelah mereka lama berpisah bukankah sekarang waktu yang pas untuk kembali menikmati waktu bersama?

My Cold Husband [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang