13. Malam Minggu

30.4K 3.4K 209
                                    

Putri terbangun dari tidurnya karena merasa terganggu dengan dering ponsel miliknya. Ia menggeram kesal. Siapa yang bisa-bisanya mengganggu tidur nyenyaknya?

Dengan gerakan malas Putri mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Menyalakan ponsel itu lalu melihat siapa yang meneleponnya.

Audrey is calling . . .

Audrey? Ada apa gadis itu menghubungi Putri di jam segini? Sekarang jam menunjukkan pukul setengah delapan malam. Putri ketiduran saat menonton film dan terbangun akibat Audrey yang ternyata sudah dua puluh kali menghubunginya.

"Hm? Apa?" tanya Putri ketika telepon sudah tersambung.

"AKHIRNYA DIJAWAB! LO DI MANA, SIH?!"

Putri tersentak mendengar teriakan Audrey yang sangat menyakiti telinganya. Apalagi tadi matanya sempat terpejam beberapa kali seperti ingin kembali tidur.

"Gak usah teriak, anjing!"

"Iya-iya sorry! Lo di mana?"

"Di kasur," jawab Putri malas.

"LAH?! KOK DI KASUR, SIH?!" Sungguh Audrey sangat kesal di seberang sana. Bisa-bisanya Putri masih enak-enakan tidur, sedangkan dirinya dan Bianca sedari tadi menunggu gadis itu.

"Dibilang jangan teriak, batu banget lo! Ya, emang kenapa kalo di kasur?" tanya Putri dengan memutar bola matanya jengah.

"Ya, lagian lo ngeselin banget, gue di sini sama Bianca nunggu lo dari tadi! Dan, lo masih enak-enakan tidur? Parah banget, sih, sumpah!"

Putri mengerutkan dahinya tak mengerti. "Hah? Nunggu apa? Emang kita ada janji?" tanya Putri memastikan.

"Makanya, lo buka grup! Di sana kita janjian buat pantau Tasya nge-date."

"Gue aja baru bangun, gimana mau cek grup, ini juga kebangun gara-gara lo yang berisik banget. Asli, Drey gue capek gak ikut dulu, deh."

"Apa-apaan lo! Gak bisa gitu, lo harus ikut! Gue tunggu lima belas menit lagi, kalo lo belum sampe juga liat besok gue kasih suprise!"

Tut.

Audrey memutuskan sambungan teleponnya ketika sudah berhasil mengancam Putri. Audrey tahu kalau ia belum memutuskan sambungan teleponnya pasti Putri akan protes dan itu akan memakan waktu.

Sementara kini Putri menatap ponselnya sebal. Ia belum sempat berbicara apa-apa, tetapi Audrey dengan seenaknya memutuskan sambungan telepon. Apalagi sekarang dirinya sudah berada di posisi yang sangat nyaman. Semakin malas untuk ke mana-mana.

Tetapi, mau tidak mau ia harus datang ke cafe tempat mereka berkumpul. Kalau tidak, sudah bisa dipastikan besok saat sekolah Audrey melakukan hal-hal aneh yang tentunya akan membuat dirinya malu.

Putri tidak mau jika hal itu sampai terjadi.

"Damn it, puppy!"

***

"Abang! Aya mau eckim itu!" Seorang gadis kecil yang bernama Aya menunjuk ice cream  yang diinginkannya.

My Cold Husband [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang