22. Mencurigakan

28.5K 2.8K 257
                                    

"Putri gak ikut, nih?" tanya Tasya yang kini sedang berada di rumah Audrey dengan Bianca juga.

"Gak tau, gue telepon gak diangkat," jawab Bianca mengangkat bahunya.

"Aneh gak, sih? Dari kemaren kita chat handphone nya gak aktif, waktu malem itu juga kita ke rumahnya, dia gak ada," sahut Audrey dengan alis yang berkerut.

"Mmm ... Iya, sih. Gue juga ngerasa aneh." Tasya mengangguk setuju.

"Udah-udah, mungkin kemaren dia ada acara, terus sekarang hp nya mati. Jangan asal curiga, ah," ucap Bianca menengahi. Diantara mereka bertiga, Bianca lah yang bersikap dewasa.

"Tapi--"

"Ck, udah. Ayo, katanya mau pergi!" potong Bianca.

"Huh, iya deh. Ayo!"

Karena hari libur sudah tiba, mereka lebih memilih untuk menghabiskannya bersama-sama, karena ketika di rumah ketiganya sama-sama tidak memiliki kegiatan.

"Pake mobil siapa?" tanya Audrey.

"Ya, lo lah! Lo gak liat apa tadi kita berdua ke sini pake motor?" jawab Tasya kesal.

"Santai kali. Lo bisa gak, sih, kalo ngomong sama gue tuh santai aje, segala ngegas," cibir Audrey.

"Gak bisa. Manusia kayak lo yang lemotnya gak ngotak itu gak bisa pake bahasa halus."

"Anjir! Jahat banget lo, Sya! Dah sono minggat deh lo dari rumah gue."

"Apa banget? Lo yang ngajak lo juga yang ngusir, borok sikut tau rasa lo!"

"Apaan, sih? Borok sikut mah itu, kalo lo ngasih makanan ke orang terus orang itu ngambil lagi, itu baru borok sikut kali," jelas Audrey tak terima.

"Dih, sotoy! Suka-suka gue lah, mulut-mulut gue."

"Ap--"

Bianca yang menyaksikan perdebatan antara Tasya dan Audrey menggeram kesal, karena tidak tahan lagi, Bianca berteriak, "DIEM ANJ--"

"ING!" Audrey dan Tasya memotong umpatan Bianca, lalu dengan kompak mereka melanjutkannya.

Bianca sampai mendelik menatap kedua sahabatnya. Tadi saja bertengkar sekarang bisa kompak begitu.

"Biar gak dosa-dosa banget, Bi," kata Audrey dengan polosnya.

"Nah bener! Biar readers yang baca ini juga gak dosa-dosa banget, kasian lagi puasa tar batal gara-gara lo, Bi," tambah Tasya.

Memutar bola matanya malas, Bianca tidak mengerti bisa-bisanya kedua sahabatnya itu menjadi kompak lagi, dan pemikiran mereka berdua bisa sama seperti itu.

"Halah, itu juga gara-gara kalian. Tadi aja ribut-ribut sekarang kompak gini."

"Ribut salah, kompak salah, ribet lo, Bi, kayak emak-emak mau kondangan."

"Dahlah banyak bacot. Buru cuss ke cafe!"

"Eh? Tapi bentar," cegah Audrey.

Tasya dan Bianca menoleh ke arahnya lalu menghela nafas malas. "Kenapa lagi?" tanya keduanya.

"Kok kita gak puasa, ya?"

"Lah mana gue tau, lo tanya aje sama authornya, kita mah cuma ngikut alur bae," jawab Tasya.

"Udah ah, nanti kalo kita dihempas sama si author mau lo pada?"

"Gak, sih."

•••

"Sial! Berani-beraninya tuh cowok ninggalin gue di sini. Gue, sih, ya gak masalah, cuma kesel aja gitu, seenaknya dia kayak begini, di depan keluarga gue aja deh sok manis aslinya mah busuk!"

My Cold Husband [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang