46. Rujak

46.2K 3.7K 1.1K
                                    

Bismillah, 1,2k komen.

Ga : "Mau tau siapa saya sebenarnya?"

Happy reading ! 🌻❣️

—————————————————————

Hari-hari berlalu, banyak perubahan dalam rumah tangga Reyhan dan Putri. Kini keduanya semakin terlihat dekat, sikap Reyhan masih dingin, namun tak sedingin sebelumnya. Putri juga sudah mulai terbiasa dengan hari-harinya bersama Reyhan. Gadis itu sudah melupakan apa yang terjadi, ia tidak mau larut dalam kesedihan.

Masalah sahabat Putri, mereka masih belum mengetahui kebenarannya. Saat itu Putri berasalan bahwa Eza yang membawa handphone Reyhan ke kamarnya, dan saat itu Eza bantu meyakinkan, jadi mereka semua yakin dengan alasan seperti itu.

Pagi ini Putri sangat antusias memakan sarapannya yang sudah ia buat. Gadis itu sampai bangun pagi buta untuk membuat banyak makanan yang ia inginkan, padahal ini hanya sarapan, biasanya ia hanya memakan selembar roti atau nasi goreng saja, namun kali ini berbeda.

Reyhan yang melihatnya sampai menggeleng tak percaya. Ia yang melihat Putri seperti orang yang tidak makan selama satu tahun. Gadis itu benar-benar tidak menjaga imagenya di depan Reyhan. Menurut Putri ia tidak perlu menjadi orang lain agar mendapat pujian.

"Bisa pelan-pelan?" tanya Reyhan yang sudah sangat jengah melihat Putri.

Dengan mulut yang penuh dengan makanan Putri menggeleng. "Dwiem ajwa lwo!" ucapnya tak jelas.

Entah mengapa melihat Putri seperti itu membuat Reyhan gemas. Kedua pipi gadis itu mengembung karena diisi banyak makanan. Namun, sebisa mungkin Reyhan bersikap biasa saja.

Saat sedang asik-asiknya makan, tiba-tiba saja Putri merasakan perutnya yang mual. Gadis itu berlari terbirit-birit ke kamar mandi. Reyhan yang melihat itu ikut menghampiri Putri.

"Huekk ... Huekk ...." Tubuh Putri lemas. Gadis itu hampir saja terhuyung ke belakang, untung saja Reyhan dengan sigap menangkapnya.

Lelaki itu memijat tengkuk Putri. Sedangkan Putri, gadis itu merasa perutnya seperti dikocok-kocok. Sangat mual.

"Udah?" tanya Reyhan saat Putri selesai membersihkan wajahnya. Putri hanya bisa mengangguk, tubuhnya benar-benar lemas.

Tanpa terduga, Reyhan menggendongnya ala bridal style, Putri yang sudah lemas hanya bisa mengalungkan tangannya di leher Reyhan. Mau marah-marah pun tidak ada tenaga.

Reyhan membaringkan tubuh Putri di sofa, membiarkan paha lelaki itu menjadi bantal untuk Putri. Tangan lelaki itu mengusap kening Putri, memijatnya pelan. Putri memejamkan matanya, menikmati rasa nyaman.

"Pusing?" tanya Reyhan. Putri menggeleng, ia tidak pusing hanya saja ia mual.

Gadis itu berfikir mungkin saja ini akibat memakan terlalu banyak sampai perutnya kekenyangan. Soalnya dari kecil gadis itu sudah terbiasa kalau kekenyangan pasti mual, namun Putri merasa sekarang ia benar-benar lemas.

"Gak usah sekolah," ucap Reyhan membuat Putri menggeleng cepat.

"Gue cuma kekenyangan, nanti juga udah enakan. Lagian kalo gue di sini bosen," protesnya.

Apa yang akan gadis itu lakukan jika dirinya sendiri di apartemen? Paling-paling hanya rebahan dan bermain ponsel. Tidak menarik sekali, ia ingin sekolah. Di sana pasti lebih asik, karena ia akan membeli banyak jajanan kantin.

"Masih mual?" tanya Reyhan sembari mengelus pipi Putri. Perlakuan Reyhan yang seperti ini sudah Putri anggap biasa, karena semenjak ia dan Reyhan baikan, lelaki itu selalu melakukan hal yang tak terduga, yang bisa membuat jantungnya jedag-jedug.

My Cold Husband [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang