70. Suami Takut Istri

58.4K 4.4K 3.7K
                                    

Thanks for 1M readers💘🦋

Happy reading ! 🌻❣️

————————————————————————

Hari berlalu begitu cepat. Sangat susah bagi Putri untuk mengikhlaskan kepergian Avan, namun beruntunglah Reyhan selalu membantunya agar bisa melupakan semua masalah-masalah yang terjadi di hidupnya. Dimulai dari mengikhlaskan kepergian calon anaknya, kemudian mengikhlaskan Avan.

Hari-hari itu pula Putri lewati dengan ditemani banyak tangisan, memikirkan semua kesalahannya selalu membuat perempuan itu merasa tidak pantas untuk hidup di dunia ini.

Akhirnya sekarang ia sudah bisa mengikhlaskan semua yang terjadi di hidupnya. Ia sudah mulai fokus mencintai Reyhan, fokus pada hidupnya sekarang. Tidak lagi menoleh ke belakang untuk mengingat-ingat yang tidak seharusnya diingat.

Biarpun sudah ikhlas, Putri selalu menyempatkan diri untuk pergi ke makam Avan dan bayinya. Ia selalu curhat di sana apa saja kegiatannya selama mereka sudah tiada.

Putri kembali dibolehkan untuk sekolah karena perempuan itu sudah tidak hamil lagi. Berita tentang dirinya yang keguguran sudah tersebar luas di sekolah, namun itu tidak jadi masalah baginya karena ada Reyhan yang selalu membasmi siapapun yang berani menyakitinya.

Jika kalian ingin tahu bagaimana kabar Jesica dan teman-temannya, mereka sudah didrop out, pihak sekolah sangat kecewa mempunyai murid seperti mereka yang tidak segan-segan menyakiti orang lain.

Tadinya keluarga Putri menuntut untuk dipenjarakan, terutama Eza, lelaki itu sangat kesal dengan perbuatan Jesica, tetapi orang tua Jesica memohon-mohon agar anaknya tidak dipenjarakan, maka dari itu terpaksa mereka mencabut tuntutannya.

"Putri," panggil Reyhan dengan sedikit rengekan.

"Berisik," ketus Putri sinis.

Kini mereka sudah bersiap untuk tidur karena hari sudah malam, tetapi dari siang tadi Putri tidak mau menegur Reyhan. Perempuan itu kesal melihat Reyhan yang duduk berduaan bersama adik kelas di kantin.

"Ini kenapa pake pembatas segala, sih," protes Reyhan menatap guling yang menjadi pembatas di antara mereka dengan sebal.

Kini posisinya Putri tidur dengan memunggungi Reyhan, perempuan itu benar-benar ngambek. Sudah dibujuk dengan berbagai cara, namun tetap saja tidak ada satupun cara yang berhasil meluluhkan hati perempuan yang sedang cemburu.

"Sayanggg," rengek Reyhan sembari menyingkirkan guling itu, lalu memeluk tubuh Putri dari belakang tanpa izin.

Sontak saja Putri langsung melepas kasar lengan Reyhan yang melingkar sempurna di pinggangnya. Tanpa berbalik Putri mendorong tubuh Reyhan agar menjauh darinya.

"Jangan peluk-peluk!" tegurnya marah.

Reyhan menekuk bibirnya kesal. "Aku gak bisa tidur kalo gak ada yang dipeluk," kilah Reyhan masih dengan merengek.

"Ya, sana peluk aja adik kelas yang tadi," cibir Putri menyindir.

Reyhan membuang napasnya kasar, ia senang Putri cemburu karena itu artinya Putri cinta padanya, tetapi di sisi lain ia juga menyesal karena sempat duduk berduaan bersama adik kelas.

"Sumpah aku cuma disuruh Bu Nining, maafin deh."

"Dih, alesan. Dari dulu juga katanya gak pernah mau kalo disuruh deket-deket sama cewek, nah sekarang kenapa mau? Bilang aja suka," sindir Putri semakin panas.

"Enggak, yang, sumpah. Kan, aku sukanya sama kamu doang," sela Reyhan cepat agar Putri tidak semakin salah paham.

"Cih, basi." Putri berdecih.

My Cold Husband [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang