6. Kejadian di Kantin

53.1K 5.4K 435
                                    

Happy reading ! 🌻❣️

"Kalau ada yang komentarin hidup kalian, anggap aja mereka komedian. Jadi pas mereka komentarin kalian ke-tawa-in aja, kan lucu soalnya."

————————————————————————

Kantin terlihat sangat ramai karena hampir seluruh siswa-siswi menghabiskan waktu istirahatnya untuk mengisi perut mereka. Tak terkecuali Putri dan ketiga sahabatnya, mereka juga sedang tidak sabar menyantap lezatnya jajanan kantin.

Sebenarnya Putri tidak diizinkan untuk pergi ke kantin oleh Eza dikarenakan gadis itu harus makan bubur. Namun, Putri tetaplah Putri ia tidak suka dilarang dan ia juga sangat tidak suka bubur orang sakit, katanya rasanya sangat hambar.

Tidak ingin membuang-buang waktu untuk bertengkar dengan adiknya, Eza terpaksa mengiyakan dengan syarat Putri tidak boleh menyusahkannya lagi.

"Put, lo tadi gapapa, kan? Lo kenapa bisa pingsan? Terus kenapa lo mau aja dihukum hormat sampe jam istirahat? Lagian lo kebiasaan telat mulu!" cerocos Audrey dalam satu tarikan napas. Putri memutar bola matanya malas mendengar itu.

"Nanya satu-satu, anjir! Gila lo, Drey, gue masih pusing juga," omel Putri.

"Lo lupa, ya, Drey?" tanya Bianca membuat Audrey mengerutkan keningnya bingung.

"Lupa apa?"

"Lo polos, pikun, atau bego, sih, anjir!" Tasya menjadi sebal sendiri melihatnya.

"Dih, kok lo ngeggas. Emang lupa apa?" ulang Audrey bertanya dengan raut wajah penasaran.

"Ck! Lo sahabatan sama kita berapa tahun?" tanya Tasya menahan emosinya.

Audrey mengetuk dagunya menggunakan jari telunjuk, ia terlihat seperti sedang berfikir. "Nggak tahu, pokoknya dari bocil kita udah sahabatan. Masa lo lupa si, Sya," dengus Audrey balik memarahi Tasya.

"Gue gak lupa, lo yang lupa," balas Tasya kesal.

"Nggak jelas lo!" Audrey menatap Tasya sengit, ia beralih menatap Bianca. "Tadi lupa apa, sih, Bi, maksudnya?"

"Putri, kan, lemah. Dia gak bisa dijemur lama-lama," jelas Bianca sedikit mengejek.

"Oh, iya lupa." Audrey menyengir, menampilkan deretan giginya yang rapi.

"Lo pada berisik banget, anjir, bukannya pada makan. Lagian Audrey diurusin dia, kan, otaknya kurang sekilo," ucap Putri jengah dengan perbincangan ini.

"Enak aja!" Audrey melotot tidak terima.

Di saat mereka tengah asik menikmati waktu istirahat ada seseorang yang tiba-tiba saja datang lalu membuat suasana menjadi gaduh.

"Cih! Jadi, ini yang namanya Putri? Si gatel yang berani-beraninya deketin Reyhan?" Tiba-tiba saja Jesica datang bersama kedua temannya dengan raut wajah menahan amarah.

Putri tidak menghiraukan, ia tetap terlihat santai seolah tuli. Lagipula yang dibicarakan oleh Jesica itu tidak benar. Ia bukan perempuan gatal yang suka mendekati Reyhan.

"Eh, bocah! Gue ngomong sama lo, ya! Jangan belagu deh lo. Lo pikir lo siapa, hah?!" Jesica yang merasa diabaikan pun tidak terima.

Putri tetap diam tak menggubrisnya. Gadis itu sedang sibuk memasukkan bakso ke dalam mulutnya. Sementara kini semua mata tertuju padanya.

"HEH! LO TUH BOCAH, BELAGU BANGET, SIH! UDAH ANAK BARU! BELAGU! SONGONG! LENJEH!" Tangannya bergerak menjambak rambut Putri karena sudah tidak dapat menahan emosinya lagi.

My Cold Husband [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang