Happy reading ! 🌻❣️
——————————————————————
"Itu tadi beneran Reyhan?" tanya Audrey masih tak percaya.
Putri terkekeh pelan. "Bukan. Itu arwahnya," ucapnya pelan.
"Anjir!"
"Parah lo! Eh, tapi kok lo bisa bikin dia ketawa?" tanya Tasya heran.
Putri menatap Tasya ikut heran. "Kenapa, dah? Ketawa doang, semua manusia bisa kali."
"Engga, bege! Ini baru pertama kalinya kita liat Reyhan ketawa apalagi sama cewek. Sama temen-temennya aja dia gak pernah ketawa."
"Lebay, ah! Dah ganti topik aja, nanti kalo orangnya tau, dia makin pede," kata Putri sesekali menoleh ke arah kamar di mana Reyhan berada.
Perempuan itu malu bukan main saat menyadari ternyata ketiga sahabatnya melihat dirinya dan Reyhan yang sedang berpelukan.
"Tapi jujur, tambah ganteng banget, anjir asli!" heboh Tasya yang rasanya mau pingsan.
Memang lebay. Namun, itulah Tasya. Jika melihat kadar ketampanan orang yang melebihi batas rasanya Tasya ingin terjun dari pohon toge. Biarpun matanya melirik sana-sini, hatinya hanya diisi oleh Arik seorang.
Entah mengapa mendengar Tasya memuji Reyhan membuat Putri sebal. Perempuan itu melempar bantal sofa ke arah wajah Tasya membuat gadis itu mengaduh.
"Gue aduin Arik tau rasa lo!" ancam Putri.
"Jangan ngaduan kek! Bilang aja lo cemburu, hihhh!" cibir Tasya melempar balik bantal sofa tersebut.
"Dih. Gue gak cemburu, ya!" bantah Putri membuang wajahnya.
"Eh iya, lo pada kok udah gak diemin gue lagi? Ceritanya udah baikan, nih?" Putri tersenyum meledek. Perempuan itu menaik-turunkan alisnya.
Audrey mendengus, lalu mengangguk. "Iya. Gue minta maaf deh sama lo, keterlaluan, ya, gue?" tanya Audrey merasa bersalah.
Gadis itu menggeser tubuh Tasya agar dirinya bisa duduk di samping Putri. Sementara Putri tersenyum lebar, ia sangat yakin sahabatnya akan selalu ada untuknya. Menurutnya Audrey dan yang lain tidak keterlaluan padanya. Ia pantas mendapatkan hukuman karena sudah berbohong.
"Santai aja. Gue juga minta maaf udah boongin kalian," ucap Putri. Perempuan itu merentangkan tangannya meminta ketiga sahabatnya untuk memeluk dirinya.
Ketiga sahabatnya saling melempar tatapan, lalu tersenyum sebentar sebelum akhirnya memeluk erat tubuh Putri. Perempuan itu bersyukur mendapatkan sahabat seperti Audrey, Tasya, dan Bianca.
"Udah-udah! Sesek banget nanti anak gue gak bisa napas!" protes Putri merusak suasana yang tadinya haru.
Sontak ketiganya langsung melepaskan pelukannya dan menatap Putri dengan bola mata yang lebar, bahkan hampir keluar. Putri yang baru saja sadar atas ucapannya langsung merutuki kebodohannya.
"Anak?"
"Hah?"
"Lo hamil?"
Putri menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia meringis pelan, lalu menyengir dan mengangguk kaku.
"IHHH! KOK BISA?" pekik Audrey yang langsung melompat dan melotot.
Tasya yang berada di sebelahnya langsung menggeplak Audrey agar gadis itu tidak heboh sendiri. Walaupun dirinya terkejut, namun ia masih bisa mengontrolnya begitupun dengan Bianca.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Husband [COMPLETED]
Teen Fiction⚠️ TAHAP REVISI ⚠️ 15+ [ FOLLOW SEBELUM MEMBACA. ] Buruan baca sebelum sebagian part dihapus!!! Reyhan Aditama, manusia bermuka tembok, dengan sikap dinginnya yang seperti kutub Selatan. Biarpun seperti itu dirinya dikagumi oleh banyak orang. Manusi...