48. Diet

43.8K 3.6K 1.2K
                                    

Happy reading ! 🌻❣️

—————————————————————

Kalian tahu bagaimana reaksi Putri saat Reyhan mengatakan perutnya buncit? Gadis itu langsung mendorong tubuh Reyhan dan berlari ke kamar untuk bercermin. Gadis itu panik bukan main, bahkan ia sampai tak peduli dengan Reyhan yang kepalanya terpentok meja akibat dorongannya.

Gadis itu bertekad untuk diet. Ia pastikan dietnya kali ini akan berhasil, ia juga menyesal karena kemarin memakan martabak tengah malam. Pokoknya ia harus kuat menahan godaan.

"Yok gas kantin!" ajak Tasya setelah selesai membereskan bukunya.

Bel istirahat baru saja berbunyi, semua murid-murid langsung meluncur pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka. Begitu juga Putri dan ketiga sahabatnya, namun sekarang mereka masih berada di kelas.

Tasya yang melihat Putri diam saja berhenti, menatap gadis itu dengan heran. "Lo ngapain diem aja? Ayo, lah, kantin!" ajak Tasya menarik lengan Putri.

Putri melirik Tasya sebentar, lalu kembali menjatuhkan dagunya di atas meja. Gadis itu ingin sekali makan, namun ia harus ingat bahwa dirinya tengah melakukan diet.

"Gue lagi diet, tadi pagi juga gue udah makan kok, jadi sekarang gue gak mau makan lagi," ucap Putri lemas. Lemas karena ia tak bisa membeli makanan kesukaannya. Gadis itu berbohong, nyatanya tadi pagi ia belum makan sama sekali.

"Halah diet-diet, liat bakso dikit paling langsung lo makan," ejek Audrey yang hafal kelakuan sahabatnya.

Putri mendengus sebal. Sekarang akan ia buktikan bahwa ia tidak akan tergoda dengan segala macam cobaan.

"Kenapa diet? Badan lo juga gak gemuk-gemuk banget, paling cuma naik emmm ... 2kilogran atau bisa jadi 5kilogram," sahut Bianca berusaha menggagalkan acara diet Putri.

"Sialan! Itu banyak tau! Kata Re--" Putri langsung membekap mulutnya. Hampir saja gadis itu keceplosan dengan menyebutkan nama Reyhan.

Sontak mereka menatap Putri horor. Mereka merasa ada yang mengganjal. Putri berusaha untuk tenang. Jangan sampai mulutnya ini keceplosan lagi.

"Kata re?" tanya Tasya dengan mata yang menyipit.

"Maksud gue kata Eza. Soalnya dia bilang kemarin gue gemukan gitu. Terus katanya perut gue jadi buncit, kan, kurang ajar!" Terpaksa Putri mengkambing hitamkan Eza. Memangnya siapa lagi yang harus ia kambing hitamkan selain Eza? Tidak ada.

Melihat sahabatnya yang masih diam dan menatapnya membuat Putri mengalihkan pandangannya ke depan. Gadis itu kembali menjatuhkan dagunya di atas meja.

"Dah sana! Kelamaan lo pada, keburu bel mampus!"

Ketiganya mengangguk tanpa ragu. Menurutnya alasan Putri cukup masuk akal. Jadi, mereka percaya-percaya saja. Setelah itu mereka pergi keluar kelas meninggalkan Putri yang sedang meratapi nasibnya. Sejujurnya, perut gadis itu sudah sangat lapar.

***

"Tumben bertiga doang, adek gue mana?" tanya Eza saat mereka berpapasan di meja kantin. Meja kantin mereka sekarang bersebalahan.

"Putri?" tanya Audrey seperti orang bego.

"Emang siapa lagi? Nih, orang otaknya lemot banget! Ampun deh gue," sahut Satria geleng-geleng kepala.

Audrey langsung memberikan tatapan mautnya pada Satria. Gadis itu menggerakkan jarinya di leher seperti ingin memotong. Bukannya takut, Satria justru semakin gencar meledek Audrey.

My Cold Husband [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang