"Kata-kata orang lain yang dilontarkan tanpa berfikir terlebih dahulu tidak sepatutnya lo masukkan kepikiran lo!"
"Ih, ternyata cupu.""Jelek ternyata, jauh dari ekspektasi."
"Itu anak barunya?"
"Kok bisa masuk sini?"
"Jangan-jangan anak beasiswa."
"Pasti miskin tuh."
Beberapa bisikan sinis terdengar jelas di telinga Putri. Gadis itu mendengus dalam hati, sepertinya mereka tipe orang yang suka mengolok-olok orang lain.
Memangnya jika penampilannya seperti ini ada apa? Salah? Sepertinya sangat menjijikkan bagi mereka melihat murid cupu.
Entah mengapa Reyhan mulai geram mendengar itu. Haruskah mereka berkata seperti itu secara terang-terangan?
Sementara itu, Putri masih berusaha untuk sabar. Diam-diam perempuan itu tersenyum asimetris.
Liat aja, siapa yang cupu sebenarnya.
Tak mau berlama-lama di sini, Reyhan memutuskan untuk membuka suaranya agar mereka semua diam. Kalau dipikir-pikir Reyhan tidak perlu repot-repot mengantar Putri. Bukankah laki-laki itu hanya ditugaskan untuk mengantar ke ruang kepala sekolah saja?
"Diam!" Suara Reyhan meninggi. Semuanya tersentak, mereka menunduk, tak berani menatap mata tajam Reyhan.
"Tenang anak-anakz tidak boleh berkata seperti itu kepada teman kalian. Ayo, silahkan perkenalkan dirimu," lerai Bu Koriah, lalu menyuruh Putri untuk kembali memperkenalkan diri.
"Kenalin, gue Putri Adellia."
"Ya." Mereka mengangguk singkat atas perkenalan Putri.
"Ada yang mau ditanyakan kepada Putri?" tanya Bu Koriah.
"Saya mau bertanya, Bu!" Salah satu siswa mengangkat tangannya.
"Silahkan." Bu Koriah mempersilahkan salah satu siswanya yang bernama Dodi untuk bertanya.
"Lo punya marga?"
Pertanyaan macam apa ini? Ternyata siswa yang satu ini memiliki rasa kepo yang berlebihan.
"Iya."
"Apa marga lo?"
Memang benar-benar kepo. Pertanyaan ini sangat tidak penting, tidak ada kaitannya dengan kegiatan belajar.
"Secret," jawab Putri malas. Memangnya di sekolah ini siswa-siswi wajib memperkenalkan marga mereka?
"Yah, elah." Mereka sontak kecewa dengan jawaban Putri.
"Ada yang mau bertanya lagi?" Bu Koriah kembali bertanya, sebelum fokus belajar.
"Saya mau tanya, Bu!" Salah satu siswi yang bernama Zila mengangkat tangannya.
"Silahkan."
"Putri lo pindahan dari mana?" tanya Zila mewakilkan teman-temannya yang ingin mengetahui asal-usul Putri.
"Amerika." Semua yang berada di dalam kelas itu menatap Putri tak percaya. Penampilan Putri tidak meyakinkan bahwa perempuan itu pindahan dari Amerika.
"Bohong kali."
"Halu, njir."
"Awas jangan mimpi, nanti jatuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Husband [COMPLETED]
Teen Fiction⚠️ TAHAP REVISI ⚠️ 15+ [ FOLLOW SEBELUM MEMBACA. ] Buruan baca sebelum sebagian part dihapus!!! Reyhan Aditama, manusia bermuka tembok, dengan sikap dinginnya yang seperti kutub Selatan. Biarpun seperti itu dirinya dikagumi oleh banyak orang. Manusi...