Haii! Siapa yang nunggu MCH up?
1,2k komen lagi, ya!
Wajib absen emoji kesukaan kalian! 💌
Bismillah, siap ramaikan komentar?
Happy reading ! 🌻❣️
——————————————————————
Hari sudah semakin larut malam, namun Putri belum juga ada niatan untuk beranjak dari tempat ini. Seharian ia hanya menangis, gadis itu tidak peduli dengan perutnya yang belum terisi apa-apa. Beruntung Putri tidak mudah sakit dan kesurupan.
Danau ini juga sudah semakin sepi, hanya ada dirinya dan beberapa satpam saja yang berpatroli untuk memantau ada keanehan atau tidak. Suara jangkrik dan kodok saling bersahutan menemaninya dalam kesunyian.
"Dek? Tidak pulang? Ini sudah malam, loh."
Masih tak ada sahutan apapun. Putri hanya fokus pada air danau yang tenang. Ia membayangkan bagaimana indahnya jika masalah hidupnya tidak berat.
Karena masih tidak ada jawaban, pak satpam itu menepuk pelan pundak Putri. Gadis itu tersentak, ia mengerjapkan matanya berkali-kali.
Ia menoleh dan mendapati seorang satpam yang berdiri di belakangnya sembari tersenyum hangat.
"Eh, iya, Pak, ada apa?" tanya Putri tersenyum canggung.
Satpam itu menggelengkan kepalanya pelan melihat sikap gadis yang di hadapannya ini yang terlihat linglung. Pikir pak satpam mungkin gadis ini sedang ada masalah.
"Kamu tidak pulang? Ini sudah jam sembilan malam, loh," ucap pak satpam memberitahu.
Putri melebarkan matanya, ia kira sekarang masih jam tujuh malam, ternyata salah. Putri mengangguk dan sedikit membungkuk.
"Ah, iya, makasih, Pak," ucap Putri. Satpam itu tersenyum.
"Seberat apapun masalah kamu, kamu tidak akan pernah sendiri. Kalau kamu tidak ingin curhat pada manusia, Tuhan selalu ada untuk kamu setiap saat. Jadi, jangan gampang menyerah, ya. Kalau kamu benar-benar tidak kuat gapapa, nangis aja sepuasnya," nasihat pak satpam.
Pria paruh baya itu jelas saja mengetahui bahwa Putri sedang ada masalah, karena ia sedari tadi memperhatikan Putri yang seharian menangis. Satpam itu menatap Putri iba, melihat Putri ia jadi ingat anaknya yang sudah tiada.
Putri terharu. Matanya memanas. "Terima kasih, Pak."
"Sama-sama, kalau begitu saya lanjut keliling, ya. Kamu segera pulang, tidak baik anak gadis di tempat seperti ini sendiri," ucap satpam itu sebelum pergi meninggalkan Putri yang kembali meratapi nasib.
Anak gadis? Hah iya, Putri tersenyum masam mendengar itu.
"Gila, gue cengeng banget! Lebay, alay! Plis jangan nangis lagi! Lo kuat!" Putri mengejek sekaligus menyemangati dirinya sendiri.
***
"Sepi, ya, gak ada Putri," gumam Robi.
"Kalo ada dia rusuh, Dad," canda Eza.
"Tapi kalo gak ada Putri, Mommy gak punya temen debat," tambah Lina.
Kini mereka bertiga sedang berkumpul di ruang tamu. Menikmati momen bersama. Jujur saja, mereka kehilangan Putri, rumah ini terasa hampa tanpa kehadiran Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Husband [COMPLETED]
Teen Fiction⚠️ TAHAP REVISI ⚠️ 15+ [ FOLLOW SEBELUM MEMBACA. ] Buruan baca sebelum sebagian part dihapus!!! Reyhan Aditama, manusia bermuka tembok, dengan sikap dinginnya yang seperti kutub Selatan. Biarpun seperti itu dirinya dikagumi oleh banyak orang. Manusi...