32. Pindah

47.4K 3.5K 389
                                    

Happy 10k vote! 🎉🦋

200++ komen bisa?

Happy reading ! 🌻❣️

——————————————————————————

"AAAAA!!!!" teriak Putri.

Mata gadis itu membola, terkejut bukan main saat terbangun yang pertama kali dilihat olehnya adalah wajah Reyhan yang menghadap ke wajahnya dengan mata yang terpejam. Dan tangan lelaki itu yang juga melingkar di pinggangnya.

Dugh!

"Sshh aw!" Reyhan meringis sambil memegang pinggang dan bokongnya yang terasa sakit. Dia baru saja ditendang oleh Putri yang mengakibatkan dirinya terjatuh ke lantai.

Putri langsung terduduk dan bersandar di kepala ranjang lalu gadis itu menarik selimutnya agar menutupi seluruh tubuhnya. Dia menekuk lututnya dan melingkarkan kedua tangannya di lututnya. Matanya menatap Reyhan tajam.

"Lo ngapain di sini?!" tanyanya mulai panik.

Dengan menahan sakit di bokongnya, Reyhan berdiri dengan tertatih. Demi apapun tadi dia sama sekali belum terbangun dan ternyata bangun-bangun malah langsung ditendang. Kalian tahu, kan rasanya bagaimana saat nyawa belum sepenuhnya kumpul, tapi malah terjadi hal seperti itu?

"Mau ngapain lo?! Jangan deket-deket!" Putri semakin panik saat melihat Reyhan yang akan kembali duduk di kasur.

"Lo jadi cewek bisa kalem gak?" tanya Reyhan yang terdengar datar dan dingin. Sungguh mood paginya sudah hancur.

"Kalo sama lo jelas gak bisa! Gue tanya! Kenapa lo bisa ada di kamar gue? Terus pake meluk-meluk gue segala lagi!"

"Jari manis lo," balas Reyhan singkat.

Alis Putri naik sebelah, menandakan bahwa dirinya bingung. Apa maksudnya? Putri semakin kesal dengan lelaki itu. Bisa gak, sih, lelaki itu berbicara sesekali yang jelas?

"Liat," kata Reyhan lagi, saat melihat Putri yang masih terdiam seperti orang linglung.

Putri mengangkat tangan kanannya perlahan, setelahnya dia memperhatikan cincin emas yang tersemat di jari manisnya.

"K-kok?"

"Sama," ucap Reyhan dengan menunjukkan jari manisnya yang juga tersemat cincin emas yang sama.

"Kapan kita nikah?" tanya Putri melongo. Sudah seperti orang amnesia, bukan?

***

"Pengantin baru pagi-pagi udah teriak-teriak aja. Kenapa, sih? Yang semalem belum selesai?" tanya Tante Zala menggoda Putri dan Reyhan yang baru saja turun dari atas.

Saat ini mereka sedang berada di meja makan, semuanya sudah berkumpul. Banyak menu makanan yang tersaji di atas meja makan itu.

Semuanya terkekeh geli mendengar godaan Tante Zala, terkecuali kedua pengantin baru itu.

"Hah?" Putri  tak mengerti. Dia menarik satu kursi lalu mendaratkan bokongnya di samping Reyhan. Terpaksa, karena semua kursi telah terisi dan hanya tersisa satu kursi itu.

"Sstt, Rey! Semalem gimana? Lancar?" tanya Eza menaik turunkan alisnya.

Reyhan melirik Eza sekilas lalu kembali menatap menu makanan. Tidak ada niatan sedikitpun dia untuk menjawab pertanyaan konyol Eza.

My Cold Husband [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang