40. Es Mencair?

50K 3.6K 712
                                    

Heh astaga, aku baru up kemarin sore padahal, eh paginya komennya udah tembus, jadi panik sendiri 😭🙏🏻

500 komen deh ya sekarang, bisa ko pasti, kalo gabisa aku tunggu 😭👍🏻

Happy reading ! 🌻❣️

—————————————————————

Eza dan yang lainnya baru saja sampai di kantin. Dari pintu masuk kantin mereka dapat melihat bahwa adanya kerumunan. Dan bodohnya kenapa tidak ada yang meleraikan? Bukannya meleraikan, mereka justru asik menonton, dikira film layar lebar kali, ya.

Melihat itu membuat Eza mempercepat langkahnya lalu menyerobot memasuki kerumunan itu. Dilihatnya Putri yang sedang beradu mulut dengan Jesica.

"Mana ada adik kelas kayak lo! Gak ada sopan-sopannya, cih!" Jesica berdecih sinis.

"Lah? Ngaca woi! Mana ada kakak kelas kayak lo, yang gila hormat!" balas Putri tak kalah sinis.

"Eh! Enak aja lo. Gue gak gila hormat! Lo adik kelas atau lonte?" tanya Jesica asal ceplos tanpa sensor.

Putri menggeram kesal. Tidak akan terima dirinya dibilang lonte. Seharusnya Jesica sadar, di sini dirinya atau Jesica yang lonte? Tanpa perlu dijawab pun Putri sudah tahu jawabannya.

Kalian juga pasti tahu, kan, jawabannya? Kalau gak tahu berarti tempe.

Belum sempat Putri membalas perkataan Jesica. Eza langsung berdiri di tengah-tengah mereka dan berteriak kencang.

"STOP!" teriak Eza menghentikan pertengkaran ini. Lelaki itu menatap Putri dan Jesica bergantian.

"Awas!" ucap Putri kesal melihat Eza yang menghalanginya. Dirinya tidak akan membiarkan Jesica hidup dengan tenang. Lihat saja nanti.

"Lo berdua apa-apaan, sih? Ngapain ribut sampe kayak gini lagi, hah!? Gak malu?!" tanya Eza menatap keduanya sebal.

Lihatlah mereka sekarang sudah menjadi tontonan. Seperti topeng monyet, bukan? Yang jadi monyetnya Jesica.

"Dia duluan!"

"Dia duluan!" ucap keduanya berbarengan.

Eza memegang kepalanya pusing. "Lo berdua punya masalah apa?"

"Itu, dia yang ganggu gue. Padahal gue gak pernah ganggu dia." Putri melirik Jesica sinis. Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Loh? Sembarangan lo! Yang ganggu duluan itu lo!" balas Jesica tak mau kalah.

Sekarang penampilan keduanya sudah sangat kacau, rambut yang berantakan, seragam yang sudah tidak rapi, dan yang lebih parah Putri pastinya. Karena seragam dia masih basah.

Sedari tadi Bianca, Tasya, dan Audrey sudah berusaha merelai mereka. Namun, keduanya tidak bisa dipisahkan. Malah mereka yang terkena imbasnya. Mereka juga tidak tahu pasti kejadiannya bagaimana, walaupun di satu tempat yang sama mereka justru sibuk dengan kegiatannya masing-masing dan mengabaikan sekitar.

"Bibir lo kenapa berdarah?" tanya Eza tajam saat melihat sudut bibir Putri yang berdarah.

Putri mengelap sudut bibirnya menggunakan ibu jarinya, lalu dilihatnya jarinya yang ikut terkena darah.

"Lo tanya aja, nih, sama orang yang gila hormat!" ucap Putri sembari melirik tajam ke arah Jesica.

"Apa maksud lo? Hah?!" tanya Jesica tersulut emosi.

"Lo apain dia?" Kini Eza beralih bertanya kepada Jesica.

"Gak gue apa-apain, dia nya aja yang lebay."

My Cold Husband [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang