72. Bayi Besar

66.9K 4.5K 3.3K
                                    

Sudah seminggu lebih lamanya Putri menjaga jarak dengan Reyhan, perempuan itu selalu menyibukkan diri agar tidak mempunyai waktu berduaan bersama Reyhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah seminggu lebih lamanya Putri menjaga jarak dengan Reyhan, perempuan itu selalu menyibukkan diri agar tidak mempunyai waktu berduaan bersama Reyhan. Mereka masih tinggal di rumah kedua orang tua Putri karena Putri masih harus menjaga Lina yang masih suka sedih dan belum ikhlas atas kepergian sang suami.

Tentu saja selama seminggu itu Reyhan selalu dihantui rasa bersalah, lelaki itu sudah sangat frustasi karena kali ini istrinya sudah benar-benar kecewa padanya.

Putri baru saja keluar dari kamar Lina, ia habis menemani sang ibu tidur. Sekarang Lina memang suka seperti itu, wanita itu akan susah tidur jika tidak ditemani. Maka dari itu selama kepergian daddynya Putri yang selalu menemani mommynya.

Langkah Putri terhenti kala mendengar Eza memanggil namanya, ia menoleh mendapati Eza yang sedang duduk di ruang tamu menatapnya serius.

Satu alisnya terangkat seakan bertanya ada apa Eza memanggilnya. Semenjak kepergian Robi, Putri jarang sekali berbicara, perempuan itu lebih banyak diam. Menyimpan kesedihannya seorang diri.

Eza menggerakkan tangannya di udara seolah memanggil Putri untuk menghampirinya. "Sini, bentar," panggilnya.

Putri menghela napas panjang sebelum berjalan menghampiri Eza. Perempuan itu duduk di sofa single, menyandarkan punggungnya di sofa empuk itu.

"Apa?" tanyanya sembari memejamkan mata, ia merasa hari-harinya terasa lebih berat.

"Lo masih menghindar?" tanya Eza to the point.

Putri mendengus pelan, sudah ia tebak pasti Eza akan menanyakan hal itu. "Menghindar? Nggak, tuh," jawabnya menyanggah.

"Put, gue serius," ucap Eza penuh penekanan.

Ia sudah sangat jengah melihat Reyhan dan adiknya selalu bertengkar, apa keduanya tidak lelah jika terus-terusan seperti ini? Mereka sudah menikah, jadi kalau ada masalah seharusnya diselesaikan dengan cara yang dewasa.

"Gue lebih serius," balas Putri malas.

Eza membuang napasnya. "Lo gak bisa terus-terusan menghindar kayak gini, kalo ada masalah itu bicarain baik-baik," tutur Eza.

"Lo gak tau, jadi diem aja," ketus Putri masih dengan mata yang terpejam.

"Gue capek, kalo lo panggil gue cuma mau bahas itu gue gak ada waktu." Putri membuka matanya, perempuan itu bangkit dari duduknya. Ia hendak melangkah, namun mendengar Eza kembali bersuara membuatnya mengurungkan niat untuk pergi ke kamar. Kini posisinya ia berdiri membelakangi Eza.

Lelaki itu ikut berdiri, ia memandang lurus punggung adiknya. "Lo harus lebih dewasa dalam menghadapi masalah. Apa yang lo liat belum tentu itu kejadian yang sebenarnya, apalagi lo cuma liat dari foto, itu bisa aja salah. Lo harus memastikannya terlebih dahulu," nasihat Eza panjang lebar.

Putri terdiam, tidak berani membantah karena jika dipikir-pikir apa yang Eza katakan benar adanya.

"Sekarang Daddy udah gak ada, lo harus lebih kuat. Inget, kan, kalo Daddy gak suka lo ribut-ribut gini sama Reyhan. Dia orang yang Daddy percaya buat jagain lo, jadi jangan sampe Daddy ikut sedih di sana karena ngeliat anaknya kayak begini," sambung Eza benar-benar serius.

My Cold Husband [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang