Happy reading ! 🌻❣️
——————————————————————————
Saat ini Reyhan sedang duduk dibibir kasur, ia memutar-mutar ponselnya sembari berfikir. Nomor Putri sudah ia dapatkan, meski harus menghadapi sifat kepo Rio yang mendarah daging. Temannya itu menerornya dengan menanyakan untuk apa dirinya meminta nomor Putri, dan tidak ada lelahnya Rio terus saja menggodanya membuat Reyhan kesal setengah mati lalu memblokir nomor Rio.
Biarkanlah lelaki itu misuh-misuh asal tidak mengganggunya lagi. Dan Reyhan sangat berharap semoga saja mulut Rio tidak ember agar tidak membocorkan kepada yang lain bahwa ia meminta nomor Putri.
Jujur saja Reyhan sangat amat malas jika berurusan dengan gadis itu. Apa lagi dia sampai rela untuk meminta nomor gadis itu. Jika kalian bertanya mengapa Reyhan tidak mencari tahu sendiri, alasannya sudah jelas. Karena dia malas dan menurutnya itu sangat tidak penting, membuang-buang waktu saja.
Chat gak? Chat gak? Chat gak?
Otaknya masih berfikir apakah dia harus menanyakan keberadaan Putri sekarang atau tidak. Kalau saja Papi dan Maminya tidak menyuruhnya, mana mau Reyhan seperti ini.
"Ck, nyusahin," decaknya sebal.
Setelah berfikir lama akhirnya Reyhan memutuskan untuk menanyakan kabar gadis itu melalui pesan singkat.
Reyhan Aditama.
Dmn?
Lm bgt.Itulah pesan singkat yang Reyhan berikan kepada Putri. Setelah mengirimkan pesan singkat itu Reyhan langsung mematikan ponselnya lalu merebahkan tubuhnya. Memikirkan gadis aneh itu membuat kepalanya sedikit pusing.
Reyhan memutuskan untuk tidur sebentar karena tubuhnya sudah sangat lelah. Tidur di rumah orang sangat tidak nyenyak ternyata.
***
"Duduk di depan kek, anjir!" dumel Bianca disepanjang perjalanan.
"Gak ah males," sahut Tasya dan Audrey kompak.
"Kalian kira gue sopir kalian?" ketus Bianca. Ia merasa menjadi sopir di sini. Bagaimana tidak, sekarang ia duduk di kursi depan sendiri dan dengan kurang ajarnya kedua makhluk yang merangkap sebagai temannya itu bersantai-santai di kursi belakang.
"Bisa jadi."
"Sialan! Gue turunin di pinggir jalan tau rasa kalian," dengus Bianca sebal.
"Turunin aja, paling lo gak bisa jauh-jauh dari gue," pede Audrey, gadis itu sedari tadi sibuk dengan game yang ia mainkan diponselnya. Game yang dimainkan Audrey yaitu game cacing.
"Lo kira lo siapa sampe gue gak bisa jauh-jauh dari lo?" tanya Bianca sinis.
"Emm siapa, ya ... Temen terbaik lo," jawab Audrey sukses membuat Bianca mendengus kesal. Teman terbaik katanya? Hih mana ada!
"Timin tirbiik, nyenyenye."
"Eh eh!!! Itu liat itu!" seru Tasya yang mendadak heboh sendiri.
"Liat apa sih, Sya?" tanya Audrey malas. Cacingnya sudah besar jadi jangan sampai dia kalah hanya karena ketidakjelasan kedua temannya.
"Itu, bego!"
"Itu apaan? Gak jelas banget."
"Putri! Itu Putri lagi lari-lari. Liat noh, anjir!" tunjuk Tasya saat melihat Putri yang sedang berlari ketakutan di jalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Husband [COMPLETED]
Teen Fiction⚠️ TAHAP REVISI ⚠️ 15+ [ FOLLOW SEBELUM MEMBACA. ] Buruan baca sebelum sebagian part dihapus!!! Reyhan Aditama, manusia bermuka tembok, dengan sikap dinginnya yang seperti kutub Selatan. Biarpun seperti itu dirinya dikagumi oleh banyak orang. Manusi...