Happy reading ! 🌻❣️
—————————————————————
"Itu serius mereka gak, sih?" tanya Tasya sembari menyipitkan matanya.
"Iya, lah! Lo liat postur tubuhnya, terus itu mukanya juga keliatan dikit," sahut Audrey. Matanya masih setia memperhatikan dua orang yang berhasil membuatnya terkaget-kaget.
"Terus ngapain kita diem di sini aja, Jamal?" greget Tasya. Gadis itu sudah lelah berdiri terlalu lama.
Audrey menoleh lalu menyengir dengan wajah tanpa dosanya.
"Ya udah, ayo samperin buruan!" ajak Audrey yang langsung disetujui oleh Tasya.
Mereka berdua berjalan mengendap-endap dari belakang tubuh kedua manusia itu. Audrey memberikan instruksi pada Tasya untuk mengagetkan keduanya.
"Satu." Audrey mulai menggerakkan bibirnya tanpa mengeluarkan suara.
Mereka melangkah agar lebih mendekat.
"Dua."
"Ti ... Ga!"
"Astaghfirullah, Jamal! Jadi selama ini kalian?" Audrey dan Tasya geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua manusia di depannya.
"Anjing! Ngagetin aja. Untung, nih, makanan gak tumpah!" ucap mereka kesal sembari mengelus dadanya. Untung saja mereka tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, kalau saja mereka punya, mereka pastikan sekarang mereka sudah tepar tak bernafas sama sekali. Alias end.
Audrey berdecak beberapa kali, ia berkacak pinggang. Menatap kedua makhluk di hadapannya ini dengan tatapan tak menyangka.
"Jadi selama ini kalian ... Gay?" lanjut Audrey geleng-geleng kepala.
Tasya menutup mulutnya seolah terkejut mendengar ucapan Audrey. Ia ikut berkacak pinggang dan menggeleng-gelengkan kepalanya seperti apa yang Audrey lakukan.
"Omg! Gue gak nyangka kalo ternyata kalian selama ini gay."
Rio berdiri, lalu menaruh mangkuk yang berisi bubur itu di kursinya. Ia menatap Tasya dan Audrey bergantian dengan wajah polosnya.
"Siapa yang gay?" tanya Rio, kepalanya celingak-celinguk mencari seseorang yang dua gadis ini maksud.
Padahal, yang Tasya dan Audrey maksud itu dirinya dengan Satria. Namun, lihatlah mereka berdua malah tidak sadar, jelas-jelas Tasya dan Audrey berbicara sembari menatap mereka.
Tasya mengangkat satu sudut bibir atasnya, lalu memutar bola matanya malas.
"Siapa lagi kalo bukan ...." Tasya menghentikan ucapannya, gadis itu menoleh ke arah Audrey seolah menyuruh Audrey untuk melanjutkan ucapannya.
Audrey ikut menoleh, ia mengangguk mengerti. "Lo dan temen lo!" sambung Audrey dengan menunjuk wajah Rio dan Satria secara bergantian.
Wajah Rio dan Satria berubah menjadi kesal. Keduanya tidak terima jika mereka dianggap gay. Padahal jelas-jelas selama ini Rio mengagumi Tasya secara terang-terangan. Dan Satria, lelaki itu juga masih menyukai wanita.
"Anjir, sembarangan!" ucap Rio sebal.
"Ya, tapi emang begitu kenyataannya. Kalian udah tertangkap basah masa gak mau ngaku juga," kata Audrey santai. Tangan gadis itu menyilang di depan dada.
"Au ih! Gelay ngeliatnya!" imbuh Tasya bergidik ngeri.
"Nih, dua orang apaan, sih. Gak jelas banget dateng-dateng ngatain gay," ucap Satria yang ikut kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Husband [COMPLETED]
Teen Fiction⚠️ TAHAP REVISI ⚠️ 15+ [ FOLLOW SEBELUM MEMBACA. ] Buruan baca sebelum sebagian part dihapus!!! Reyhan Aditama, manusia bermuka tembok, dengan sikap dinginnya yang seperti kutub Selatan. Biarpun seperti itu dirinya dikagumi oleh banyak orang. Manusi...