Severally (Sirifa1990)

547 42 1
                                    

PROLOG

Namaku Cho kyuhyun, aku pemilik Dessert Café. Kenapa aku menamai kafeku Dessert? Sesuai dengan arti dari dessert, hidangan penutup yang manis. Ya, aku ingin mereka yang datang ke kafe merasa bahagia. Sesuatu yang manis itu sangat indah untuk dikenang.

Tidak semua orang menikmati dessert setelah makanan utama, terkadang mereka makan dessert lebih dulu saat makanan utama dimasak. Alasannya simpel, mereka hanya ingin merasakan manis di awal sebelum mencicipi hidangan utama yang tidak tahu bagaimana rasanya. Bisa saja hidangan utama tidak sesuai realita, hambar atau terlalu asin mungkin.

Aku sendiri lebih suka makan dessert bersamaan dengan makanan utama. Aku sabar menunggu hingga mereka selesai memasak hidangan utama. Alasanku karena aku tidak ingin kecewa. Jika hidangan utama buruk, paling tidak aku masih punya dessert yang siap di lahap.

Kembali ke kafe milikku, aku membuat kafe ini atas saran sahabatku, Ahn Jae Hyun. Iya, aktor terkenal itu sangat menyukai dessert. Tiada hari tanpa makanan manis, dia berharap setelah seharian lelah bisa memanjakan dirinya dengan dessert. Walau kenyataannya dia tidak pernah sekalipun mampir ke kafeku.

"Aku sibuk, Hyung. Tapi, aku janji akan ke sana jika ada waktu," ujarnya.

Aku tidak marah, hanya saja sedikit kecewa. Kalian tahu, aku juga sibuk dengan seabrek kegiatan.

Kring

Suara lonceng kafe membuyarkan lamunanku. Aku pun menoleh ke pintu masuk. Seorang yeoja berdiri di sana. Dia tersenyum saat mata kami beradu. Sebuah buku berwarna putih ada di tangannya.

"Mianhae, apa kafenya sudah tutup? " tanyanya.

Aku menggeleng pelan dan mempersilakan yeoja manis itu duduk.

"Ah, untunglah. Oppa, aku mau latte dan cheese cake," pintanya.

Aku tersenyum dan mengangguk. Asal kalian tahu, sebenarnya aku sudah mau tutup. Tapi karena tidak tega, telebih dia yeoja cantik, aku mengurungkan niat untuk menutup kafe.

Aku meninggalkan dia kemudian membuat apa yang dia pesan. Yeoja itu sibuk dengan bukunya. Aku tidak bisa melihat wajahnya karena dia menutupi dengan buku yang dibawanya. Padahal aku sengaja mencuri pandang ke arahnya.

"Ini sudah terlalu malam, apa tidak berbahaya jika yeoja manis berjalan sendirian," ucapku dengan nada sedikit bercanda.

"Gwenchanayo, Oppa. Aku sudah terbiasa seperti ini, lagi pula siapa yang akan menganggu yeoja sepertiku. Berantakan dan jelek." balasnya.

"Apa dirimu tidak takut gendut? Ini sudah hampir tengah malam. Bukankah yeoja tidak suka makan dessert?"

Dia tersenyum, "Aku tidak takut gendut. Lebih baik aku gendut daripada tidak bisa menikmati dessert, " ujarnya.

"Ok. Pelan-pelan saja menikmati dessert-nya. Jangan terburu-buru, tidak ada yang akan meminta dessert-mu."

Dia kembali tersenyum. Manis. Baru kali ini aku melihat yeoja yang terlihat sangat menikmati dessert. Dari mana yeoja ini? Selama aku membuka kafe di sini, dia tidak pernah terlihat. Belakangan, diketahui dia muncul di saat kafe ingin tutup. Dia akan datang dengan membawa buku dengan sampul buku berbeda warna setiap harinya. Tapi, aku tidak melihatnya setiap hari Sabtu.

Diam-diam, aku mencatat warna buku dan pesanannya. Dia akan memesan makanan sesuai dengan warna buku yang dia bawa. Seperti malam ini, dia membawa buku warna putih. Latte dan cheese cake. Tidak sekalipun dia mengubah menu dan warnanya. Misal pink, yang biasa dia pesan adalah capuccino dan strawberry cake. Maka saat dia datang, dia akan memesan itu. Tidak berubah.

ONESHOOT AREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang