No as I thought (PhyPoesphyta)

1.9K 178 37
                                    

a story by PhyPoesphyta

Jangan pernah menyentuh hidup seseorang apabila itu hanya akan menghancurkan perasaannya.

Seo Joo Hyun


Hari ini, aku dan Krystal sedang berbelanja di sebuah pusat perbelanjaan di kota Seoul. Setelah lelah karena hampir seharian kami berbelanja, kami akhirnya memutuskan makan di salah satu food court disana.

"Eonni, oppa sudah pulang belum ya?" tanya Krystal padaku.

"Sudah, sepertinya. Ini sudah lebih dari jam dua, Krys." jawabku sambil melihat jam di pergelangan tangan kiriku.

"Aku akan menelepon oppa kalau begitu. Akan kusuruh oppa menjemput kita." ucap Krystal.

"Tidak perlu, Krys." balasku sambil melihat ke satu titik di depan sana.

"Kena... Oh My God. Oppa." pekik Krystal, kurasa dia sudah tau apa yang kulihat sedari tadi.

Krystal melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah seseorang ah bukan tapi dua orang disana yang sedang berpegangan tangan. Mau tidak mau, akhirnya aku mengikuti Krystal juga.

"Oppa, siapa dia?" tanya Krystal langsung sambil menunjuk yeoja yang masih duduk.

"Eoh, Krys. Kau sedang apa disini?" tanya balik orang yang dipanggil oppa itu. "Hyunie." lanjutnya kaget setelah melihatku mendekat ke arah mereka.

"Krys, sudahlah. Kita dilihat banyak orang." kataku

"Tidak bisa, eonni. Dia harus menjelaskan padaku, siapa yeoja itu. Biarkan saja dilihat banyak orang, aku tidak peduli." ucap Krystal pada Seohyun. "Siapa dia oppa? Apalagi yang oppa cari? Seohyun eonni sangat baik. Dia juga mencintai oppa, menyayangi aku dan Lauren juga eomma dan appa. Cantik adalah nilai plus dari Seohyun eonni. Dan menurutku Seohyun eonni juga begitu sempurna. Apalagi yang kurang dari Seohyun eonni, oppa?" lanjutnya pada sang oppa.

"Dia hanya teman oppa, Krys. Kami tidak ada apa-apa."

"Teman kau bilang? Kalau teman tidak mungkin sampai berpegangan tangan, Kyuhyun-ssi." ucapku.

"Aku bisa menjelaskan semuanya, Hyun."

"Tidak perlu, aku lebih mempercayai penglihatanku sendiri." sahutku. "Krys, kau mau makan disini bersama oppamu atau ikut eonni mencari tempat makan lain?" tanyaku pada Krystal.

"Aku ikut, eonni."

"Ayo kita pergi dari sini." ajakku sambil membalikkan badan dan melangkahkan kaki menjauhi mereka.

"Hyun, tunggu." ucap Kyuhyun oppa sambil memegang tanganku.

"Ada apalagi Kyuhyun-ssi? Kalau kau ingin menjelaskan, kau hanya membuang waktuku saja. Jelaskan saja nanti di pertemuan keluarga kita. Dan tolong lepaskan tanganmu." kataku sambil melihat ke arah tangannya yang masih memegang tanganku.

Kyuhyun oppa langsung melepaskan cekalan tangannya. Tanpa melihat ke belakang lagi, aku langsung melangkahkan kakiku menjauhi food court tersebut.

"Eonni tidak apa-apa?" tanya Krystal setelah kami tiba di salah satu cafe yang masih berada di salah satu pusat perbelanjaan tersebut.

"Eonni tidak apa-apa, Krys." jawabku. "Tolong, jangan beritahukan dulu pada siapa-siapa." lanjutku setelah kami duduk.

"Tidak bisa eonni, eomma harus tau." kata Krystal sambil memilih menu makanan.

"Tolong, Krys. Biar kami nanti yang akan bicara pada semuanya. Ini masalah eonni dan oppamu. Eonni mohon padamu."

"Baiklah, kalau itu mau eonni."

***

Di dalam kamar, aku mulai mengingat kembali kebersamaan bersama Kyuhyun oppa. Dan aku mulai paham, kalau dia hanya terlihat nyaman berada di dekatku bukan karena dia menyayangiku ataupun mencintaiku. Sikap yang selama ini dia tunjukkan padaku ternyata tidak ubahnya seperti sikap seorang kakak pada adiknya. Aku terlalu bodoh, tidak bisa membedakan itu semua.

Tak sengaja aku melihat cincin yang melingkar di jari manisku. Aku tersenyum miris, ini adalah kesalahan. Dia tidak pernah mencintaiku. Dia hanya merasa tidak enak untuk menolak perjodohan kami. Aku harus melakukan sesuatu, sebelum aku benar-benar jatuh cinta padanya.

Ternyata selama ini, dia hanya mengangapku sebagai temannya tidak lebih. Aku yang terlalu berharap padanya. Aku baru sadar, setelah melihat dia bersama yeoja lain. Sebelum Krystal menghampiri mereka tadi, aku bisa melihat pancaran matanya yang menunjukkan cinta pada yeoja di depannya.

***

"Maaf aku terlambat." ucap Kyuhyun oppa pada kami.

Keluargaku dan keluarga Kyuhyun oppa memang sedang ada pertemuan untuk membahas pernikahan kami. Tapi mungkin saja tidak akan ada pernikahan untuk kami. Jadi, mungkin ini adalah pertemuan terakhir bagi keluarga kami.

"Darimana saja, anak nakal?" tanya Kim Hanna, eomma Kyuhyun oppa.

"Tadi aku ada meeting eomma."

"Ah, pasti sibuk sekali calon menantuku ini." ucap appaku.

Aku sungguh sudah muak dengan basa-basi ini. Aku tidak ingin melihat wajahnya lagi yang terkesan tidak bersalah sama sekali atau memang dia mengira masalah di antara kami selesai.

"Jadi bagaimana rencana pernikahan kalian?" tanya eomma.

"Maaf semuanya, aku tidak bisa melanjutkan pertunangan ini." kataku sambil melepas cincin di jari manisku. "Aku hanya ingin menikah dengan orang yang mencintaku bukan mencintai yeoja lain. Aku memang mencintai Kyuhyun oppa, tapi aku pikir oppa tidak pernah mencintaiku sama sekali. Selama ini semua perhatian dan kasih sayangnya padaku, tidak lebih dari sikap seorang kakak pada adiknya. Oppa hanya merasa nyaman berada di dekatku. Lagipula, Kyuhyun oppa sudah memiliki gadis yang dicintainya. Aku tidak sengaja melihat Kyuhyun oppa bersama gadis itu. Mereka bahkan berpegangan tangan dan bertatapan dengan mesranya. Aku melihat di mata Kyuhyun oppa ada binar-binar cinta dan itu tidak aku dapatkan dari Kyuhyun oppa. Eommonim, Appanim terimakasih sudah menerimaku dengan baik di keluarga kalian, sudah begitu menyayangiku juga tapi maaf aku tidak bisa menjadi menantu untuk kalian. Appa, eomma maafkan aku yang telah mengecewakan kalian. Dan untuk Kyuhyun oppa, maafkan aku mungkin aku yang terlalu berharap pada hubungan kita. Maafkan aku yang sudah dengan lancangnya mencintai oppa. Tapi oppa tenang saja aku akan menghapus perasaan ini untukmu, meskipun berat tapi aku pasti bisa. Dan untuk semua kenangan yang sudah kita lewati, anggap saja tidak pernah ada. Kalau oppa mau menjelaskan, silakan. Tapi maaf keputusanku sudah bulat, karena aku lebih mempercayai penglihatanku sendiri." lanjutku panjang lebar sambil berusaha menahan tangisku dan menyerahkan cincin yang sudah kulepas padanya.

"Hyun, kau salah paham. Dia hanya temanku. Aku sedang menghiburnya karena dia sedang patah hati. Sungguh dia hanya temanku, Hyun." jelas Kyuhyun oppa.

"Tidak ada seorang teman yang memegang tangan temannya apalagi yang berbeda gender, oppa. Kalau teman oppa laki-laki, aku bisa memahaminya. Tapi ini seorang gadis." balasku tidak mau kalah.

"Hyun pikirkan baik-baik, Nak. Sebentar lagi kalian akan menikah." ucap eomma.

"Aku sudah memikirkannya dengan baik selama satu minggu ini, eomma. Dan keputusanku tetap sama. Aku tidak bisa melanjutkan pertunangan ini. Maafkan aku. Aku permisi." kataku sambil setelahnya aku melangkahkan kakiku menuju ke luar restoran tempat kami mengadakan makan malam.

Kudengar suara derap langkah kaki mengejarku. Tanpa menoleh pun aku tau siapa. Tapi aku tidak peduli, aku terus saja melangkahkan kakiku.



END

ONESHOOT AREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang