Stay (VeeSKblue11)

637 95 9
                                    

Seohyun Cho, menatap hampa cincin cantik yang melekat pada jari manisnya itu. Suasana taman yang sepi karena cuaca yang sedikit mendung membuatnya cukup bisa bernapas lega meskipun masih terasa sesak. Seharusnya dia segera pulang dan menyiapkan makan malam. Tetapi tidak, dia tahu malam ini kemungkinan terbesarnya adalah rumah itu akan sepi, sunyi dan suram.

Sekali lagi, Seohyun mengembuskan napas panjang.

Ini semua kesalahannya, ya dia yang telah memulai ini semua. Pernikahan mereka harus di ujung tanduk karena perbuatannya yang terlalu terlena akan pekerjaan.

Tanpa sadar Seohyun terisak kecil, air mata mulai lolos membasahi pipi tirusnya.

Bagaimana caranya memperbaiki ini semua?

Seketika, ingatannya berlabuh pada kejadian beberapa hari lalu. Sesuatu yang mungkin telah mematik amarah suaminya itu yang telah dipendam begitu lama.

"Maaf, aku tidak bisa menghubungimu. Tiba-tiba saja kami harus melakukan meeting mendadak, kau tidak marah kan?"

"Apa meeting-nya berjalan lancar?" Mendengar pertanyaan balasan dari sang suami, Seohyun merekahkan senyum dan segera mendatangi Kyuhyun yang masih terlihat begitu tenang.

"Ya, sepertinya aku akan segera mendapatkan promosi! Kau tidak akan keberatan bukan?" tanya Seohyun lagi dengan raut penuh kecemasan.

Kyuhyun tersenyum kecil, yang tidak dapat Seohyun raba itu adalah senyum miris.

"Kau sudah memimpikan posisi itu bukan? Bagaimana bisa aku melarangnya?" Ucapan itu sekali lagi membuat Seohyun tak sadar semakin melebarkan senyum dan mengecup pipi Kyuhyun sebelum berjalan meninggalkan lelaki itu sambil bercerita apa saja yang tadi dirapatkan.

Diam-diam, Kyuhyun mengembuskan napas panjang dan lelah. Sampai kapan pernikahan ini membuat mereka seakan bukanlah sepasang suami istri? Tidak, lebih tepatnya karena kesibukkan Seohyun yang semakin menjadi-jadi.

Kyuhyun hanya mendengarkan semua keluh kesah Seohyun tanpa memperlihatkan kekecewaannya yang begitu dalam, bahkan sepertinya Seohyun melupakan hari penting ini.

Begitu bayangan Seohyun hilang di balik pintu kamar mereka, lagi-lagi Kyuhyun mengembuskan napas panjang. Sedangkan di sisi lain, Seohyun yang baru memasuki kamar mereka dengan senyum merekah karena mengira Kyuhyun marah, seketika terpaku.

Kamar itu dipenuhi lilin dan bunga mawar yang bertebaran, di tengah-tengah kamar juga sudah disiapkan meja candle light dinner bahkan beserta kue putih mungil dengan satu lilin panjang. Perlahan Seohyun mendekat, melihat lilin itu sudah padam bahkan hanya tinggal sedikit. Ada sebuah box besar di sampingnya dengan tulisan 'Happy 7th Anniversary Honey' membuat jemari Seohyun seketika bergetar menahan isak tangis.

Sepertinya dia melakukan kesalahan fatal.

*****

"Kau marah?"

"Apa yang kau bicarakan?"

"Kalau kau marah, marah saja tidak perlu bersikap baik dengan pura-pura tidak mengerti ucapanku. Jika marah, katakanlah."

Kyuhyun seketika mendengkus dan menatap Seohyun dengan tatapan yang bahkan membuat wanita itu merasa kesal.

"Dua minggu yang lalu, aku berusaha membuat janji dengan Dokter Jimin dan kau berkata akan menyusulku untuk berkonsultasi program kehamilan tapi kau tidak datang, apa aku marah? Satu minggu yang lalu, aku reservasi dua tiket pertunjukkan teater yang kau sukai tetapi lagi-lagi kau memilih untuk tidak datang karena meeting, apa aku marah? Sekarang di hari peringatan pernikahan kita, kau kembali tidak datang. Kau bertanya apa aku marah? Menurutmu, apa aku marah? Jika aku marah, kau selalu beralasan ini demi kebahagiaanmu, ini mimpimu! Bagaimana aku bisa marah?! Sejak kapan aku tidak pernah mendukung mimpimu itu Seo Joohyun?!" Kyuhyun menutup wajahnya dengan salah satu tangan, menghalau air mata kesedihan untuk hadir.

ONESHOOT AREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang