Cinta Setelah Terluka (Ashima Nur)

354 32 10
                                    

Cinta Setelah Terluka

Ashima Nur
Freelance
Wifam_Fanfiction™

"Orangnya tinggi, 178 sentimeter, hidungnya mancung. Kulitnya putih, seperti tofu. Iya, aku tahu kau suka kulit eksotis. Tapi, dengarkan dulu."

Suaranya tergesa seraya mengejar seorang wanita berjas putih bersih yang mengikat rambutnya tersebut masuk ke dalam sebuah ruangan. Dia melupakan sepatu tinggi 7 senti yang sengaja dia pakai untuk membuatnya lebih tinggi dari wanita yang dia kejar, meski beberapa kali tersandung lantai.

"Demi Tuhan, aku bersumpah dia pria yang terbaik."

Wanita itu berpaling, berkacak pinggang membuat air muka paling galak yang bisa dia pasang saat ini. Setidaknya mimik itu bisa membuat sahabatnya ini terdiam. Tapi, dia lupa siapa sahabatnya ini.

Aera membesarkan kedua bola matanya laksana kucing.

"Dia sahabatnya Jae."

Kalimat klimaks.

"Oh ayolah, Juhyun. Coba bertemu sebentar saja. Jae sudah terlanjur membicarakanmu pada pria itu."

Wanita bernama Juhyun, tertera pula di tanda pengenal yang ada di mejanya itu masih bersilang tangan.

"Oke, oke, aku mengaku. Aku yang meminta Jae mengenalkanmu dengan sahabatnya." Aera mendengus.

Juhyun akhirnya bisa mengubah gaya bersikapnya. "Kenapa, Aera? Kau tahu aku tidak suka kencan buta."

"Karena kau belum juga bisa move on dari Daeyoung-mu itu."

Juhyun memutar bola matanya, jengah.

"Aku tidak memaksamu untuk cocok dengan pria yang dikenalkan Jae. Tidak. Kau cukup bertemu dan menjalin teman dengannya. Hanya itu."

Juhyun tatap mata Aera yang tampak berbohong. Aera mendengus kecil sekali lagi.

"Baiklah, aku mengakui, aku ingin kau berpacaran dengannya. Tapi, demi Tuhan. Juhyun, aku tidak akan memaksamu. Aku hanya tidak ingin melihatmu tergila-gila dengan pekerjaan. Kau seperti robot. Kau tidak hidup."

Juhyun terdiam.

Aera menghela, menatap ruangan pribadi sahabatnya, bernuansa serba putih dengan sentuhan hijau mint, tapi memang terasa kosong.

"Pria itu juga jomlo sangat lama dan setelah Jae berbicara kalau kau tidak punya kelasih, dia langsung setuju bertemu denganmu. Aku tahu ini permintaan teraneh dan kau tidak bisa menerimanya. Tapi, berpikirlah dulu. Maaf jika memaksamu."

"Apa pekerjaannya?"

Aera berbinar, matanya kembali hidup dengan bercahaya. "K-kau sungguh mau bertemu dengannya?"

Juhyun menghela lelah. "Tapi, setelah aku cocokkan dengan jadwalku. Aku ada jadwal bertemu dengan pasien."

"Baik! Tidak apa-apa. Aku akan beritahu Jae. Ju, aku menyayangimu!" Aera mencium pipi Juhyun sebelum lari keluar ruangan.

Juhyun terduduk di kursinya memijat kepalanya yang pening mendengar permintaan Aera yang amat tidak masuk akal. Wanita itu melirik kalender di atas mejanya, sudah 5 tahun. Rupanya sudah selama itu. Dan sudah selama itu pula, dia menjomlo sejak hari paling menyakitkan itu terjadi.

Sebenarnya Juhyun sudah lupa rasa sakit malam itu. Hanya saja yang masih terekam jelas di benaknya adalah bagaimana dan dengan siapa kejadian itu terjadi.

Juhyun mendongak. Membayangkan garis hidupnya. Dia sudah hampir 40 tahun, tapi masih sendirian hingga detik ini. Orang bilang hidupnya sempurna, dapat gelar dokter kecantikan ternama, punya praktek sendiri, bahkan berencana mengeluarkan produk kecantikanya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ONESHOOT AREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang