The Moment (Soora)

582 73 0
                                    

The Moment
Soora
Freelance
Wifam_Fanfiction™

"Apa Appa akan datang?"

"Appa sibuk, Nak."

"Kenapa? Aku bahkan sudah mengatakan pada Appa seminggu sebelumnya."

"Jaehyun!"

"Aku hanya minta sehari saja."

"Lain kali akan kita bahas!"

Bocah berusia 8 tahun itu menarik napas panjang. Bahkan sekalipun ia meminta, ayahnya tetap saja tidak meluangkan waktu untuk acara di sekolahnya. Jika saja ibunya masih bersama mereka, mungkin ia tidak perlu merengek dan memelas pada laki-laki dewasa yang sepertinya tidak perduli dengan keberadaannya.

"Tuan Kecil, Bibi Ahn sudah menyiapkan sarapan."

"Boleh tidak aku bolos sekolah saja, Noona?"

"Hei ... kenapa? Hari ini kan hari yang sudah dipersiapkan dengan sangat baik."

"Appa tidak akan datang."

Anna, pengasuhnya terdiam.

"Kapan Eomma pulang? Aku tidak ingin tinggal dengan Appa. Kalau Appa dan Eomma bercerai, aku akan memilih dengan Eomma saja!"

"Sstt ... jangan berdoa yang buruk." tegur Anna.

Jaehyun menatap Anna. "Aku tahu kok, kalau pria dan wanita dewasa yang menikah tidak tinggal serumah lagi, mereka akan berpisah. Noona, aku sudah mengerti."

"Tidak ... tidak, bukan seperti itu situasinya." cegah Anna cepat. "Nyonya Muda sedang pendidikan, jadi itulah kenapa Tuan dan Nyonya tidak ada di tempat yang sama." lanjutnya menjelaskan singkat.

"Noona yang mengajariku untuk tidak berbohong."

"Aku memang sedang tidak berbohong."

Jaehyun memperhatikan Anna baik-baik. Menatap tajam tepat ke arah mata Anna. "Noona tahu kan kalau aku tidak suka Noona berbohong."

Anna menatap mata Jaehyun. "Tuan Kecil, terkadang Tuan tidak perlu bertanya untuk memastikan sesuatu. Kalaupun Tuan Kecil berkata mengerti, maka jangan jadikan itu sebagai alasan meminta jawaban. Tuan Kecil mengertikan."

Jaehyun menarik napas panjang lalu dengan cepat memeluk Anna. "Baiklah, aku akan mengerti, Noona."

Anna tersenyum kecil lalu menepuk pundak Bos kecilnya pelan-pelan. "Ayo kita siap-siap. Aku pernah bilang kan, untuk mengapresiasi diri sendiri karena usaha yang telah kita lakukan. Ayooo ... kita perlihatkan pada Tuan dan Nyonya bahwa Cho Jaehyun ini hebat."

Bagi Jaehyun, Anna adalah temannya dari kecil dan bagi Anna, Jaehyun adalah temannya ketika ia memutuskan menanggalkan mimpi-mimpinya.

***

"Sudah beberapa kali dia demam seperti ini, kan."

"Ya."

"Serta sudah berulang kali, aku menyarankan untuk membawanya bertemu ...."

"Tidak, sebelum urusanku di sini selesai."

"Hyunie-ah."

"Aku punya mimpi dan di sini aku bisa mewujudkannya!"

"Benarkah?"

Seo Joohyun terdiam.

Tiffany Hwang menggenggam tangan ibu dari pasiennya. "Terkadang kita mengerti, sesuatu ada yang harus direlakan bukan karena kita tidak mampu, tetapi karena kita tahu ada yang harus diutamakan." Dia dibalas lawannya dengan tatapan tajam.

ONESHOOT AREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang