When I was Your Man (Keyralaws)

948 78 17
                                    

Dulu, aku adalah lelakimu.
Lelaki yang hari ini, menyimpan sebuah rindu yang mendadak bisu.

.....

Original Story © Keyralaws

p r e s e n t.

Kyuhyun tersenyum kecil dari sudut bibirnya. Masih mengawasi potret besar Seohyun yang nampak cantik di ujung ruangan. Bibirnya mendadak kering saat rindu mulai menghabisi tenaganya. Setiap kali sesak datang menghimpit dadanya, Kyuhyun kehilangan akal. Kemudian membasahi bibirnya lagi berulang kali. Dia tidak mau kacau. Tidak, sebelum dia memastikan bahwa Seohyun akan bahagia.

Seharusnya dia tahu jawabannya. Tentu saja Seohyun akan bahagia dengan siapa pun itu. Karena satu-satunya yang membuat gadis itu tidak bahagia adalah dirinya. Dia, yang sudah pernah menyakiti gadis itu berkali-kali. Dia ini lelaki payah, pecundang, dan bodoh. Semua orang sudah menganggapnya begitu setelah mereka resmi berakhir.

Tiga tahun.

Waktu sepanjang itu tentu sudah lebih dari cukup untuk Seohyun memilih bertahan dengan keegoisan Kyuhyun yang nampak tidak ada akhirnya. Dan selama itu juga, Kyuhyun menganggapnya hal biasa. Resiko paling wajar adalah membiarkan gadis itu pergi. Bahkan untuk tidak kembali lagi.

Tubuhnya kembali ke atas kasur saat Kyuhyun memeriksa seluruh jadwal kerjanya hari itu. Hari ini lebih mirip seperti peringatan hari rindu dalam dunia Kyuhyun. Untuk satu dan dua alasan samar, perasaannya tiba-tiba saja menggebu-gebu merasakan rindu. Rasanya nyaris pilu. Apalagi ketika menyadari segalanya sudah sangat berubah.

Ruangan itu masih sama. Masih tidak berubah sejak terakhir kali Seohyun ada disana. Waktu itu, terakhir kali mereka bersama, Seohyun tertidur di atas kasurnya dengan nyenyak. Kemudian Kyuhyun ada di sampingnya. Semuanya benar-benar sama. Juga masih kasur yang sama dengan yang Kyuhyun tempati sekarang. Jika Kyuhyun berdelusi, aroma tiga tahun lalu bahkan masih terasa terlalu kental. Padahal nyatanya, tidak ada omong kosong semacam itu. Mungkin yang berubah, rasanya menjadi terlalu besar dan luas. Kyuhyun hanya lupa karena sekarang dia hanya seorang diri. Lelaki patah hati yang masih sendiri di saat hampir seluruh temannya sudah menikah dan punya anak-anak lucu.

Patah hati memang mengerikan. Dia tidak bersuara, dia juga tidak tiba-tiba hancur berkeping. Dia hanya terbelah menjadi dua, sesuatu yang jelas tidak akan bisa bersatu lagi. Karena yang patah, pastilah berakhir berpisah.

“Cho Kyuhyun, ada paket untukmu di atas meja. Cepatlah keluar.” ketika mendengar suara kakaknya dari balik pintu kamar, Kyuhyun menghela nafas. Dia malas bertemu orang lain, termasuk kakaknya yang berisik.

Kyuhyun mencari ponselnya sendiri. Kemudian memutar satu-satunya lagu yang dia simpan selama hampir dua tahun. Ketika lagunya berbunyi, kamar Kyuhyun terasa seperti berubah nuansa. Dentuman suara patah hati terdengar dimana-mana. Juga bayang akan kenangan masa lalu tiba-tiba muncul dari dinding-dinding kamarnya yang berwarna pucat. Seolah sebuah film usang dan soundtrack-nya tengah terputar di bioskop. Sementara Kyuhyun menjadi penonton satu-satunya. Tidak—tapi lebih mirip seperti saksi bisu.

Kenapa semuanya terdengar tidak sama lagi? Padahal bagi Kyuhyun, seharusnya tidak ada yang berubah.

“Ayo berkumpul nanti malam, Cho.”

Kali ini Kyuhyun menghela nafas panjang, memikirkan jawaban yang pantas untuk dia berikan ditengah patah hati gilanya. Sejujurnya, Kyuhyun ingin menolak. Mendengar teman-temannya bicara soal kekasih, atau parahnya—calon istri, hanya akan membuat Kyuhyun sebal. Tapi berdiam diri seperti orang bodoh di dalam kamar, tak ubahnya remaja labil yang baru di tolak seseorang.

ONESHOOT AREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang