Seohyun langsung misuh-misuh ketika tidak mendapati sebelah sneakers baby blue kesayangannya di rak sepatu paling atas. Padahal ia hanya meninggalkan si sepatu kesayangan tidak lebih dari sepuluh menit untuk mampir ke dalam perpustakaan, mengembalikan beberapa buku yang di pinjamnya minggu lalu. Oh, mendadak kepala Seohyun menjadi pusing.
"Kau yakin meletakkannya disini?" tanya si rambut pirang, Sarah—teman Seohyun yang berdarah campuran.
Pertanyaan Sarah membuat Seohyun mendelik, merasa terlalu sensitif dengan pertanyaannya. "Kau bahkan melihat sendiri ketika aku meletakkan sepatuku di sebelah sepatumu, kan? Kenapa bertanya."
Sejujurnya Sarah tahu, dan juga melihatnya sebagai saksi mata ketika sepatu milik Seohyun di letakkan rapi di sebelah sepatunya. Dia juga tidak tahu kenapa sepatu milik gadis itu bisa hilang tiba-tiba.
"Apa di kampus kita ada pencuri?" ucap Seohyun sembari berjongkok mencari kemungkinan sepatunya terselip, atau terhalang sesuatu.
Sarah menyandarkan punggungnya sebal, "Kau kan, pintar, Joo. Mana mungkin ada yang mau mencuri sebelah saja. Kau pikir dia akan berjalan dengan sebelah sepatu? Kalaupun dijual, itu tidak akan laku."
Sekarang Seohyun malah mendengus karena kemungkinan yang dia pikirkan ternyata benar-benar tidak mungkin, saat satu kalimat Sarah langsung memukulnya telak.
"Y–ya, mungkin saja, kan?" ucap Seohyun dengan nada pasrah, karena sudah tidak menemukan kemungkinan lain dalam kepalanya.
"Lagi pula, kau ini banyak uang, membeli sepatu baru tidak akan membuatmu langsung miskin." Semua tahu itu. Seohyun bahkan bisa saja membeli ribuan pasang sepatu dalam semalam jika gadis itu mau.
Tapi ketika Sarah menangkap raut gadis itu yang tidak setuju, Sarah tahu bahwa itu bukan soal harga, tapi soal siapa. "Jangan bilang itu pemberian mantanmu, yang meninggalkanmu?"
"Sarah...." lagi-lagi Sarah tidak salah. Tapi Seohyun benci karena meskipun lelaki itu meninggalkannya pergi dengan wanita lain, dia masih dengan bodohnya menyimpan segala pemberian lelaki itu.
Sarah menegakkan tubuhnya, kemudian mendekati Seohyun yang tadi menyebut namanya dengan nada yang aneh. "Kau harus move on dari lelaki bajingan itu."
"Mungkin saja sebelah sepatumu hilang itu adalah tanda bahwa kau harus melupakannya. Dia sudah pergi, dan sekarang sebelah sepatumu juga ikut pergi. Masuk akal, kan?"
Oh, tidak. Seohyun baru menyadari betapa menyebalkannya Sarah dengan semua kalimat gadis itu.
"Aku akan mencari sepatuku. Aku tidak mungkin pulang tanpa alas kaki." setelah mengatakan itu, Seohyun terburu-buru pergi meninggalkan Sarah sebelum gadis itu mengatakan sesuatu lagi.
"Bilang saja kau masih terlalu sayang, Joo. Kau kan, bisa menyuruh supirmu membeli sepatu atau apapun itu detik ini juga. Dasar tukang mengelak."
Oh, shit. Sarah itu benar-benar teman paling menyebalkan yang sayangnya Seohyun selalu membutuhkan gadis itu di setiap hari-harinya.
*****
"Siapa yang berani-beraninya mencuri sebelah sepatuku, sih. Dasar sialan!" umpat Seohyun saking kesalnya. Bahkan sudah terlewat hampir dua puluh menit Seohyun mencari sebelah sepatunya yang hilang seperti orang gila. Rasanya seperti ia tengah menghancurkan reputasinya sendiri.
"Menyebalkan! Kalau dia butuh sepatu, seharusnya katakan saja padaku agar aku belikan yang baru. Tidak perlu sampai mengusik sepatu kesayanganku." Seohyun memekik setengah tertahan, kemudian berjongkok. Menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT AREA
FanficBerisi Fanfiction One Shoot SeoKyu💜 #5 seohyun #4 maknaecouple #3 kyuseo