That Night (Heavenhyun11)

779 63 5
                                    

That Night

Cast:
Cho Kyuhyun
Seo Joohyun
Genre: AU, Sad, Romance
Rating: T
Length: Oneshoot

Seohyun POV

Aku sedang duduk termenung di sebuah kedai kopi. Sendirian. Kebetulan, tempat dudukku berhadapan dengan jendela kaca yang langsung mengarah ke jalan. Malam ini, jalanan terlihat begitu sepi. Mungkin karena dilanda hujan, orang-orang jadi malas untuk berpergian. Kusesap coffe latte yang tersisa setengah cangkir. Selintas kenangan mampir di pikiranku, menggali lagi memori masa lalu. Masa laluku dengan dirimu.

Malam itu. Di mana akhirnya dirimu memilih melepaskan, mengubur rapat-rapat kenangan selama satu tahun lamanya kita bersama.

“Mau pesan apa?” dirimu di masa lalu menanyaiku. Sedangkan diriku sendiri sibuk membaca buku menu yang kupegang.

Americano satu!” pekikku setelah menemukan minuman yang ingin kuminum. Dirimu tersenyum melihat tingkahku.

Selama beberapa menit, tidak ada yang membuka suara. Aku yang memang dasarnya tidak pandai membangun suasana, memilih berselancar di dunia maya melalui gawai, sedangkan dirimu juga diam tak bersuara. Sampai pesanan datang, kau masih diam.

“Tumben Oppa diam, biasanya paling cerewet sendiri!” tukasku akhirnya sambil terkekeh. Kau hanya sunggingkan senyum tipis.

"Aku ingin mengatakan sesuatu.”

“Ya, katakan saja."

“Ayo, kita putus....”

Air mukaku seketika berubah. Mataku menatap mata obsidian kecoklatan milikmu yang menampilkan ketegasan, tidak ada kesan bercanda. Tanganku terkepal begitu saja di atas meja.

“Ke-kenapa?”

“Aku sudah tidak mencintaimu lagi. Maaf!” setelahnya, kau beranjak pergi. Meninggalkanku dengan air mata yang telah mengalir. Malam ini, rasanya begitu pahit, seperti americano yang kupesan.

Aku menghela napas. Netraku menangkap sepasang kekasih yang tengah berjalan dengan canda tawa di pinggir jalan. Nampak seperti pasangan yang bahagia tanpa cela. Teringat satu kenangan manis bersamamu dulu.

"Kyuhyun Oppa!" kau berbalik, lantas menyunggingkan senyum hangat padaku. Aku segera berlari agar cepat sampai di hadapanmu, tidak menghiraukan pekikan khawatirmu.

"Astaga, Seohyun! Jangan lari-lari! Nanti kalau terjatuh bagaimana?" omelmu ketika aku sudah dalam dekapanmu. Aku hanya tersenyum sembari mengeratkan pelukan. Ah, begitu nyaman.

"Oppa pasti lama menunggu, makanya aku berlari seperti tadi." kau menyentil dahiku gemas. Bibirku mengerucut lucu, tetapi dirimu justru terkekeh melihatnya.

"Berapa lama pun kau datang, aku tetap akan menunggumu, Sayang!"

"Jangan menggombal!" kau kembali terkekeh sambil mengacak rambutku pelan.

"Ayo jalan-jalan! Katanya ingin makan ttoppoki sepuasnya." kedua mataku berbinar. Segera saja aku gandeng lengannya dan menyeretnya untuk berjalan.

"Let's go, Oppa!"

Dan hampir semalam suntuk, kita terus berwisata kuliner di sepanjang jalan Myeongdong. Berbagi canda, tawa, pelukan, dan... ciuman. Seperti sekarang, ketika kita sampai di depan rumahku. Kau mencium kening dan bibirku sebagai ciuman perpisahan.

"Saranghae, Seohyun-ie."

"Na ddo saranghae, Kyuhyun Oppa."

Rasanya baru kemarin peristiwa itu terjadi. Tetapi nyatanya, sudah berlalu satu tahun lamanya. Hah, bagaimana kabarmu sekarang, Oppa?  Aku harap kau baik-baik saja. Jika suatu saat nanti, takdir memertemukan kita kembali, aku ingin mengatakan,

“Terima kasih sudah pernah menemaniku, di kala sedih dan senangku. Terima kasih sudah mengajarkanku tentang rasa cinta dan patah hati. Semoga kelak, saat kita bertemu, kita sudah bahagia dengan pilihan masing-masing. Selamat tinggal!”

***

Kyuhyun POV

Aku melihatnya. Duduk sendirian di kedai kopi favorit kami dulu. Ingin sekali aku memeluknya, mengatakan aku masih mencintainya, sangat mencintainya. Aku masih mengingat wajah kecewanya saat aku mengucapkan kata perpisahan. Rasanya malam itu, aku ingin berteriak bahwa ini semua bukan keinginanku. Tetapi, aku terlalu pengecut. Aku bukan lelaki yang pantas untuk dirimu, Seohyun-ah. Aku hanya lelaki yang tidak jelas masa depannya, yang dengan beraninya menjalin hubungan denganmu, putri tunggal keluarga kaya di Korea.

"Kau benar-benar tidak tahu malu ya, Cho Kyuhyun?" aku menunduk. Tak berani menatap pria paruh baya yang aku kenal sebagai ayah gadisku.

"Kau dan putriku itu tidak pantas! Kau hanya lelaki yang tidak jelas masa depannya! Bagaimana bisa kau menjanjikan kebahagiaan padanya, hah?" bibirku kelu untuk menjawab. Dadaku terasa sesak. Bayang-bayang perpisahanku dengan Seohyun nampak begitu jelas.

"Jauhi putriku sebelum aku melakukan perhitungan padamu!"

Kutengadahkan kepalaku, menghalau air mata yang hendak jatuh dari sudut mataku. Rasa sesak itu masih terasa di dada. Aku sungguh menjadi lelaki pecundang, yang tidak bisa memerjuangkan gadis pujaannya. Yang menyerah karena kasta. Aku melangkah jauh dari kedai kopi tersebut, meninggalkan gadis yang saat ini masih menjadi ratu di hatiku. Semua kenangan indah bersamamu akan kusimpan dengan baik dan tak akan pernah terlupakan.

"Maafkan aku, Seohyun-ah! Semoga kau bahagia, dan selamat tinggal!"

"Kyuhyun Oppa."

"Hm?"

"Apa yang paling kau takuti di dunia ini?"

"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Jawab saja!" kupandangi dirimu dengan netra tajamku. Kau berkedip pelan, lalu mengalihkan tatapanmu dariku. Sekilas, aku melihat pipimu yang tembam merona kemerahan. Aku tersenyum tipis.

"Aku takut kehilanganmu, Seohyun-ah!"

'Dan ketakutanku akan benar-benar terjadi.' lanjutku di dalam hati. Kau tersenyum cerah lalu memelukku dengan erat.

"Saranghaeyo, Oppa."

Dan aku hanya bisa membalas dengan pelukan yang semakin erat.

'Maaf, Seohyun-ah! Maaf..."

TAMAT

ONESHOOT AREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang