kisah akhir kita - 🔞

5.2K 198 7
                                    

Mature content!

Happy reading..

.

.

.

Pasangan yang masih mengenakan seragam sekolah itu bergandengan begitu erat sambil berjalan menyusuri jalan pulang. Sesekali si pria mengusap keringat yang menetes di dahi kekasih cantiknya itu, merasa bersalah karena sudah membuat kekasihnya berkeringat karena berjalan di cuaca yang cukup panas seperti ini.

Lagi, pria itu kembali mengusap dahi kekasihnya.

"Ck udahlah Tzu.." ucap Sana dengan manja, dia cukup kesal dengan sikap Tzuyu yang terus menatapnya dengan wajah bersalah seperti itu. Di tambah dia selalu mengusap keringatnya. Itu sungguh membuat Sana tidak suka.

"Kamu pasti cape dan kepanasan, maaf ya. Aku cari taxi aja."

"Gak mau! Aku gak mau naik taxi, aku mau temenin kamu jalan kaki."

"Tapi Sana... wajahmu merah, kamu juga kringetan. Dan pasti kamu lagi di cari-cari sama orang-orang suruhan ayahmu."

"Biarin aja mereka nyariin aku. Aku cuman mau ngabisin waktu sama pacarku sendiri emang salah ya? Kenapa kamu sekarang jadi ikutan nyebelin kayak pria tua itu sih?"

"Sana jangan gitu, kamu gak boleh ngomong gitu tentang ayahmu sendiri."

"Ck yayaya terserahlah, yasudah ayo. Tapi hari ini benar-benar panas Tzu. Gimana kalo kita beli eskrim dulu, kamu punya uang kan buat beli eskrim?" Sana melingkarkan kedua tangannya di lengan Tzuyu, memasang wajah seimut mungkin sampai membuat Tzuyu tak bisa menahan senyumnya sampai lesung pipinya terlihat.

"Cuman beli eskrim? Tentu saja aku punya lah."

"Hore! Ayo kita mampir di minimart depan!"

Tiba-tiba dua mobil sedan hitam berhenti di depan keduanya, Sana berdecak kesal menyadari siapa mereka. Beberapa orang berjas hitam rapi turun dari mobil kemudian mendekat pada Sana dan Tzuyu.

"Nona muda, anda harus pulang bersama kami. Mari Nona." Ucap salah seorang itu kepada Sana.

Sana cepat menggeleng. "Gak mau, kalian pulang aja duluan. Aku mau pulang bareng Tzuyu, kalian cuman menggangguku saja. Pergi sana."

"Maaf Nona, tapi Tuan memerintahkan kami untuk membawa Nona pulang."

"Ish aku bilang enggak ya enggak! Kalian ngerti gak sih? Yaudahlah kalian kalo takut ayah ya tinggal bilang aku udah pulang bareng kalian, gitu aja kok repot."

"Maaf Nona, kami harus menjalankan perintah." Ucapnya lalu melirik pada yang lain seolah memberi tanda.

Mereka mengangguk mengerti kemudian mendekati Sana, membungkuk meminta maaf sebelum membawa paksa Sana masuk ke dalam mobil.

"Yak! Kalian mau mati huh! Lepaskan aku, cepat lepaskan aku."

"Maaf Nona."

"Tzuyu! Tolong aku Tzu!"

Tzuyu ingin membantu Sana lepas dari mereka namun ia langsung di hadang oleh dua orang berbadan kekar. Pria itu hanya bisa menatap mobil yang sudah membawa Sana pergi.

"Hei anak muda, kau sudah di peringatkan untuk menjauh dari Nona kami. Kau mencoba menantang kami sekarang?"

"Ahh.. maaf paman, aku tidak bisa menjauhi Sana. Aku mencintainya."

"Lancang sekali kau! Kau pikir siapa berani menuukai Nona muda kami? Ingatlah kau ini hanya seorang pemuda miskin yang tidak punya masa depan, jauh berbeda dengan Nona kami. Jadi jangan pernah bermimpi untuk bisa mencintai Nona kami."

Oneshoot Sana × TzuyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang