hold my hands

2.6K 187 101
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading...


.

Lampu merah menyala, membuat deretan mobil berhenti rapi berjejer. Pria berjemari panjang itu mengetuk setir kemudinya sembari menunggu lampu lalu lintas berubah warna.

Namun ada yang menyita perhatiannya, pemandangan di depannya terlihat seorang gadis tengah membantu menyeberangkan seorang nenek yang kerepotan membawa barang belanjaannya. Fokus pria itu terus tertuju pada si gadis yang menebar senyum hangat serta begitu sopan pada nenek tua itu, senyuman bibir merah tipis itu secara sendirinya menular pada bibir si pria. Dia ikut tersenyum tipis.

Hingga bunyi klakson menyadarkan pria itu bila lampu sudah berubah menjadi hijau. Pria itu menggelengkan kepalanya pelan lalu menginjak gas melajukan mobilnya, bisa-bisanya gadis asing itu membuatnya tidak fokus seperti ini.

.

Tok tok tok..

"Oh Tzutzu...." Sapa girang seorang wanita berperut besar yang masuk ke dalam ruangan Tzuyu.

Chou Tzuyu, seorang anak tunggal dari pengusaha besar yang bergerak di bidang properti. Memiliki wajah tampan dengan harta yang didepan mata tentu menjadikan Tzuyu sebagai sosok pria idaman para wanita. Dengan bermodalkan itu semua tentu akan mudah baginya mendapatkan wanita yang dia cintai.

Namun nyatanya itu semua tidak berlaku bagi Tzuyu, hingga saat ini dirinya masih saja belum menemukan kekasih hati. Jangankah kekasih, wanita yang mendekatinya saja akan ia abaikan begitu saja tanpa mau melirik sedikitpun.

Tzuyu menghela nafasnya panjang, "Ada apa?"

Wanita cantik bergigi kelinci itu tersenyum lebar, tanpa di persilahkan dengan sendirinya ia duduk di depan Tzuyu. Menaruh beberapa map di atas meja.

"Itu adalah beberapa kandidat penggantiku, besok aku yang akan mewawancarai mereka, apa kamu juga mau ikut mewawancarai?"

Tzuyu menggeleng tanpa minat. “Apa kamu benar-benar harus berhenti bekerja kak Nayeon?”

"Ck kamu ini tidak melihat perutku makin hari makin membesar huh?"

"Tapi aku tidak memberimu pekerjaan berat kan. Bicaralah pada suamimu lagi, Kak."

"Tidak mau! Jeongyeon bisa marah bila aku tetap bekerja, aku ini istri yang baik ya."

"Ck ini semua gara-gara kak Jeongyeon! Kenapa juga dia harus membuatmu hamil? Sekarang aku yang kerepotan!"

"Yak! Kamu tidak suka aku hamil huh? Dasar menyebalkan! Karenamu aku dan Jeongyeon bahkan menunda memiliki momongan selama satu tahun. Itu semua karena aku masih baik mau membantu pekerjaanmu. Berani bicara seperti itu lagi akan ku hajar kamu."

"Yayaya maaf, galak sekali."

"Makanya cepatlah menikah, kamu akan tau rasa bahagianya menunggu kelahiran anakmu nanti."

Oneshoot Sana × TzuyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang