Happy reading...
.
.
.
.
Seorang pemuda tampan memarkirkan motornya di depan sebuah toko kue, dengan langkah lebarnya dia bergegas masuk kedalam toko tersebut. Senyumnya tercipta begitu melihat sang mama disana, memberikan kecupan di kedua pipi mamanya sambil memasang wajah penuh senyumnya sampai lesung pipinya terlihat.
"Hai Mamaku yang paling cantik."
"Biar Mama tebak, kamu kesini pasti ingin minta uang jajan lagi bukan?" Ucap mamanya menatap putranya itu penuh selidik. Senyum anaknya makin lebar.
"Hehehe kenapa Mama bisa tau? Mamaku memang luar biasa." Ucapnya lalu menunjukkan kedua jempolnya kearah mamanya.
Kedua bola mata wanita paruh baya itu memutar dengan malas, bagaimana dia tidak tau jika setiap kali putranya ini datang ke sana pasti ujung ujungnya adalah meminta uang saku tambahan.
Entah apa saja yang di beli oleh anak semata wayangnya itu hingga uang saku yang papanya kasih setiap minggu selalu saja kurang. Padahal beliau tau betul bila suaminya tidak pernah memberi uang yang sedikit, memang putranya saja yang sepertinya punya hobby membeli barang-barang tidak berguna.
"Antarkan kue ini dulu ke pelanggan, baru setelah itu Mama mau kasih upah untukmu." Ucapnya sambil menujuk kearah dua kotak kue yang sudah berada diatas etalase.
"Hanya itu? Baiklah akan aku antarkan, tapi janji berikan upah lebih untuk ganti uang bensinku ya."
"Ya ya ya baiklah, alamatnya ada di dalam dan jangan sampai salah alamat."
Sang anak memberikan salam hormatnya kepada ibunya lalu meraih kantong plastik tersebut. Seperti kata ibunya, dia mengambil sebuah alamat yang tertulis di selembar kertas kecil didalamnya.
"Yasudah aku brangkat dulu Ma, jangan lupa siapkan upahnya." Pamit sang anak kemudian melangkah keluar dari toko.
Bahkan dia sampai berlari kecil sambil melambaikan tangannya karena tidak sabar untuk menyelesaikan misinya dan meminta upah seperti yang ibunya janjikan tadi. Bayangan membeli sebuah papan skateboard baru yang dia lihat beberapa hari yang lalu disebuah mall membuat semangatnya begitu membara.
"Tunggu Tzuyu!"
Langkah pemuda itu berhenti saat ibunya kembali memanggil saat ia sudah sampai di ambang pintu, kemudian menolehkan kepalanya kearah ibunya.
"Jangan buat masalah disana, ingat itu." Ibunya kembali memberi peringatan kepada pemuda bernama lengkap Chou Tzuyu itu.
"Siap Ma."
.
Tzuyu menganga takjub dengan bangunan didepannya ini, berulang-ulang dia melihat kembali kearah alamat ditangannya untuk memastikan jika alamat yang tertulis disana sudah benar dengan alamat bangunan di depannya ini. Tzuyu sungguh yakin jika rumah besar, mewah dan luar biasa ini memang rumah dari salah satu pelanggan di toko kue ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Sana × Tzuyu
Fanfictionwarning 🔞 Cuman cerita pendek Tzuyu dan Sana Update suka-suka