Pada pelit vote dah, sedih nih.
Happy reading...
.
.
Gadis cantik yang masih muda ini mengembangkan senyumnya melihat betapa lahap sang adik saat tengah menyantap makan malamnya. Wajar saja adiknya selahap itu, karena setelah seharian melakukan kegiatan belajar di sekolah, sang adik langsung harus pergi ke tempat lesnya dan baru pulang saat sudah malam seperti ini.
Ting tong.
Bunyi bel pintu menyita perhatian sang kakak, dia langsung bergerak menuju pintunya. Membuka pintu tersebut dan menemukan tetangga sebelah apartemennya yang tengah tersenyum kearahnya.
"Selamat malam Sana cantik, hmm baunya harum." ucap gadis berkulit agak tan ini lalu menyelonong masuk ke dalam unit Sana. Sana si tuan rumah hanya memutar malas kedua bola matanya kemudian bergegas mengikuti gadis tadi.
"Loh kak Jihyo ternyata." ucap adik Sana melihat ternyata tetangga mereka yang datang.
Jihyo terkekeh, lalu duduk disamping adik Sana. "Wah kayaknya en-"
"Kak Jihyo pasti mau minta makan kan!"
"Ehehe, kamu tau aja." kekeh Jihyo.
Sana sudah menyusul mereka, "ambil aja tuh masih di atas kompor. Aku tadi masak banyak." ucap Sana langsung di balas cengiran oleh Jihyo. Tanpa berlama-lama lagi Jihyo langsung bergerak cepat mengambil makan seperti niatnya awal. "Sullyoon, cepet habisin makananmu."
Setelah menyelesaikan makan malam mereka, Sana dan juga Jihyo tengah bersantai di ruang tamu sedangkan Sullyoon sudaha kembali ke kamarnya pamit hendak mengerjakan tugas sekolah.
Oh iya, Sana dan Sullyoon hanya tinggal berdua saja setelah kedua orang mereka meninggal. Memang sulit bagi Sana serta Sullyoon untuk melewati semua ini tanpa kehadiran orang tua, namun Sana sebagai kakak selalu berusaha sebaik mungkin mengambil peran itu demi sang adik.
Sana bekerja di salah satu pusat perbelanjaan sebagai karyawan butik disana. Pendidikan sekolah tingginya harus putus di tengah jalan karena terkendala biaya. Tak ingin adiknya mengalami hal yang sama makanya Sana bekerja amat keras demi mendapatkan uang.
Tahu bila gajinya menjadi seorang karyawan saja tidak akan cukup, maka Sana mempunyai pekerjaan lain yang bisa dibilang memiliki resiko yang cukup tinggi.
Saat tengah serius menonton drama di layar televisi, tiba-tiba ponsel milik Sana berbunyi.
'Ya?'
Sana mengangkat teleponnya ketika benda mungil tersebut bergetar diatas meja.
'Ah, ada pelanggan yang nunggu? Taman kota? Harus banget sekarang? Tapi ini-'
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Sana × Tzuyu
Fanfictionwarning 🔞 Cuman cerita pendek Tzuyu dan Sana Update suka-suka