Happy reading....
.
.
Wanita cantik terlihat tengah menatap tajam pada sesosok tampan yang tengah duduk penuh senyum menatap layar televisi. Tatapan wanita itu amat sangat tajam seolah bisa menusuk siapa saja sampai tembus tentunya.
"Chou Tzuyu berengsek...." gumamnya menatap pada sang kekasih yang belum menyadari ada aura membunuh tengah melingkupi jiwa dan raga dari sang kekasih.
Jadi begini, dari dulu Sana sudah tahu kalau kekasihnya yang bernama si Chou Tzuyu itu memang menyebalkan, tampan, menyebalkan, kaya, menyebalkan, mandiri, menyebalkan, pintar, menyebalkan, dan menyebalkan. Sana amat tahu itu semua.
Tetapi Sana tak pernah menduga bila kekasihnya bisa bertingkah seperti ini. Sungguh di luar nalar.
"Yes! Three point! Mantap!"
Sana menggigit bibir bawahnya kesal. Lihatlah tingkah si Chou Tzuyu itu, benar benar pria yang pantas disebut bajingan tengik.
Ya kan mana ada pria baik yang akan seenaknya meninggalkan kekasihnya di tengah sex mereka hanya karena ingin menonton pertandingan bola basket jam satu dini hari seperti ini.
Tapi nyatanya barusan Tzuyu tega melakukannya.
Sana sedari tadi menahan diri agar tidak tantrum mengacak acak semua benda yang ada di kamar mereka. Wanita itu berdecak kesal melihat Tzuyu yang terlihat semakin serius menonton televisi di depannya, terlebih melihat skor sementara di layar kini team yang Tzuyu pegang tengah tertinggal lumayan jauh. Jelas itu membuat aura di sekitarnya semakin menegang.
Seandainya Tzuyu memberi tahu Sana bahwa dia akan menonton pertandingan malam ini sebelum mereka melakukan hubungan intim itu, Sana mungkin tidak akan tergoda saat Tzuyu memulai melancarkan aksi goda godanya dengan toel toel tipis.
Tapi tadi... sudah digoda duluan, sudah disiksa melalui foreplay panjang melelahkan, dan tepat saat Sana hampir saja mendapatkan klimaks pertamanya, Tzuyu dengan seenak udelnya langsung berhenti dan lari ke depan televisi.
Kurang brengsek apa coba!? Ah tidak hanya brengsek, tapi Tzuyu benar benar bedebah gila. Semua caci dan maki sepertinya pantas Tzuyu dapatkan.
"Huft...."
Sana mengeluarkan napas panjang. Hanya bisa lemas menatap punggung Tzuyu yang masih diam saja sedari tadi meskipun telah dia panggil beberapa kali. Kemudian Sana melihat ke tubuh bawahnya. Sana tipe wanita sopan lemah gemulai yang jarang sekali melontarkan kata kata kasar kepada kekasih tercintanya, tapi tak berlaku untuk ke orang lain. Tapi kali ini....
"Huft... Anjing, padahal tadi nanggung banget. Fuck you, Chou. Bajingan tengik..."
Demi dewa, apa dia harus masturbasi di saat ada kekasihnya yang jelas-jelas bisa jauh lebih memuaskannya daripada tangannya sendiri atau para sex toy itu? Tapi itu memalukan, jelas jelas ada kekasihnya didepan mata. Masa tidak di pergunakan?
Rasanya Sana benar-benar membenci Tzuyu sekarang. Dia lelah harus selalu mengikuti keegoisan pria itu dari awal bahkan sampai sekarang. Wanita itu kembali menatap nanar punggung Tzuyu. Berharap kali ini panggilannya didengar.
"Chewy..." panggil Sana manja.
["Ohhh foul keras diterima Center dari team Lakers yang-"]
"Haisss mainnya kasar! Curang!" pekik Tzuyu kemudian semakin menaikkan volume televisi mereka jauh lebih besar dari sebelumnya.
Mulut Sana kembali terkatup rapat. Sabar... sabar... Tapi bisakah Sana masih sabar lebih dari ini? Wanita itu tak habis pikir, ternyata Tzuyu masih sama seperti laki-laki lain pada umumnya. Semua laki-laki memang sama saja, cih. Sana merintih kecil, dia tidak bisa menahannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Sana × Tzuyu
Fanfictionwarning 🔞 Cuman cerita pendek Tzuyu dan Sana Update suka-suka