married by force 3

982 94 95
                                    

Part 3 ya

Happy reading...

.

.

.

Disebuah kamar suara cekikikan dari dua gadis itu sama sekali tidak mengganggu tidur lelap sang ayah, entah karena terlalu lelah atau memang ayah para gadis itu yang tidurnya seperti orang mati. Kembali garis halus dari pencil alis serta maskara sang ibu tercoret diwajah tampan ayah mereka, tentu diikuti suara cekikikan puas dari keduanya.

Perlahan akhirnya sang ayah yang mulai terusik pun bangun, menyadari hal itu segera saja kedua gadis kecil tadi saling bertatapan penuh arti. Sambil masih mempertahankan cekikikan mereka, keduanya dengan kompak berlari keluar dari kamar.

"Hyewon, Minju, kalian kenapa sih ketawa gitu?" tanya sang ibu begitu kedua anak gadisnya menyusul ke pantri.

Sang ibu masih sibuk menyiapkan sarapan. Keduanya cengengesan sambil menggeleng kemudian menyusul ke si bungsu yang anteng menunggu di kursi bayinya. Namun sang ibu menyadari hal yang janggal dari mereka berdua.

"Kok pencil alis sama maskaranya Mommy kalian bawa sih, hayo kalian buat mainan kan?"

"Enggak kok Mom-"  "Bukan Nju, Mommy-"

"WAAA! HYEWON MINJU! KALIAN APAKAN MUKA DADDY!" pekikan keras itu menggema ke seluruh sudut.

Terdengar langkah menghentak keras membuat kedua anak yang namanya dipanggil itu panik, barang bukti yang ada ditangan masing-masing langsung coba dilenyapkan dengan diberikan kepada sibungsu Sullyoon yang berumur 2 tahun itu.

"Adek pegang ini." ucap Hyewon, si sulung berumur 6 tahun. Hal itu juga diikuti oleh Minju si tengah yang sekarang berumur 5 tahun itu.

Si bungsu yang belum mengerti apa-apa tentu saja menerimanya, disangka para kakaknya itu telah berbaik hati mau membagi mainan untuk dirinya.

"Yak! Dimana anak-anak nakal itu!" sang ayah akhirnya menyusul ke dapur. Dengan penampilan yang membuatnya memekik keras seperti tadi, ulah para putrinya.

"Astaga Tzu, mukamu kenapa sih? Jelek banget." sang istri,  Sana langsung berkomentar jujur. Menutup mulutnya agar tawa puasnya tidak meledak sebab melihat wajah tampan suaminya kini dipenuhi coretan asal. Sana sekarang tahu mengapa putri putrinya tadi muncul dengan tawa kesenangan.

"Hyewon, Minju jangan ngumpet. Sini kalian!" ucap Tzuyu kembali, kedua anaknya itu langsung mendekat pada ibu mereka. Bersembunyi dibalik kaki-kaki ibunya mencari perlindungan.

Selalu seperti itu, setelah membuat ulah maka kedua anak ini akan dengan cepat memberingsut ke belakang ibu mereka yang mereka ketahui tidak akan pernah tega untuk ikut marah.

"Bukan Nju! Tapi dedek Uyoon tuh yang nakal." elak Minju dengan tega memilih mengorbankan adiknya yang gemas.

"Mana mungkin, Sullyoon gak mungkin bisa senakal kamu. Cepetan sini, Daddy jewer telingamu itu."

"Mommy tolong Nju!"

"Daddy mau makan kita Mom, tolong."

"Ish Tzu, udah sih jangan marah-marah gitu. Dicuci pake sabun cuci mukaku juga ilang kok. Sana mandi sekalian, bukannya semalem kamu bilang kalo mau maen golf." ucap Sana membuat Tzuyu mengusap kasar wajahnya.

"Awas kalian ya, nanti Daddy pulang gak beliin kue buat kalian. Liat aja nanti." Tzuyu pun mengalah, meski sejujurnya belum rela. Namun karena istrinya mengingatkan bila ia sudah memiliki janji dengan rekan bisnisnya maka Tzuyu tak punya banyak waktu lagi untuk bersiap jika ingin dirinya tak terlambat.

Oneshoot Sana × TzuyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang