our time

2.5K 189 151
                                    

Happy reading..

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

Akhir pekan biasanya di gunakan orang-orang untuk menghabiskan waktu dirumah atau berlibur. Pria itu berolahraga ringan di halaman rumahnya yang luas untuk mempertahankan kebugarannya.

Saking seriusnya berolahraga, ia sampai tak sadar bila ada wanita yang tengah menggendong bayi kecil berjalan mendekat pada pria itu.

"Chou Tzuyu.." panggilnya, pria tadi berbalik. Kedua alisnya bertaut menatap wanita itu dari ujung kaki hingga keatas kepala.

"Sana? Benarkan kamu Sana?"

Sana berdecih, melangkah lebih dekat kearah Tzuyu. Pria itu kebingungan saat mantan kekasihnya itu menyerahkan seorang bayi mungil padanya, Tzuyu ingin menolak tetapi Sana lebih dulu melepaskan tangannya hingga mau tak mau Tzuyulah yang harus memegangi bocah gembul yang tengah menggigiti jari tangannya itu.

"Chou Minho, umurnya 8 bulan. Dia anakmu."

"HAH!" Tzuyu berteriak terkejut, mulutnya menganga lebar lalu melihat bayi mungil itu kemudian menatap Sana kembali. "Gi-gimana bisa? Hah kamu pasti bohong, mana mungkin makhluk kecil berliur ini anakku! Cih ambil balik nih.."

Sana menggeleng, raut wajahnya begitu serius tak ada tanda-tanda bila dirinya tengah bergurau.

"Aku tau kamu pasti gak percaya, jadi aku udah bawa bukti biar kamu gak bisa ngelak." Sana merogoh tas kecilnya, memamerkan sebuah kertas. Dia menunjukkan kertas itu kepada Tzuyu.

Badan tegap Tzuyu mulai melemas saat membaca isi kertas itu yang menyatakan bila dia memang ayah biologis anak ini.

"Ah shit!" umpat Tzuyu membuat Sana tersenyum tipis. Dengan begini Tzuyu tidak bisa mengelak bayi itu lagi.

"Oke, aku percaya dia anakku. Lalu sekarang apa? Aku gak bisa nikahin kamu, kamu bawa aja anak ini dan nanti aku bakal beri uang buat hidup kalian."

Sana menggeleng remeh, kedua tangannya dia lipat didepan dada.

"Aku gak mau uangmu."

"Lalu?"

"Aku juga gak mau urus anak itu lagi, aku mau kamu yang mengurusnya."

"Apa? Hei jangan bercanda Sana, aku gak mau urus anak ini."

"Aku juga gak mau. Anak itu bener-bener merepotkan, menangis aja kerjaannya. Aku gak tahan lagi, pokoknya aku gak mau urus dia. Kalo kamu gak mau urus juga ya sudah, berikan saja pada panti asuhan atau buang saja dijalanan." ucap Sana membuat kedua mata Tzuyu terbelalak lebar.

Pria itu sangat kaget dengan ucapan Sana yang kasar, dia mengenal Sana sebagai gadis lembut berhati baik. Baru kali ini ia melihat sikap buruk dari wanita ini. Seolah wanita dihadapannya bukanlah Sana yang dulu pernah menjadi kekasihnya.

Oneshoot Sana × TzuyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang