Young Married 6 end

1.4K 131 76
                                    

Happy reading....

.


.

Pagi sudah menjelang, Sana dan Tzuyu nampak lahap memakan sarapannya masing masing, baru juga Sana menelan beberapa suap namun rasa mual sudah menyerangnya. Buru buru Sana berlari kearah kamar mandi setelah merasa ada yang mau ia keluarkan.

Hoekks hoekkksss....

Tzuyu langsung lari ambil air anget trus nyamperin istrinya, membantu memijat tengkuk leher belakang Sana dengan pelan. Setelah dirasa mualnya sudah agak berkurang Tzuyu memberikan air hangat itu untuk Sana.

"Makasih ya." Ucap Sana setelah meneguk habis air hangat dari Tzuyu.

Tzuyu berdecak kesal melihat wajah pucat istrinya, dia kesal karena tidak bisa menghilangkan mual mual yang dialami istrinya seperti ini.

"Sekarang mual banget yah, beda sama pas aku hamil Sullyoon." Ucap Sana dibantu Tzuyu kembali ke ruang makan.

Sana bilang seperti itu bukan tanpa alasan, karena memang kehamilannya yang kali ini terasa lebih berat dari kehamilan pertamanya. Bukannya tambah ringan tetapi malah yang sebaliknya yang dia rasakan.

Yang sekarang dia sering sekali merasa mual apabila mencium aroma yang sedikit menyengat, sering merasa mudah lelah saat melakukan kegiatan yang sedikit berat, sering merasakan kram perut mendadak yang bahkan akan sangat terasa menyakitkan. Pokoknya semua terasa berbeda.

"Mau ke dokter?"

Sana langsung cepat cepat menggeleng.

"Aku gak selemah itu, udah gak papa kok. Kamu lanjutin aja sarapannya, aku udah kenyang."

Tzuyu mengangguk, lalu dia kembali melanjutkan sarapannya yang sempat terhenti. Sedangkan Sana cuman bisa liatin Tzuyu selesai makan doang.

"Tzu, nanti pulang ngampus aku mau ngerjain tugas kelompok dulu ya. Di cafe deket kampus." Ucap Sana langsung membuat Tzuyu menatap tajam kearahnya.

"Gak! Kamu lagi kayak gini bukannya istirahat malah pergi mulu, aku gak ijinin kamu pergi."

"Ih apaan sih, cuman mual doang di ributin. Lagian kan ini mau ngerjain tugas, engak cuman main Tzuyu."

"Tapi-"

"Shut! Kalo gak nugas entar nilai aku jelek, kalo nilaiku jelek entar gak lulus makul ini, kalo gak lulus makul ini entar harus ngulang, kalo ngulang-"

Tzuyu nutup kedua telinganya dengan tangan. "Shut! Iya iya aku ijinin. Tapi ada syaratnya."

"Apa?"

"Nugasnya di rumah aja gak usah di cafe, suruh temen temen kamu kesini biar kamu gak kecapean."

"Iya iya terserah, penting aku bisa nugas titik."


.

Tingtong...

Sana melirik kearah Tzuyu, pria itu masih anteng liatin televisi gak ada niatan buat bukain. Sana lalu berdiri dari tempatnya untuk membukakan pintu.

Tak lama Sana sudah kembali, dibelakangnya ada Nayeon dan satu lagi teman sekelas Sana bernama Momo. Tzuyu cuman lirik sekilas lalu balik fokus ke televisi.

"Kalian duduk dulu, aku siapin minum. Tzuyu minggir! Tempatnya mau di pake nugas." Ucap Sana lalu pergi ke dapur.

"Hai papa Tzu, makin jelek aja nih kalo di liat liat." Ucap Nayeon menyapa Tzuyu.

"Matamu buta, gini-gini aku pernah dapet gelar wajah terganteng sekampus ya." Sahut Tzuyu gak terima, Nayeon cuman muter kedua matanya malas. "Bertiga doang nih?" Tanya Tzuyu karena lihat cuman dua orang doang yang dateng.

Oneshoot Sana × TzuyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang