Amat panjang nih, ati-ati gumoh.
Dengan mantel berbulunya gadis kecil keluar dari gedung besar tempat ia les, di luar sudah menunggu pria paruh baya yang berdiri tegak menunggunya. Melihat nona mudanya keluar pria itu segera menghampirinya dan menerima tas yang di sodorkan. Pria itu berjalan di belakang nona kecilnya, namun langkahnya terhenti saat nonanya ini berdiam di tempat. Ia menatap kemana arah tatap sang nona muda, yakni seorang anak laki-laki yang tengah menangis tak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Nona Sana, mari kita pulang." Ucap pria ini mengulurkan tangan menunjuk kedepan agar nonanya ini kembali melangkah.
Namun bukannya melangkah menuju mobil mengkilap yang terparkir di tepi jalan, melainkan menuju anak laki-laki yang masih menangis itu.
Sana kecil menatap diam anak laki-laki yang mungkin masih seumuran dengannya, atau lebih tua entahlah. Dia hanya berdiri di belakang anak ini dengan pria tadi yang setia di belakang Sana.
"Kenapa kau menangis?" Tanya Sana membuat anak kecil ini menoleh ke belakang. Segera ia menghapus kasar wajahnya tak mau terlihat menangis di depan gadis kecil itu.
Sana melirik kearah kotak yang berada di bawah, dekat kaki anak laki-laki tersebut. Kening Sana mengerut melihat kue yang sudah tak berbentuk di dalam kotak itu.
"Hik.. h-hari ini a-adikku berulang tahun, a-aku sudah menabung uang ku untuk membelikannya kue ulang tahun.. ta-tapi aku menghancurkan kuenya hiks...." ucap anak laki-laki itu sembari sesegukan mengatur nafasnya.
Anak ini kembali menangis sedih melihat kue yang seharusnya ia nikmati berdua bersama sang adik sudah hancur karena kecerobohannya. Seharusnya tadi dia memegang dengan benar kotak kue itu, namun kakinya yang tak sengaja menyandung sesuatu membuat kotak itu terlepas dari tangannya dan berakhir terlempar ke jalanan.
Sana tersenyum tipis, "paman Jinyoung, mana tas ku..."
Pria yang sedari tadi di belakang Sana langsung memberikan tas punggung milik nona kecilnya ini. Sana mengeluarkan dompet kecil dari tasnya, mengambil uang beberapa lembar yang ada di dalam sana.
"Ini terima, belilah kue yang baru untuk adikmu." Ucap Sana menyodorkan sejumlah uang kepada anak laki-laki ini. Anak itu tak menerima sodoran tangan Sana, ia malah menatap tanya kearah gadis cantik itu. "Kurang ya?"
Sana kembali mengeluarkan beberapa lembar dari dompetnya namun anak itu bergegas menggeleng dan menahannya.
"Tidak tidak... bukan itu maksudku.. tapi itu uang yang sangat banyak, aku takut tidak bisa menggantinya." Cicit anak laki-laki itu menunduk sambil memainkan kuku jarinya.
"Tidak perlu di ganti, ambilah. Aku harus pergi sekarang." Ucap Sana menarik paksa tangan anak ini lalu memberikan lembaran uang yang tak sedikit itu pada anak ini. "Ayo kita pulang Paman."
Jinyoung mengangguk lalu mengekor di belakang Sana yang sudah melangkah menuju mobilnya, meninggalkan anak laki-laki itu yang masih terdiam menatap uang yang banyak di tangannya ini.
Mobil mewah itu melaju jauh, menyadarkan anak laki-laki ini dari lamunannya. Dia memukul kepalanya sendiri karena baru sadar belum mengucapkan terima kasih pada gadis kecil itu.
Tak lama senyumnya kembali mengembang, dia meremas uang di tangannya itu lalu berlari sekencangnya kembali ke toko kue yang tadi dia datangi untuk memberikan kue yang baru untuk adiknya.
.
.
.
Bertahun-tahun kemudian,
![](https://img.wattpad.com/cover/239453123-288-k977515.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Sana × Tzuyu
Fanfictionwarning 🔞 Cuman cerita pendek Tzuyu dan Sana Update suka-suka