semasa sekolah

2.1K 194 50
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Happy reading....

.

.

Kedua kaki mungil itu di bawa setengah berlari, mengabaikan tatapan kagum dari beberapa pasang mata bocah bocah abege yang menatapnya sejak dia turun dari mobil. Begitu matanya menangkap papan bertuliskan ruang kepala sekolah, wanita yang tak lagi muda namun tetap cantik sempurna itu semakin mempercepat langkahnya.

Cekrekk...

"Yak Kim Jinni! Apa lagi yang kamu lakukan sekarang huh!" teriak wanita cantik itu begitu membuka ruang kepala sekolah.

Orang orang di dalam ruangan tersebut menatap kaget dengan kedatangan dramatis wanita cantik tadi. Termasuk pada gadis cantik yang memakai seragam, dia segera memalingkan wajahnya yang di tutup telapak tangan sambil bergumam.

"Malu banget asli..." gumam gadis cantik itu.

Tapi seolah tidak mau perduli jika kedatangannya tadi cukup heboh, wanita tadi menghampiri putrinya yang duduk anteng di sofa.

"Kamu pasti bikin ulah lagi, dasar anak nakal!"

"Arkkk sakit Ma!" pekiknya begitu telinga indahnya di jewer secara tidak manusiawi oleh mamanya sendiri. Namun sang mama tidak perduli, dia malah semakin mengeraskan jewerannya di telinga si anak.

"Mama gak peduli, biar Mama putusin telingamu ini sebelah. Nakal!"

"Tapi aku-"

"Gak usah banyak bantah atau nanti Mama cabein mulut kamu!"

"Huaaa ampun Maaaa....."

"Nyonya Kim, tenang dulu nyonya. Ada kesalahan pahaman disini...." ucap kepala sekolah yang sejak tadi melihat drama ibu dan anak ini.

Kepala sekolah ini terlalu terkejut dengan apa yang terjadi didepan matanya sampai-sampai dia baru bersuara setelah salah satu anak muridnya sudah hampir kehilangan satu telinganya.

Sana melepaskan jewerannya dari telinga Jinni, sang putri. Tersadar jika sikapnya sudah terlampau bar-bar didepan kepala sekolah yang terhormat.

Sana cepat cepat berdiri tegap, menarik tangan Jinni supaya ikut berdiri. Jinni memekik kembali saat Sana memegangi kepalanya kemudian memaksanya untuk membungkuk.

"Ahh.. Kepala Sekolah, maaf atas kelancangan anak saya. Saya janji Jinni akan bersikap baik jadi jangan keluarkan dia ya. Janji ini akan jadi ulahnya yang terakhir, saya janji." Kedua ibu dan anak ini membungkuk berulang ulang.

"Eh tunggu dulu. Jinni tidak melakukan kesalahan apapun kali ini Nyonya." ucap Kepala Sekolah membuat Sana menghentikan bungkukkannya, dia mendongak lalu kembali berdiri tegap.

"Hah? Eumm sepertinya telinga saya juga bermasalah, apa benar Kepala Sekolah barusan bilang Jinni tidak melakukan kesalahan?" Sana bertanya untuk memastikan.

Oneshoot Sana × TzuyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang