Seorang pria menatap sedih pada putranya yang terbaring lemah diatas ranjang. Dia kembali menyentuhkan tanfannya pada kening sang anak."Ck kenapa demammya gak turun-turun sih!" kesalnya. Dia merogoh saku celananya mencari ponsel bermaksud untuk memghubunhi dokter kembali.
Namun panggilan lirih dari sang putra membuat gerakan pria ini terhenti.
"Hyewon.. kamu sadar?"
"Mhhmmmm.."
"Dimana yang sakit hmm.."
"Mhmm... Mam-ma.. Mama..."
Pria itu mendesah kasar mendengar dengan jelas apa yang coba putranya katakan.
"Mam..ma..mama.."
"Ck, oke oke Mamamu bentar lagi pulang."
.
Sana mendekap putranya yang tengah tertidur lelap dengan sangat erat, matanya tak pernah sekalipun ia alihnya dari wajah damai pria kecil itu. Tak mau terlewat barang sedetik pun untuk bisa menikmati tiap detik yang bisa ia lalui bersama dengan putranya.
Kedua mata Sana terpejam rapat kala merasakan perasaan sakit di dalam hatinya, ingin menangis namun dirinya tak bisa melakukan hal tersebut. Kuat dan tegar harus dia tunjukkan di depan anaknya, tak boleh ada air matanya yang terjatuh saat bersama dengan anaknya meski anaknya tengah tertidur sekalipun.
Suara pintu terbuka langsung membuat Sana membuka matanya cepat, dia enggan menatap kearah pintu dimana seorang pria tengah berdiri disana. Pelukannya kepada sang anak makin dia eratkan. Pria itu berjalan menuju kearahnya, melihat pemandangan hangat tersebut hanya dengan tatapan yang datar. Kedua tangan yang semula berpangku di atas dada kini ia masukkan ke dalam saku celananya.
"Hyewon udah lebih baik, kamu bisa pergi sekarang." ucap pria itu dengan suara dinginnya.
Sana menggeleng kecil, dia masih tidak mau menoleh kearahnya. "Gak.. badannya masih anget. Gimana kalo nanti malem dia sadar trus nyari aku lagi."
Pelukan Sana terlepas saat pria itu menarik lengan wanita ini dengan kasar, cukup kasar namun untunglah tidak sampai membangunkan jagoan kecil itu yang masih terhanyut dalam mimpi indahnya.
Sana langsung dipaksa turun dari ranjang, lengannya masih di cengkram erat oleh pria bertubuh tinggi itu.
"Gak usah melunjak, anakku bakal baik-baik aja, aku bisa ngurus dia."
"Apanya yang baik-baik aja! Kalo kamu bisa ngurus Hyewon dengan baik dia hak bakal sakit kayak gini."
"YAK!" bentak pria itu dengan keras karena kehilangan kesabarannya. Dia melirik kembali pada putranya yang masih terlelap. Menyugar rambutnya kebelakang lalu menatap sinis pada Sana.
"Jadi kamu pengen terus disini? Oke, terserah. Tapi jangan harap selanjutnya kamu bakal ketemu putraku lagi." Bisik pria itu tepat di samping telinga kiri Sana.
Wanita itu menggeleng dengan cepat, kedua matanya langsung memerah menahan tangis.
"Gak.. aku mohon jangan lakuin itu, oke aku pergi sekarang." Sana memohon pada pria itu, membuat seringai tipis tercipta di bibir pria berwajah sangat tampan tersebut.
Diliriknya lagi kearah putranya, Sana mendekat lalu mengusap wajah tidur putranya dengan lembut. "Mama pergi dulu ya, cepet sembuh. Sampai ketemu lagi Hyewon." bisiknya lalu memberikan satu kecupan penuh sayang di dahi putranya.
"Aku pergi sekarang, tolong jaga Hyewon baik-baik." Ucap Sana pada pria didepannya ini, Tzuyu hanya mengangguk acuh.
Sebelum Sana pergi, Tzuyu kembali menahan lengan wanita ini. Dia mengeluarkan sebuah cek dari dalam sakunya lalu di berikan kepada Sana. selembar cek yang bertuliskan nominal angka yang tidak sedikit, bahkan nominal yang cukup untuk membeli sebuah mobil mewah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Sana × Tzuyu
Fanficwarning 🔞 Cuman cerita pendek Tzuyu dan Sana Update suka-suka