never forget you again

3.2K 188 14
                                    

Happy reading



. . . . .




"Ouchh..."

Seorang pria melenguh saat merasa sesuatu memimpanya. Kedua matanya langsung terbuka mendapatkan wajah cantik baru bangun tidur dari istrinya yang seenaknya duduk diatas perut berototnya.

"Pagi suamiku yang tampan." Ucapnya dengan genit. Wajahnya diturunkan untuk mengecup bibir suaminya yang sexy itu. Dia hanya berniat memberikan kecupan singkat sapaan bangun tidur tetapi suaminya malah menahan tengkuk lehernya dan mengajakkan kepada ciuman yang panas.

"Ahh.."

Benang saliva terbentang begitu mereka melepas cumbuan tersebut. Suaminya mengulurkan tangan menyentuh perut besar istrinya yang tengah hamil 7 bulan itu.

"Anak Papi udah gede ya didalem, sampe Papi keberatan di tindih gini." Ucapnya bercanda namun langsung membuat wajah istrinya masam.

"Kamu mau bilang kalo aku gendut kan!" Sentak istrinya dengan keras.

"Hahaha aku gak bilang gitu kok Sana."

"Hiss tapi aku tau maksud mu kayak gitu Tzuyu!"

Sana turun dari atas perut Tzuyu dan menuruni ranjang.

"Bangun, hari ini kita ada jadwal pemeriksaan rutin sama dokter. Cepet nanti telat!" Ucap Sana lalu masuk kedalam kamar mandi.

Senyum cerah Tzuyu tercipta, dia melompat turun dari ranjang dan cepat cepat ikut masuk ke dalam kamar mandi mengikuti istrinya.

"Yak Tzuyu!!!" Suara pekikan Sana masih bisa terdengar sampai keluar kamar mandi. Sepertinya kegiatan mereka selanjutnya sudah akan bisa di tebak.

.

Waktu mandi yang hanya butuh beberapa menit mungkin akan molor hingga satu jam lebih.

"Shh ouchh Tzuhh..."

Sana meringis dengan kedua tangan meremat dinding basah kamar mandi, menikmati hujaman yang dilakukan Tzuyu dari arah belakang. Jika bukan karena kedua tangan Tzuyu yang memeganhinya, ia yakin bila dirinya sudah jatuh meluruh karena kedua kakinya sudah terasa seperti jelly sekarang.

Atmosfir dingin kamar mandi benar benar bertolak belakang dengan yang dirasakan Sana maupun Tzuyu karena mereka berdua merasa amat panas sekarang.

"Aahhhh Tzuhhhh!" Sana memekik keras, tangannya meremat lengan Tzuyu. Tubuhnya seolah melayang setelah mencapai puncaknya untuk kali kedua.

Tzuyu belum berhenti, dia mengeluarkan miliknya lalu memutar tubuh istrinya kemudian kembali menyatukan milik mereka. Memepetkan punggung Sana pada dinding dingin itu lalu menggerakkan pinggulnya lagi. Meski begitu Tzuyu masih sangat berhati hati agar tidak menyakiti buah hati mereka.

Lagi lagi Sana hanya bisa melenguh keenakan, dia hanya bisa pasrah dan mengharap Tzuyu segera mencapai puncak karena itulah satu satunya cara menghentikan kegiatan panas mereka ini.

Melihat kedua dada bulat besar milik Sana yang melompat-lompat itu membuat Tzuyu makin ganas, dia menggulum sisi sebelah kiri dan memijat lembut dengan tangannya untuk sebelah kanan.

"Ouchh ouchh..."

Srullppp sruullpp...

Cairan putih keluar dengan mudahnya, Sana menggeleng dengan berusaha menahan Tzuyu agar berhenti mengganggu kedua payudaranya.

"Ouchh shhh ja-jangan Tzu.. itu buat anak kit- ahhh.." Memukul lengan Tzuyu supaya tidak menghisap dan meremas percuma air susunya lebih banyak.

Oneshoot Sana × TzuyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang