Let's see 👀🔞

3.7K 160 45
                                    

Happy reading....

.

.

.

Ting ting ting ting....

Bel berbunyi empat kali, itu tandanya sudah waktunya pulang.

Seorang murid mengangkat kepalanya yang sejak tadi menyender diatas meja.

"Nggh..." dia mulai terbangun dari tidurnya.

Matanya yang mengantuk dan baru setengah terbuka mulai mengerjap melihat teman-teman sekelasnya yang lain sudah bergegas meninggalkan ruang kelas. Dan masih ada  beberapa orang yang masih menunggu untuk giliran piket.

Senyum cerah mengembang lebar dari murid tampan itu, merasa senang satu hari disekolah sudah ia lewati dengan tenang. Alias, hanya tertidur saja sejak tadi.

Dia membereskan buku pelajaran yang sengaja ditaruh berserakan di atas meja agar bisa menutupi wajahnya yang tidur di tengah pelajaran tadi. Handal sekali bukan.

Jam pelajaran terakhir tadi benar-benar sudah membuatnya mengantuk. Tak ada sedikit pun konsentrasi yang bisa diberikannya untuk pelajaran yang satu itu. Matematika. Hah! Siapa suruh menaruh pelajaran itu di akhir.

Setelah itu, murid itu pun berjalan keluar kelas sambil sesekali menguap.

DUGG!

Sebuah bahu tak sengaja ditubruk dari belakang.

"Ck! Kamu ini, kalau jalan lihat-lihat sedikit kek!" amuk murid lain yang ditabraknya dengan sedikit marah.

"Ehehe! Ya maaf, gak sengaja elah. Mata masih nempel nih, masih ngantuk banget Bebih.." jawabku asal sambil merangkul pundaknya.

"Singkirin tanganmu!" ucapnya galak menepis cepat tangan murid tampan itu kasar, matanya melotot tak santai seolah hendak keluar dari tempatnya. "Berani meluk meluk lagi kayak tadi, ku pelintir tanganmu ya Tzuyu!"

"Alaah, sok jual mahal!" balas murid tadi tak peduli. Dia kembali merangkul pundak murid perempuan itu dengan mudah karena memang gadis itu lebih pendek darinya.

"Ishhh lepasin Tzu!"

"Ck galak banget sih, Sana." balas Tzuyu mendumal sendiri karena lagi lagi Sana menepis rangkulannya dengan kasar.

"Bodo amat, awas ya meluk lagi. Aku gak main-"

Tzuyu seolah mau menantang Sana, dengan sengaja dia memeluk Sana dengan kedua tangannya. Merangkul kan kedua tangan itu dari belakang tubuh Sana sehingga mengukung gadis itu karena perbedaan tinggi tubuh mereka yang lumayan jauh.

"Wleekkk.... nih ku peluk lagi. Bisa apa kamu hh.. Ehhh ngomong-ngomong kok sekarang rasa-rasanya kamu jadi beda ya? Lebih seksi. Perasaanku doang apa emang ukuran dadamu juga makin besar, dulu kan datar kayak triplek. Nih tanganku hampir gak muat meluk kamu."

DHUAKK!

Sebuah sikutan kuat dari Sana mendarat telak di perut Tzuyu membuat pemuda itu terhuyung lemas ke belakang.

"Sakiiit!" rintihnya.

Sana menoleh ke belakang menatap sengit pada Tzuyu. Tatapannya benar benar mematikan seolah baru melihat musuh bebuyutannya.

"Brani kamu kayak gini lagi, ku potong titit kamu itu. Brengsek!" umpatnya sinis kemudian Sana melenggang pergi berjalan menjauhi Tzuyu yang masih meringis menahan sakit di perutnya.

Tzuyu memandangi Sana yang kian jauh tak terlihat, senyum kecil tiba tiba menghias bibirnya.

Gadis cantik tadi adalah Kim Sana, teman sekelas Tzuyu sekaligus teman sepermainannya dulu. Dia gadis yang pintar, cantik, primadona dan banyak diincar oleh murid kelas satu sampai kelas tiga. Banyak yang menaruh hati bahkan sudah mengungkapkan perasaannya kepada Sana, namun sampai sekarang tidak pernah terdengar kabar bila Sana menerima salah satu dari sekian banyak perasaan dari pria pria itu.

Oneshoot Sana × TzuyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang