brand new day

2.4K 175 63
                                    

Jangan pelit buat vote, atau komen, dan follow juga ya guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan pelit buat vote, atau komen, dan follow juga ya guys.

Happy reading!

.

.

.

Hal yang paling tidak di sukai adalah menunggu kabar dari medan pertempuran. Putri cantik ini menunggu dengan gelisah kabar dari pelayannya, sayangnya kabar yang dibawa pelayannya beberapa saat yang lalu cukup membuatnya cemas. Dalam cemas ia terus berdoa agar ayahnya baik-baik saja dan segera kembali dengan membawa kabar kemenangan untuk diri dan untuk semua rakyat di kerajaan ini.

Pintu kamarnya kembali terbuka dengan lebar, salah satu pelayan kepercayaannya bergegas masuk dengan terburu buru juga raut wajah menunjukkan kepanikan. Ia segera menundukkan kepalanya di hadapan sang putri.

"Maaf Tuan Putri, Baginda Raja telah gugur di medan pertempuran."

Tubuh sang putri hampir limbung karena kabar ini, dunianya seakan hancur. Yang ia punya hanya ayahnya setelah kepergian ibundanya dan kini iapun kehilangan sosok yang selama ini menjaganya hingga sampai bisa sebesar ini. Berarti sekarang tak seorang pun yang ia punya untuk membimbingnya.

Untunglah pelayan Im segera menahan tubuh tuan putrinya agar tidak terjatuh.

"Tuan Putri, kita harus segera meninggalkan istana ini. Pasukan dari kerajaan musuh sudah hampir sampai ke istana, Putri harus segera menyelamatkan diri." Ucapnya.

"Lantas bagaimana dengan nasib seluruh rakyat kerajaan ini, pelayan Im? Aku tak mungkin meninggalkan mereka begitu saja."

"Tapi bila anda tidak segera pergi maka nyawa anda bisa dalam bahaya. Para musuh sangat keji Tuan Putri, mereka mungkin tidak akan memberi kesempatan anda untuk hidup."

Putri ini merasakan dilema, sebagai anggota kerajaan dia merasa bertanggung jawab dengan semuanya sekarang. Tapi saat ini keadaan sudah sangat tidak memungkinkan.

"Saya mohon segeralah ikut saya, Tuan Putri."

Putri itu akhirnya mengikuti tarikan dari pelayannya, bergegas lari menyelamatkan diri sebelum terlambat.

Namun begitu mereka membuka gerbang besar istana, keduanya dikejutkan dengan sosok gagah yang sudah berdiri didepan sana. Sosok bertubuh tinggi dengan tubuh yang penuh dengan luka-luka.

"Tuan Putri Sana, anda tidak akan bisa lari. Mulai sekarang anda menjadi tawanan kami." Ucapnya disertai dengan senyuman. Pria itu melangkah mendekat dan secepat itu pula pelayan Im memasang tubuhnya di depan putrinya.

Sringg..

Sebuah pedang teracung tepat di leher pelayan Im membuat gadis itu berhenti bergerak dengan cepat, ia bergerak sedikit saja sudah bisa dipastikan bila pedang tajam itu akan menggores leher mulusnya.

Oneshoot Sana × TzuyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang