Mengalah

1.7K 181 84
                                    

Nih buat yang kangen oneshot, tapi panjang deh.

Happy reading...

.

.

.

Gadis cantik berusia tujuh tahun ini terus merengek meminta agar sang ibu mau membawanya ke taman bermain yang terbesar di kota tersebut. Karena tidak tahan sejak kemarin anaknya merengek, akhirnya sang ibu mau menurutinya. Berdua mereka menggunakan angkutan umum untuk bisa sampai kesana.

"Yey akhirnya aku bisa ke Everland!" pekik gadis kecil ini, dia melirik kembali kearah ibunya yang tersenyum padanya.

Melihat putrinya bisa sesenang ini tentu menjadi pemandangan yang indah baginya. Terlebih ini juga termasuk hadiah, sebab sang putri bisa memenangkan pertandingan yang diikutinya.

Tapi dibalik semua itu, wanita tersebut menyimpan kegundahan kala menatap gerbang masuk taman bermain besar itu.

"Ayo Ma kita masuk!" ajaknya menarik tangan sang ibu supaya lekas masuk kedalam sana.

"Astaga Sullyoon, sabar sedikit bisa gak sih? Kamu ini gak sabaran banget." balas sang ibu melangkahkan kakinya lebar agar bisa mengejar kaki anaknya yang dibuat berlari.

"Hihihi gak bisa Ma."

Sana, adalah nama ibu itu. Mereka berasal dari salah satu desa kecil Busan, ini kali pertama Sullyoon menginjakkan kaki di kota.

Gadis cantik itu dari kecil amat menyukai olahraga panahan, bahkan semua orang dibuat tidak percaya saat balita yang usianya baru genap lima tahun beberapa hari yang lalu bisa mengarahkan busur panah dengan sempurna.

Sejak saat itu Sullyoon di masuk kedalam club panahan untuk semakin mengasah kemampuannya, dan di club itu dia pula yang menjadi anggota termuda. Berkat kegigihan dan arahan dari pelatih, sekarang Sullyoon bisa pergi ke Seoul untuk mengikuti perlombaan. Dan usaha Sullyoon tidak sia sia, dia bisa menjadi juara dalam perlombaan tersebut.

Meski begitu Sullyoon tetap anak kecil yang usianya baru tujuh tahun, bermain tetap menjadi hal kegembiraannya. Seperti sekarang, Sana harus meluapkan energi extra untuk menemani putrinya bermain segala macam wahana yang ada disana.

Hufttt...

Sana menghela nafasnya, dia tersenyum lalu membungkukkan badannya sejajar dengan Sullyoon.

Diusapnya kening berpeluh sang putrinya kemudian menangkup pipinya yang sudah seharian ini bermain.

"Kamu mau naik apalagi sekarang?" tanya Sana dengan lembut. Sullyoon tersenyum lebar lalu menunjuk pada bianglala tinggi yang sedang berputar.

"Kita naik itu Ma, setelah itu udah kok. Itu yang terakhir, janji."

"Baiklah, ayo kita antri naik itu."

Mata Sullyoon berkedip kedip takjub melihat pemandangan dari atas bianglala. Tidak salah memang mengajak ibunya untuk naik ini. Dia bisa bebas melihat gedung-gedung tinggi dari sana.

Setelah naik wanaha itu Sullyoon pun menepati janjinya untuk pulang saja, tubuhnya juga sudah lelah bermain seharian disini.

"Mama... boleh beli cotton candy?" pinta Sullyoon menunjuk ke stand yang menjual kembang gula berbagai bentuk lucu.

Sana memicingkan matanya. "Gimana kalo gigimu sakit?"

"No, nanti aku gosok gigi. Boleh ya Ma, plis. Ada yang bentuk bunga, lucu banget. Plis plis plis..." rengek Sullyoon kembali. Dan lagi-lagi Sana akan kalah bila putrinya sudah merengek seperti ini, tentu dia tidak akan tega menolak keinginan buah hatinya.

Oneshoot Sana × TzuyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang