just belive in love

2.4K 186 69
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading.....

.


.

Gadis cantik ini menyenderkan kepalanya di atas meja, mengelus-elus hewan pengerat kecil peliharaan kesayangannya yang dia dapat dari sang kekasih sebagai sogokan saat dulu ia ngambek.

Saat ini sang gadis tengah galau, memikirkan satu-satunya masalah yang ada di antara dirinya dan sang kekasih.

"Hamchi... Emang aku gak menantu idaman ya?" tanyanya pada hamster itu.

Hewan kecil itu sibuk menggigiti biji-bijian kesukaannya, tentu saja dia tidak mungkin akan menjawab pertanyaan majikannya itu.

"Aku harus gimana ini...."

Sana mengusap kasar wajahnya karena kesal. Pikirannya berlalu lalang, dipenuhi dengan prasangka mengenai pengalaman pertama bertemu dengan calon mertua. Ya beberapa hari lalu dia dibawa Tzuyu untuk bertemu dengan mamanya.

Padahal mamanya Tzuyu tidak melakukan apapun, tetapi Sana dibuat minder terlebih dahulu.

Saat mama Tzuyu menatapnya, Sana hanya bisa menunduk seolah engsel lehernya rusak. Saat mama Tzuyu berucap, Sana hanya bisa bungkam seribu bahasa. Entah apa yang membuat Sana segerogi itu di depan mamanya Tzuyu, padahal Sana biasanya adalah seorang yang mudah bergaul.

Dalam benak Sana, sosok mama Tzuyu persis dengan gaya tokoh antagonis di sinetron yang selalu menindas. Bahkan mengingat kejadian itu saja sudah bisa membuat Sana kembali gemetar takut. Itu yang ada di pikirannya.

"Ya Tuhan, bisa gak sih tukar tambah calon mertua? Aku takut banget..." lirihnya dengan frustrasi.

Sana menenggelamkan kepalanya diantara dua tangan yang bertumpuk menempel di atas meja. Kepalanya di penuhi dengan pikiran-pikiran buruk.

"Gimana kalo mamanya Tzuyu gak suka aku? Duh gimana kalo mamanya Tzuyu nyuruh Tzuyu mutusin aku? Waaa gimana?!?!"

Pikiran Sana mulai buntu dan mencapai kepesimisan. Mungkinkah dia harus menyerah dan menerima bila ini tanda-tanda Tuhan tidak menakdirkan dia berjodoh dengan Tzuyu.

"No! Aku gak boleh nyerah! Aku harus bisa buktiin kalo cuman Minatozaki Sana yang cantik tiada tara ini yang pantes buat jadi pacar- eh bukan! Tapi istri dari Chou Tzuyu! Aku harus bisa tunjukin pesonaku ke bibi Chou. Aku gak boleh takut!" teriak Sana kembali mengangkat kepalanya dari atas meja.

'Calon istri yang baik adalah wanita yang bisa menyenangkan perut suaminya'

Sana teringat ucapan yang entah pernah ia dengar dari mana. Tetapi kalau dipikir-pikir kalimat itu sepertinya ada benarnya juga. Tiba-tiba sisi kriminalnya seolah berbisik di telinga.

'Pura-puralah menjadi gadis manis yang pandai memasak, kau pasti akan mendapatkan restu dari mamanya Tzuyu. Tiket menjadi calon menantu idamannya akan berada di depan matamu, Sana.'

Oneshoot Sana × TzuyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang