Terdengar deru mesin mobil yang memasuki pekarangan, tak lama pintu rumah terbuka menampilkan seorang pria dengan jas terlampir di bahunya dan memegangi tas kerja. Pria itu tersenyum manis memperlihatkan lesung pipinya kepada gadis kecil yang tengah duduk di karpet ruang tamu."Papa!" Seru si gadis kemudian berlari ke arah ayahnya bersiap untuk melompat dalam gendongan.
Dengan mudahnya tubuh kecil gadis itu terangkat dalam gendongan sang ayah.
"Anak Papa yang cantik, sedang ngapain tadi?" Tanya si ayah.
Anaknya tersenyum memamerkan gigi depannya yang copot satu. "Aku gambar gunung, ibu guru kasih tugas buat gambar Pa."
Si ayah mengangguk paham, menciumi berulang pipi gembul menggemaskan milik putrinya ini.
"Mama mana? Kenapa kamu sendirian?"
"Hmm..." Anak cantik ini menggaruk pipinya, baru mulutnya mau terbuka lagi untuk menjawab namun dirinya malah terlebih dahulu melihat orang yang sedang mereka bicarakan kini tengah menuruni anak tangga.
"Itu Mama!" Seru si anak dengan menunjuk kearah mamanya.
Si ayah menurunkan kembali anaknya, "kalo begitu Papa bersih-bersih dulu ya, kamu selesain tugasmu habis itu Papa temenin tidur. Okey?"
"Okey! Yey dibacain buku cerita lagi sama Papa!" Sorak si anak.
Pria tadi mengacak gemas puncak kepala putrinya, kemudian meraih lagi tas dan jas yang tadi sempat dia jatuhkan begitu saja dilantai. Si anak sudah kembali sibuk dengan gambarnya sendiri.
Sang ayah berjalan melewati istrinya, tanpa melirik sedikitpun dia tetap berjalan begitu saja, membuat sang istri hanya bisa tersenyum simpul dengan sikap suami yang sudah dia nikahi selama 5 tahun ini.
"Minju..." Panggil wanita tadi kepada putri semata wayangnya itu.
"Ya Ma?"
"Mama buatkan susu coklat setelah itu kamu ke kamar ya nungguin Papa."
"Iya Ma, ini tinggal mewarnai awannya aja kok."
Sekarang Minju sudah tertidur lelap di atas ranjangnya, dengan Tzuyu yang masih betah mengelus lembut surai hitam putri tersayangnya itu.
Tzuyu menatap lamat putrinya itu, matanya selalu berlinang bila tengah dalam situasi seperti ini.
Cup...
Satu kecupan Tzuyu berikan di kening Minju.
"Maafin Papa kalo Papa belum jadi ayah yang baik buat kamu, tapi Papa janji akan selalu sayangin kamu melebihi sayang pada diri Papa sendiri." Lirih Tzuyu dan dengan cepat dia menghapus air matanya yang hampir saja menetes ke pipi sang putri.
Setelah menemani Minju sampai tertidur Tzuyu pun beranjak dari tempatnya dengan berhati-hati. Pria itu keluar dari kamar Minju untuk kembali ke kamarnya sendiri.
Begitu membuka pintu kamarnya, Tzuyu melihat istrinya masih duduk di tepi ranjang dengan kepala tertunduk. Tentu setelah tahu suaminya sudah masuk ke kamar wanita itu segera mengangkat kepalanya. Tersenyum menatap sendu pada pria tersebut.
Tzuyu masih diam, dia berjalan kearah sofa panjang di kamar tersebut. Merebahkan dirinya di tempat yang selama ini menjadi ranjangnya, tanpa pernah sekalipun tidur di ranjang yang sama dengan wanita yang berstatus sebagai istrinya.
"Ini udah hampir enam tahun Tzu..." Ucap wanita tersebut.
Tzuyu memutar tubuhnya memunggungi sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Sana × Tzuyu
Fanfictionwarning 🔞 Cuman cerita pendek Tzuyu dan Sana Update suka-suka