Matahari sudah menyengat terik di luar sana, namun sepasang suami-istri ini masih betah berpelukan didalam selimut. Tentu tidak masalah mau matahari udah dipuncak pun tak mengapa karena ac dikamar ini membuat mereka masih nyaman bergumul di balik selimut.
Perlahan mata sang istri mulai mengerjap, begitu terbuka hal pertama yang dia lihat adalah wajah damai pria yang sangat dia cintai. Sungguh ini adalah hal kecil yang sangat membahagiakan untuknya. Dimajukan perlahan bibirnya untuk bisa mengecup bibir sang suami.
Gerakan ini membuat sang suami menggeliat dalam tidurnya, bibirnya menyunggingkan senyum meski matanya masih tertutup rapat.
"Cie nyium nyium nih yee.." ucapnya membuat sang istri kaget.
Sang istri memukul kesal dadanya lalu menjewer hidung mancung milik sang suami.
"Dasar jelek.." balasnya kesal lalu merubah posisinya menjadi terduduk diatas ranjang. "Udah siang, kamu gak kerja?" lanjutnya.
Tzuyu hanya menggeleng pelan, menarik kembali selimut hingga sebatas lehernya. "Entar aja, masih pengen tidur."
Melihat sang suami yang sepertinya masih mengantuk berat membuat Sana terkekeh, mengingat apa yang sudah mereka lakukan semalam. Dia pun turun dari atas ranjang, segera memunguti pakaiannya dan berlari kecil masuk kedalam kamar mandi.
Pagi ini Sana berniat untuk membuat sarapan, tidak sarapan yang ribet sih hanya telur ceplok dan roti panggang yang bisa dia buat karena kebetulan mereka belum sempat belanja keperluan bulanan. Tak lupa dibuatnya pula secangkir kopi hitam untuk Tzuyu. Saat tengah mengaduk kopi, Sana dikagetkan dengan sepasang tangan yang melingkar di pinggangnya.
"Yaampun kamu ngagetin aja tau gak sih Tzu." ucap Sana dibalas kekehan kecil oleh Tzuyu.
Tak dilepasnya pelukan ini, Tzuyu merasa nyaman dan malah menyenderkan dagunya di bahu sang istri. Sana hanya mendiamkan saja Tzuyu berbuat sesukanya karena memang dia sangat suka mengganggu dirinya seperti ini, bahkan disaat Sana sudah selesai membuat kopi pun Tzuyu masih betah memeluk. Mengekor dan menempel dibelakang Sana hingga keduanya berjalan menghampiri meja makan.
"Bisa dilepas gak? Ngegemblok aja kek anak monyet."
Tzuyu langsung melepas pelukannya, dia cemberut didepan sang istri. "Orang ganteng banget kayak begini kok disamain sama anak monyet, sembarangan aja."
Sana tak membalasnya, malas lah berurusan dengan orang narsis. Kemudian keduannya sarapan dengan makanan seadanya buatan Sana.
"Kapan kita periksa ke dokter lagi?" tanya Tzuyu. Oh iya, Sana sekarang sedang mengandung, usia kandungannya juga masih muda baru sekitar 5 minggu.
"Yaelah Tzu baru juga kemarin kita ke dokter, masa udah kedokter lagi sih." Sana memutar malas kedua matanya, bisa bisanya Tzuyu bertanya seperti itu padahal baru kemarin mereka melakukan pemeriksaan rutin.
Tzuyu terkekeh, "ya kemarin kan kita belum tau anaknya bakal cewe atau cowo. Kali aja kalo sekarang udah bisa kelihatan. Aku tuh kepo banget San."
"Sabar papa Tzu, anak kita masih kecil paling masih segede biji ketapang jadi mana bisa ketahuan cewe apa cowo. Entar ya kalo udah agak gedean."
"Yah kecewa aku."
"Lagi emang kenapa kalo cowo dan kenapa kalo cewe? Kan sama aja Tzu, yang penting anak kita sehat."
"Huh tapi aku maunya cewe, biar cantik kayak kamu."
"Bisa aja. Trus kalo cowo gimana? Kamu gak suka?"
"Ya suka dong, tapi tetep pengen cewe jadi kubuntingin kamu lagi ya. Pokoknya kamu bakal ku hamilin terus sampe aku dapet anak cewe hihihi..."
Mata Sana melotot lebat, melempar serbet bersih kearah muka suaminya itu. "Sadis!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Sana × Tzuyu
Fanfictionwarning 🔞 Cuman cerita pendek Tzuyu dan Sana Update suka-suka